Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Senyum manis menghiasi wajah Sri Hartanti. Ia menjadi salah satu penyandang disabilitas yang menerima bantuan usaha dari Kementerian Sosial.
Sudah sekian tahun sejak usaha menjahit ia tekuni. Akhirnya, tahun ini ia mendapat bantuan pemerintah. Ucapan syukur terlontar ketika Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso di Surakarta memberinya bantuan mesin obras berikut mejanya. Selain itu ia juga mendapat sembako untuk kebutuhan sehari-hari.
“Alhamdulillah, saya diberi bantuan mesin obras. Saya sudah tidak usah repot-repot pergi obras di tempat lain. Saya senang sekali. Apalagi bantuannya tidak hanya mesin obras. Saya juga dapat sembako,” ucap perempuan 46 tahun itu dengan mata berkaca-kaca.
Baca juga: Langkah Menuju Kesetaraan Penyandang Disabilitas di Lingkungan BUMN
Mesin obras adalah alat yang didambakannya. Sebelumnya, ia mesti mengantarkan bahan pakaian yang akan diobras ke toko lain. Sebagai penderita lumpuh layu, ia memiliki mobilitas yang sangat terbatas. Untuk pergi ke toko obras, tentu Sri membutuhkan upaya ekstra.
“Saya tidak bisa jalan sejak usia satu tahun. Waktu itu kata ibu saya, saya sedang belajar jalan. kemudian saya sakit panas, terus disuntik sama mantri (tenaga Kesehatan). Disuntik terus kalau lagi panas, terus lemes, akhirnya saya tidak bisa jalan sampai sekarang,” ibu dua anak ini mengisahkan.
Baca juga: Tech to Empower 2023 Ingin Majukan UMKM Penyandang Disabilitas
Hidup sebagai penyandang disabilitas tidak mudah, namun ia menjalaninya dengan lapang dada. Sri kembali mengenang pada saat sekolah, SD dan SMP ia menimba ilmu di sekolah luar biasa. Ia pun sempat menerima diskriminasi dari teman-temannya.
“Waktu SMA, saya minder karena dianggap lemah oleh teman-teman. Yang mau bergaul dengan saya hanya satu atau dua orang. Karena itu saya berpikir waktu itu saya harus menunjukkan kalau saya mampu,” tutur warga Kelurahan Pajang, Laweyan, Surakarta, itu.
Kini Sri Hartanti sudah menikah. Meskipun sang suami juga penyandang disabilitas, mereka tetap berjuang mengupayakan kesejahteraan untuk keluarganya. Sri menjahit baju dan sang suami berjualan es.
“Untuk menjahit, pendapatan sebulan sekitar Rp1,5 juta. Suami juga berjualan es. Pendapatannya cukup untuk hidup seadanya. Alhamdulillah, mendapat bantuan meja jualan es dan peralatannya, semoga bisa lebih laris,” ucapnya.
Sri berharap dapat lebih cepat menyelesaikan permintaan jahitan dari para pelanggannya. Ia bertekad selalu mandiri, tidak mengandalkan lingkungan sekitarnya, bahkan sangat ingin meringankan beban suami dan keluarganya.
Bantuan kepada Sri Hartanti diberikan dalam rangka Kampanye Pemenuhan Hak-hak Penyandang Disabilitas yang diselenggarakan Sentra Prof. Dr. Suharso Surakarta. Total ada 4 orang penyandang disabilitas penerima bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi).
Bantuan Atensi untuk Klaster Disabilitas sebagai modal usaha, di antaranya berupa peralatan obras untuk menjahit baju, perlengkapan membuat kue, peralatan berjualan es dan motor roda tiga untuk keperluan mobilitas usaha penyandang disabilitas, dengan total mencapai Rp85.568.500.
“Bantuan menyasar para penyandang disabilitas. Mereka memiliki hak yang sama dengan warga negara lainnya. Negara melalui Kementerian Sosial memiliki tugas untuk melindungi dan memfasilitasi pemenuhan hak-hak mereka,” kata Plt Kepala Sentra Terpadu Dr. Soeharso, Supriyono, pada saat penyerahan bantuan. (Z-11)
Yayasan Indonesia Setara (YIS) bekerja sama dengan Yayasan Puspa Indah dan Sariayu Martha Tilaar menggelar program pelatihan bertajuk 'Difabel Beauty Class'.
Penyandang disabilitas memiliki potensi besar yang perlu difasilitasi dengan akses pelatihan dan pendampingan yang tepat.
POLRI menegaskan komitmennya dalam mengimplementasikan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) secara komprehensif. Selain menjalankan fungsi penegakan hukum,
Kecintaan Farah Mubbina terhadap dunia desain bermula sejak kecil. Hobi menggambar dan mengedit foto membawanya mengenal berbagai software desain grafis.
Bagja Prawira, aktivis tuli ini rajin menyuarakan pemenuhan hak masyarakat tuli sekaligus mengedukasi masyarakat mengenai budaya tuli.
KARYA seni bisa menjadi salah satu media untuk meningkatkan kemampuan dan mendukung kreativitas berbagai kalangan, termasuk kalangan disabilitas.
Sekolah Rakyat bukan merupakan program Kemensos, melainkan langsung dari Presiden Prabowo, yang tahun ini diharapkan 100 SR bisa memulai operasional.
Di hadapan para siswa, Gus Ipul sekolah gratis berasrama ini untuk menjangkau anak-anak dari keluarga kurang mampu yang belum terjangkau pendidikan karena keterbatasan biaya.
"Kekuasaan itu kan alat. Alat untuk memperjuangkan saudara-saudara kita yang tertindas, alat untuk memperjuangkan saudara-saudara kita yang masih miskin."
Banyak anak yang sudah putus sekolah ternyata enggan kembali bersekolah, bahkan sebagian sudah melewati usia sekolah dasar.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa belum semua peralatan Sekolah Rakyat berada di masing-masing lokasi karena terkendala pengiriman dan lain sebagainya.
Sebelum memulai MPLS, para siswa akan menjalani Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang meliputi pengecekan tekanan darah, mata, telinga, dan berbagai tes kesehatan lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved