Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Lima Organisasi Profesi Dokter Luncurkan Konsensus Pencegahan MARSI

Media Indonesia
31/8/2023 17:57
Lima Organisasi Profesi Dokter Luncurkan Konsensus Pencegahan MARSI
Lima organisasi profesi dokter yang bergabung dalam kelompok kerja ahli meluncurkan konsensus peningkatan kesadaran dan pencegahan MARSI.(Ist)

LIMA organisasi profesi dokter yang bergabung dalam satu kelompok kerja ahli meluncurkan konsensus peningkatan kesadaran dan pencegahan Medical Adhesive-Related Skin Injury (MARSI) untuk memperbaiki kondisi MARSI di Indonesia.

Kelima organisasi profesi dokter itu yakni Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (Pabi) diwakili dr Heri Setyanto SpB FInaCS dan Perhimpunan Dokter Intensive Care Indonesia (Perdici) yang diwakili Dr dr Erwin Pradian SpAn KIC KAR MKes.

Selanjutnya, Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) yang diwakili dr Maylita Sari SpKK FINSDV, Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi) yang diwakili Dr dr Kuntjoro Harimurti SpPDKGer MSc, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (Idai) yang diwakili dr Tartila SpA(K).

Baca juga: Tips Beri Pertolongan Pertama untuk Luka Bakar dari CNI

Heri Setyanto menjelaskan MARSI atau cedera kulit akibat perekat medis/plester nyatanya kerap terjadi, tetapi belum terdefinisi dan kurang mendapat perhatian khusus dari tenaga kesehatan di Indonesia.

"Melihat tantangan kesehatan ini, kelompok kerja ahli ini melakukan inisiatif untuk merumuskan konsensus yang berfokus pada peningkatan kesadaran dan pencegahan terkait MARSI," ungkap dia, saat peluncuran konsensus peningkatan kesadaran dan pencegahan MARSI, di Jakarta, Kamis (31/8).

Konsensus MARSI menekankan beberapa hal penting meliputi definisi MARSI, pengkajian faktor risiko, pengamatan berkala untuk identifikasi dini, memilih perekat medis yang sesuai, teknik melepas dan memasang perekat medis/plester, serta rekomendasi terbaik atas pencegahan MARSI.

"Hasil konsensus ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas perawatan pasien," ujarnya.

Baca juga: Anda Harus Tahu, Ini Tiga Pilar Perawatan Kulit

MARSI terjadi akibat penggunaan perekat medis/plester yang kurang tepat sehingga berdampak signifikan pada keselamatan dan kenyamanan pasien, seperti kerusakan permukaan kulit yang menimbulkan rasa nyeri, infeksi, perluasan luka, dan lambatnya penyembuhan luka.

Dampaknya pun akan lebih parah jika dialami kelompok pasien dengan faktor risiko. Komplikasi MARSI juga memberikan beban finansial tinggi akibat kebutuhan pelayanan tambahan dan perawatan luka yang lebih lama.

Dalam meningkatkan kesadaran dan pencegahan MARSI, Essity Indonesia, perusahaan global di bidang hygiene dan kesehatan, mendukung penuh peluncuran konsensus ini.

Commercial Director Essity Indonesia Gustavo Vega menyampaikan pihaknya sangat mengapresiasi dan mendukung penuh upaya kelima organisasi profesi dokter dalam kelompok kerja ahli tersebut.

"Konsensus ini merupakan inisiatif baru dan belum pernah ada di Indonesia. Ini jadi langkah penting dalam merekomendasikan kebijakan dan protokol perawatan luka yang terbaik bagi pasien."

"Semua upaya ini selaras dengan tujuan kami yakni mendobrak hambatan untuk kesejahteraan (Breaking barriers to well-being)," pungkas Gustavo.

Baca juga: Ini Macam-Macam Cedera yang Bisa Dialami Saat Bermain Sepak Bola

Marketing Director Essity Joice Simanjutak menambahkan untuk mendukung konsensus pihaknya berkomitmen melakukan edukasi bagi masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran terkait risiko dan dampak MARSI.

"Juga mendukung sosialisasi MARSI kepada tenaga kesehatan dan menghadirkan inovasi terbaru perekat medis/plester dengan perekat silikon untuk pencegahan MARSI,” terang dia.

Selanjutnya, kata Joice, membina komunikasi terbuka antara penyedia layanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan pasien agar berkontribusi dalam mengidentifikasi masalah dan mengembangkan solusi untuk mengurangi cedera terkait perekat medis/plester. (RO/S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik