Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
MANAJER Riset Center for Digital Society Universitas Gajah Mada Yogyakarta (CfDS UGM) Agung Tri Nugraha mengatakan universitas-universitas dan para pelaku industri di sektor digital perlu lebih banyak melakukan interaksi untuk mengatasi kesenjangan talenta digital yang saat ini terjadi di Indonesia.
"Kita perlu mengatasi adanya gap antara kebutuhan industri dan lulusan perguruan tinggi (PT). Ini adalah masalah yang harus diatasi. Selain ada literasi digital, universitas juga perlu bangun interaksi. Kami di UGM juga menyiapkan rencana untuk mengundang industri datang ke kampus untuk menciptakan interaksi tersebut," kata Agung seperti dilansir dari Antara.
Menurut dia, meski saat ini sudah banyak perguruan tinggi yang menggunakan program magang untuk mengenalkan kondisi industri pada mahasiswa, namun, langkah tersebut masih kurang cukup.
Baca juga: Betapa Penting Pendidikan Vokasi di Perbatasan
Hal itu dapat terlihat dari laporan yang dikeluarkan Wiley pada 2021 bertajuk Digital Skill Gap Index, pada laporan itu Indonesia menempati posisi ke-11 dari 19 negara di kawasan Asia Pasifik dalam hal kesenjangan kebutuhan talenta digital antara pencetak SDM dan industri.
Laporan lainnya dari Insead pada 2022 bertajuk Global Talent Competitiveness Index mengungkapkan dari 133 negara yang ada, Indonesia ada di posisi ke-82 yang artinya masih dibutuhkan program yang lebih baik untuk menciptakan talenta digital di dalam negeri.
Baca juga: Pakar: Penerapan Industri Hijau Tingkatkan Daya Saing PHE
Berkaca dari laporan-laporan itu, maka salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk menciptakan lebih banyak talenta digital ialah mengajak para pelaku industri bisa ikut masuk ke universitas-universitas. Tujuannya agar industri dapat memperlihatkan kebutuhan talenta digital yang tepat kepada lembaga pendidikan dan sekaligus bisa ikut mendidik talenta digital sesuai dengan keperluannya.
Terkait dengan kebutuhan talenta digital, berdasarkan laporan Bank Dunia di 2018 diketahui Indonesia disebut membutuhkan sebanyak sembilan juta talenta digital hingga 2030 untuk bisa mencapai potensi maksimal ekonomi digital-nya. (Z-6)
Adopsi AI dini jadi kunci bisnis kuliner unggul di era digital. Pelaku F&B di Indonesia dituntut cepat bertransformasi agar tak tertinggal dalam persaingan.
Inisiatif pengembangan produk baja yang efisien energi dan ramah lingkungan merupakan langkah penting dalam memperkuat daya saing industri nasional.
PENURUNAN daya saing Indonesia di tingkat global dinilai mengkhawatirkan. Terlebih penurunan daya saing itu utamanya disebabkan oleh penurunan peringkat efisiensi pemerintah.
PENURUNAN tajam peringkat daya saing Indonesia dalam laporan IMD World Competitiveness Ranking 2025 tidak lepas dari merosotnya efisiensi pemerintah dan efisiensi bisnis.
Hadapi globalisasi dengan strategi jitu! Pelajari cara beradaptasi, meningkatkan daya saing, dan meraih peluang di era global. Klik untuk tips sukses!
Ayep Zaki menekankan pentingnya mentalitas dan kualitas sebagai pondasi utama dalam membangun usaha kecil menengah yang berdaya saing.
Fokusnya bukan hanya menjual produk, tetapi membangun pengalaman tidur sehat melalui bahan bebas logam berat, desain ergonomis, dan inovasi berkelanjutan.
Perkuat Pasar Indonesia, Cognex Hadirkan Pusat Layanan & Demo Teknologi di Bekasi
Pabrik ini diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan menjadi pusat inovasi industri gula yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
SINERGI antara teknologi dan kesadaran kolektif industri dalam menghadapi tantangan krisis energi dan perubahan iklim dinilai penting.
PAMERAN Indonesia International Electronics and Smart Appliances Expo (IEAE) 2025 kembali digelar pada 6-8 Agustus 2025.
INDUSTRI kosmetik dan skincare tanah air yang terus mencatatkan pertumbuhan positif menjadi alasan bagi para manufaktur maklon melahirkan inovasi bagi UMKM.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved