Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
LIMA organisasi profesi dokter yang bergabung dalam satu kelompok kerja ahli meluncurkan konsensus peningkatan kesadaran dan pencegahan Medical Adhesive-Related Skin Injury (MARSI) untuk memperbaiki kondisi MARSI di Indonesia.
Kelima organisasi profesi dokter itu yakni Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (Pabi) diwakili dr Heri Setyanto SpB FInaCS dan Perhimpunan Dokter Intensive Care Indonesia (Perdici) yang diwakili Dr dr Erwin Pradian SpAn KIC KAR MKes.
Selanjutnya, Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) yang diwakili dr Maylita Sari SpKK FINSDV, Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi) yang diwakili Dr dr Kuntjoro Harimurti SpPDKGer MSc, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (Idai) yang diwakili dr Tartila SpA(K).
Baca juga: Tips Beri Pertolongan Pertama untuk Luka Bakar dari CNI
Heri Setyanto menjelaskan MARSI atau cedera kulit akibat perekat medis/plester nyatanya kerap terjadi, tetapi belum terdefinisi dan kurang mendapat perhatian khusus dari tenaga kesehatan di Indonesia.
"Melihat tantangan kesehatan ini, kelompok kerja ahli ini melakukan inisiatif untuk merumuskan konsensus yang berfokus pada peningkatan kesadaran dan pencegahan terkait MARSI," ungkap dia, saat peluncuran konsensus peningkatan kesadaran dan pencegahan MARSI, di Jakarta, Kamis (31/8).
Konsensus MARSI menekankan beberapa hal penting meliputi definisi MARSI, pengkajian faktor risiko, pengamatan berkala untuk identifikasi dini, memilih perekat medis yang sesuai, teknik melepas dan memasang perekat medis/plester, serta rekomendasi terbaik atas pencegahan MARSI.
"Hasil konsensus ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas perawatan pasien," ujarnya.
Baca juga: Anda Harus Tahu, Ini Tiga Pilar Perawatan Kulit
MARSI terjadi akibat penggunaan perekat medis/plester yang kurang tepat sehingga berdampak signifikan pada keselamatan dan kenyamanan pasien, seperti kerusakan permukaan kulit yang menimbulkan rasa nyeri, infeksi, perluasan luka, dan lambatnya penyembuhan luka.
Dampaknya pun akan lebih parah jika dialami kelompok pasien dengan faktor risiko. Komplikasi MARSI juga memberikan beban finansial tinggi akibat kebutuhan pelayanan tambahan dan perawatan luka yang lebih lama.
Dalam meningkatkan kesadaran dan pencegahan MARSI, Essity Indonesia, perusahaan global di bidang hygiene dan kesehatan, mendukung penuh peluncuran konsensus ini.
Commercial Director Essity Indonesia Gustavo Vega menyampaikan pihaknya sangat mengapresiasi dan mendukung penuh upaya kelima organisasi profesi dokter dalam kelompok kerja ahli tersebut.
"Konsensus ini merupakan inisiatif baru dan belum pernah ada di Indonesia. Ini jadi langkah penting dalam merekomendasikan kebijakan dan protokol perawatan luka yang terbaik bagi pasien."
"Semua upaya ini selaras dengan tujuan kami yakni mendobrak hambatan untuk kesejahteraan (Breaking barriers to well-being)," pungkas Gustavo.
Baca juga: Ini Macam-Macam Cedera yang Bisa Dialami Saat Bermain Sepak Bola
Marketing Director Essity Joice Simanjutak menambahkan untuk mendukung konsensus pihaknya berkomitmen melakukan edukasi bagi masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran terkait risiko dan dampak MARSI.
"Juga mendukung sosialisasi MARSI kepada tenaga kesehatan dan menghadirkan inovasi terbaru perekat medis/plester dengan perekat silikon untuk pencegahan MARSI,” terang dia.
Selanjutnya, kata Joice, membina komunikasi terbuka antara penyedia layanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan pasien agar berkontribusi dalam mengidentifikasi masalah dan mengembangkan solusi untuk mengurangi cedera terkait perekat medis/plester. (RO/S-2)
Jenis kulit bisa berubah karena usia, hormon, dan skincare yang tidak tepat. Kenali penyebab dan solusi agar perawatan kulit tetap efektif dan tepat sasaran.
Sebaiknya menghindari produk perawatan kulit yang menawarkan hasil instan saat berusaha mengatasi masalah jerawat.
Salah satu produk andalan dari rangkaian ini adalah PDRN Spirulina Sherbet Mask, masker bubuk yang saat dicampur dengan air akan berubah menjadi tekstur seperti sorbet dingin.
Popularitas teknologi sEVs kian meningkat di Indonesia, seiring dengan pergeseran preferensi masyarakat dari bahan biologis ke formulasi sintetik yang lebih stabil dan dapat dikontrol.
Salah satu keunggulan yang menjadi daya tarik kedua moisturizer ini adalah teksturnya yang ringan dan cepat menyerap tanpa rasa lengket.
Toko Sociolla di Padang menghadirkan lebih dari 4.000 produk dari 200 lebih brand ternama, baik lokal maupun internasional.
AIPKI bersama para pimpinan fakultas kedokteran dari seluruh Indonesia sepakat mendukung penuh harapan Presiden untuk menambah tenaga dokter dan tenaga Kesehatan.
ARTIS Korea Selatan, Kang Seo Ha, meninggal dunia di usia 31 tahun karena berjuang melawan kanker lambung yang diketahui sudah stadium 4.
Pendidikan kedokteran bukan hanya tentang meraih gelar akademik, tetapi juga membentuk jati diri sebagai pelayan kesehatan yang berintegritas.
Adapun gejala yang patut diwaspadai meliputi sesak napas, nyeri dada di bagian tengah yang menjalar, serta jantung berdebar secara tidak normal.
Pada EMT ke-2 BSMI untuk Gaza ini, BSMI mengirim pakar stem cell dan penyembuhan luka Prof Dr dr Basuki Supartono SpOT FICS MARS.
Sidang digelar di Ruang Kartika dilakukan secara tertutup sebagai perkara tindak pidana kekerasan seksual.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved