Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MANAJER Riset Center for Digital Society Universitas Gajah Mada Yogyakarta (CfDS UGM) Agung Tri Nugraha mengatakan universitas-universitas dan para pelaku industri di sektor digital perlu lebih banyak melakukan interaksi untuk mengatasi kesenjangan talenta digital yang saat ini terjadi di Indonesia.
"Kita perlu mengatasi adanya gap antara kebutuhan industri dan lulusan perguruan tinggi (PT). Ini adalah masalah yang harus diatasi. Selain ada literasi digital, universitas juga perlu bangun interaksi. Kami di UGM juga menyiapkan rencana untuk mengundang industri datang ke kampus untuk menciptakan interaksi tersebut," kata Agung seperti dilansir dari Antara.
Menurut dia, meski saat ini sudah banyak perguruan tinggi yang menggunakan program magang untuk mengenalkan kondisi industri pada mahasiswa, namun, langkah tersebut masih kurang cukup.
Baca juga: Betapa Penting Pendidikan Vokasi di Perbatasan
Hal itu dapat terlihat dari laporan yang dikeluarkan Wiley pada 2021 bertajuk Digital Skill Gap Index, pada laporan itu Indonesia menempati posisi ke-11 dari 19 negara di kawasan Asia Pasifik dalam hal kesenjangan kebutuhan talenta digital antara pencetak SDM dan industri.
Laporan lainnya dari Insead pada 2022 bertajuk Global Talent Competitiveness Index mengungkapkan dari 133 negara yang ada, Indonesia ada di posisi ke-82 yang artinya masih dibutuhkan program yang lebih baik untuk menciptakan talenta digital di dalam negeri.
Baca juga: Pakar: Penerapan Industri Hijau Tingkatkan Daya Saing PHE
Berkaca dari laporan-laporan itu, maka salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk menciptakan lebih banyak talenta digital ialah mengajak para pelaku industri bisa ikut masuk ke universitas-universitas. Tujuannya agar industri dapat memperlihatkan kebutuhan talenta digital yang tepat kepada lembaga pendidikan dan sekaligus bisa ikut mendidik talenta digital sesuai dengan keperluannya.
Terkait dengan kebutuhan talenta digital, berdasarkan laporan Bank Dunia di 2018 diketahui Indonesia disebut membutuhkan sebanyak sembilan juta talenta digital hingga 2030 untuk bisa mencapai potensi maksimal ekonomi digital-nya. (Z-6)
Untuk mendorong daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Bentoel Group meluncurkan program Bangun Karya.
Ayep Zaki menekankan pentingnya mentalitas dan kualitas sebagai pondasi utama dalam membangun usaha kecil menengah yang berdaya saing.
Kota Jakarta harus dipersiapkan sebagai kota global yang kompetitif dan berdaya saing usai Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ) disahkan pada 28 Maret kemarin.
Kewenangan Jakarta dalam pembiayaan dan penyediaan perumahan dijharapkan lebih meluas usai pebcavutan statusnya dari DKI.
Kota Jakarta diprediksi akan mengalami proses kemunduran kota (inner city decline) pasca tidak lagi menyandang status sebagai ibu kota negara
Setiap perusahaan yang concern menjalankan Environment Sosial Governance (ESG) bisa memperoleh sejumlah keuntungan.
Dalam kolaborasi ini, Melaney tidak hanya memberikan namanya, tetapi juga terlibat secara langsung dalam setiap tahap pembuatan parfum.
Samuel Wongso merefleksikan semangat inovatif dari Where Next Club ketika ia melanjutkan warisan Wong Hang Tailor, label fashion ikonik yang telah berkiprah di dunia mode Indonesia sejak 1933
Di balik gemerlapnya panggung fesyen, terdapat tantangan-tantangan besar yang dihadapi oleh para desainer. Persaingan tidak sehat membuat desainer sulit untuk meraih keuntungan
Berkat konsistensi dan kecintaan terhadap kuliner, Michelle Ongko dan Olivia berhasil membuktikan bisnis kuliner mereka mampu bertahan di tengah gempuran tren kuliner ‘kekinian’.
Ketiga menu tersebut yakni Fire Chicken, Flying Chicken, dan Richicken.
INDUSTRI perhotelan di Indonesia memiliki sejarah dan perjalanan yang panjang. Di baliknya, terdapat sosok-sosok pemimpin yang menjadi teladan. Salah satunya ialah Christian Jacob.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved