Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Senyum manis menghiasi wajah Sri Hartanti. Ia menjadi salah satu penyandang disabilitas yang menerima bantuan usaha dari Kementerian Sosial.
Sudah sekian tahun sejak usaha menjahit ia tekuni. Akhirnya, tahun ini ia mendapat bantuan pemerintah. Ucapan syukur terlontar ketika Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso di Surakarta memberinya bantuan mesin obras berikut mejanya. Selain itu ia juga mendapat sembako untuk kebutuhan sehari-hari.
“Alhamdulillah, saya diberi bantuan mesin obras. Saya sudah tidak usah repot-repot pergi obras di tempat lain. Saya senang sekali. Apalagi bantuannya tidak hanya mesin obras. Saya juga dapat sembako,” ucap perempuan 46 tahun itu dengan mata berkaca-kaca.
Baca juga: Langkah Menuju Kesetaraan Penyandang Disabilitas di Lingkungan BUMN
Mesin obras adalah alat yang didambakannya. Sebelumnya, ia mesti mengantarkan bahan pakaian yang akan diobras ke toko lain. Sebagai penderita lumpuh layu, ia memiliki mobilitas yang sangat terbatas. Untuk pergi ke toko obras, tentu Sri membutuhkan upaya ekstra.
“Saya tidak bisa jalan sejak usia satu tahun. Waktu itu kata ibu saya, saya sedang belajar jalan. kemudian saya sakit panas, terus disuntik sama mantri (tenaga Kesehatan). Disuntik terus kalau lagi panas, terus lemes, akhirnya saya tidak bisa jalan sampai sekarang,” ibu dua anak ini mengisahkan.
Baca juga: Tech to Empower 2023 Ingin Majukan UMKM Penyandang Disabilitas
Hidup sebagai penyandang disabilitas tidak mudah, namun ia menjalaninya dengan lapang dada. Sri kembali mengenang pada saat sekolah, SD dan SMP ia menimba ilmu di sekolah luar biasa. Ia pun sempat menerima diskriminasi dari teman-temannya.
“Waktu SMA, saya minder karena dianggap lemah oleh teman-teman. Yang mau bergaul dengan saya hanya satu atau dua orang. Karena itu saya berpikir waktu itu saya harus menunjukkan kalau saya mampu,” tutur warga Kelurahan Pajang, Laweyan, Surakarta, itu.
Kini Sri Hartanti sudah menikah. Meskipun sang suami juga penyandang disabilitas, mereka tetap berjuang mengupayakan kesejahteraan untuk keluarganya. Sri menjahit baju dan sang suami berjualan es.
“Untuk menjahit, pendapatan sebulan sekitar Rp1,5 juta. Suami juga berjualan es. Pendapatannya cukup untuk hidup seadanya. Alhamdulillah, mendapat bantuan meja jualan es dan peralatannya, semoga bisa lebih laris,” ucapnya.
Sri berharap dapat lebih cepat menyelesaikan permintaan jahitan dari para pelanggannya. Ia bertekad selalu mandiri, tidak mengandalkan lingkungan sekitarnya, bahkan sangat ingin meringankan beban suami dan keluarganya.
Bantuan kepada Sri Hartanti diberikan dalam rangka Kampanye Pemenuhan Hak-hak Penyandang Disabilitas yang diselenggarakan Sentra Prof. Dr. Suharso Surakarta. Total ada 4 orang penyandang disabilitas penerima bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi).
Bantuan Atensi untuk Klaster Disabilitas sebagai modal usaha, di antaranya berupa peralatan obras untuk menjahit baju, perlengkapan membuat kue, peralatan berjualan es dan motor roda tiga untuk keperluan mobilitas usaha penyandang disabilitas, dengan total mencapai Rp85.568.500.
“Bantuan menyasar para penyandang disabilitas. Mereka memiliki hak yang sama dengan warga negara lainnya. Negara melalui Kementerian Sosial memiliki tugas untuk melindungi dan memfasilitasi pemenuhan hak-hak mereka,” kata Plt Kepala Sentra Terpadu Dr. Soeharso, Supriyono, pada saat penyerahan bantuan. (Z-11)
Community Month McDonald’s Indonesia Bermain Bersama Sahabat Disabilitas
Acara ini merupakan bagian dari komitmen ParagonCorp dalam mendukung inklusi dan pengembangan profesionalisme dalam industri kecantikan.
Setelah menempuh pelatihan, peserta bisa langsung bekerja di DignityKu atau magang di restoran atau kafe lainnya.
Penyandang disabilitas memiliki banyak potensi dan kemampuan yang seringkali terpendam, hanya karena belum diberi kesempatan untuk berkembang.
Di Indonesia masih sangat jarang brand yang menggunakan disabilitas sebagai modelnya. Padahal mereka juga tidak kalah menarik dan cantik ketika bisa mengasahnya.
Marriott International Indonesia dengan senang hati mengumumkan kerja sama berkelanjutan dengan Maria Monique Lastwish Foundation untuk mewujudkan mimpi anak-anak disabilitas
Delapan bulan lalu, Titik Kartika sempat menjalani operasi untuk pengangkatan tumor di bagian kiri wajahnya di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Mereka dibekali dengan pelatihan literasi keuangan dasar, pengembangan usaha sederhana, serta pengelolaan penjualan online
Bantuan program atensi tersebut merupakan kolaborasi Kementerian Sosial dan PT Indofood.
Kondisi terkini di lokasi bencana, banjir berangsur surut walaupun masih terjadi hujan dengan intensitas ringan.
PEMERINTAH sangat serius mengatasi masalah kemiskinan dan ketimpangan sosial di tengah masyarakat.
Perbaikan berkala data penerima bantuan iuran dalam program JKN, dilakukan untuk memastikan bantuan pemerintah sampai ke sasaran yang tepat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved