Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
DIREKTUR Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan kasus demam berdarah dengue (DBD) terus meningkat setiap tahunnya. Bukan hanya di Indonesia melainkan di dunia.
Per 10 September 2023 Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa angka dengue di Indonesia meningkat. Angka kejadiannya sekitar 25.000/100.000 penduduk di tahun 2012 menjadi 52.000/100.000 penduduk di tahun 2022.
"Bahkan, di negara kita kenaikan ini tidak hanya terjadi pada kasus dengue, tapi juga terjadi pada kasus kematian. Tercatat, di tahun 2018 case fatality rate dengue negara kita sebesar 0,71%, yang meningkat jadi 0,86% di tahun 2022," kata Tjandra, Senin (11/9).
Baca juga : IAKMI Sebut Vaksin Dengue Efektif Turunkan Risiko Kasus DBD di Indonesia
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa insidensi dengue meningkat secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir di dunia, meningkat dari 505.430 kasus di tahun 2000 melonjak menjadi 5,2 juta pada 2019.
"Jadi memang harus diketahui juga bahwa cukup banyak kasus yang tidak terdiagnosis dengan baik dan hanya disebut sebagai penyakit demam (febrile illnesses). Satu penelitian lain lagi bahkan menyebutkan bahwa ada sekitar 3,9 miliar penduduk dunia yang berisiko terinfeksi virus dengue," ujar dia.
Baca juga : Kemenkes Waspadai El nino Sebabkan Peningkatan Kasus Dengue
Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono menekankan bahwa mengantisipasi terjadinya kenaikan kasus yang lebih tinggi, pemerintah telah menggalakkan gerakan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J). G1R1J merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengendalikan penyakit vektor di lingkungan rumahnya sendiri.
"Melalui program ini, masyarakat diajak untuk meluangkan waktu 1 menit di jam 10 pagi selama 10 minggu berturut-turut. Jadi program ini pada prinsipnya dari masyarakat untuk masyarakat," ujar Dante.
G1R1J, lanjut Wamenkes, akan diperkuat dengan inovasi pencegahan dan pengendalian dengue seperti vaksin dengue yang telah terbukti efektif dan efisien dalam mencegah DBD.
"Saat ini terdapat dua jenis vaksin dengue yang sudah mendapat izin penggunaan dari Badan POM dan telah beredar di masyarakat. Dua vaksin tersebut yakni vaksin Dengvaxia dan vaksin Qdenga," tuturnya.
Sementara itu menurut WHO maka pencegahan dan pengendalian dengue utamanya bergantung pada pengendalian vektor, karena jika sudah jatuh sakit maka tidak ada obat yang spesifik untuk membunuh virus dengue (DENV).
Deteksi awal dan akses pada pelayanan kesehatan yang baik juga menjadi faktor untuk menurunkan angka kematian, apalagi kalau diberitakan bahwa Indonesia target bersama mencapai nol kematian akibat dengue di tahun 2030. Jadi, pengendalian dengue memang harus bersifat menyeluruh.
"Tentang vaksin yang akan digunakan di negara kita, disebutkan bahwa saat ini terdapat dua jenis vaksin dengue. Kalau kita lihat data WHO Maret 2023 maka jelas disebutkan bahwa sejauh ini satu vaksin yaitu Dengvaxia sudah di setujui dan mendapat lisensi di berbagai negara," kata Tjandra.
Di Amerika Serikat juga hanya satu vaksin dengue yang digunakan dan di approved oleh Center of Disease Control and Prevention (CDC), yaitu Dengvaxia. (Z-4)
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, pencegahan agar nyamuk tidak berkembang biak dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 3M Plus dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk.
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
DOKTER spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) melaporkan hingga 2 Juni 2025 terdapat 277 kasus kematian akibat DBD dari 63.014 kasus incidence rate dari berbagai daerah.
DALAM kegiatan pengabdian masyarakat Mahasiswa Membangun Desa (MMD) dari Universitas Brawijaya (UB) melakukan pemeriksaan jentik nyamuk cegah demam berdarah dengue (dbd)
Indonesia negara endemik dengue dengan kasus dengue tertinggi di Asia. Kematian yang diakibatkan DBD pada 2025 sebanyak 250 kasus yang terjadi di 123 kabupaten/kota di 24 provinsi.
mencegah penularan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika akan mulai membuka layanan vaksinasi Qdenga (Dengue Tetravalent Vaccine)
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan perlu ada urgensi revisi Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (Stranas Dengue) yang baru bersama DPR
PENYAKIT tidak menular seperti hipertensi dan stunting masih jadi tantangan sektor kesehatan. Indonesia juga belum berhasil mengendalikan penyakit endemik seperti malaria dan dengue.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved