Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Ruang Terbuka Hijau Bisa Jadi Pilihan Lokasi Wisata

Basuki Eka Purnama
27/8/2023 13:15
Ruang Terbuka Hijau Bisa Jadi Pilihan Lokasi Wisata
Foto udara sejumlah warga bermain di Taman Kota Cibinong Situ Plaza, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.(ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

GURU Besar Pulmonologi Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan ruang terbuka hijau bisa menjadi pilihan lokasi wisata saat ini terutama bagi mereka yang sebelumnya beraktivitas di lingkungan berpolusi udara.

"Kalau kita berada di ruang terbuka hijau yang luas tentu akan lebih menyegarkan daripada berada di tengah perempatan yang penuh kemacetan. Jadi baik saja kalau memang akan ke kebun raya dan lainnya," kata Tjandra melalui pesan elektronik, Sabtu (27/8).

Tjandra, yang menjabat sebagai Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), mengingatkan orang-orang tetap harus memeriksa kadar polusi di ruang terbuka hijau yang akan dikunjungi. 

Baca juga: Penelitian Ilmiah Soal Penyemprotan Jalan untuk Kurangi Polusi Hasilkan Hasil Beragam

Secara umum, dia menjelaskan,keberadaan ruang terbuka hijau akan dapat menurunkan kadar polusi udara, tetapi, tergantung dari berapa besarnya ruang terbuka dan berapa tinggi polusi yang sudah terjadi.

"Tentu juga tidak ada patokan pasti kalau kadar polutan di kebun raya adalah sekian maka sekian lama harus berada di ruang terbuka atau tidak," ujar Penasihat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia cabang Jakarta itu.

Tjandra mengingatkan polusi udara terus berkecamuk di Jakarta dan sekitarnya dan sudah muncul dampak pada kesehatan masyarakat. 

Baca juga: Usulan Ganjil Genap Selama 24 Jam Dinilai Layak Diuji Coba

Oleh karena itu, menurut dia, penanganan yang paling tepat yakni mengidentifikasi faktor penyebab dan segera mengatasinya dengan harus tindakan yang berdampak nyata tanpa perlu terlalu mengorbankan masyarakat.

Selain penanganan di hulu yang utama, perlu ada pelayanan di hilir tentang kesehatan masyarakat.

Tjandra lalu mengusulkan tujuh langkah untuk bisa dilaksanakan di Puskesmas terutama di kawasan Jakarta.

Pertama, mengaktifkan perlengkapan untuk sanitasi yang ada di Puskesmas untuk menilai kualitas udara setempat.

"Jadi, akan ada data polusi per Kecamatan dan bahkan per kelurahan, walaupun mungkin ada kualitas udaranya tidaklah lengkap sempurna," tutur Tjandra.

Selanjutnya, mengaktifkan kegiatan practical approach on lung health (PAL) atau pendekatan praktis terkait kesehatan paru yang digagas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena akan amat berperan dalam deteksi, evaluasi dan tindakan kesehatan paru di lapangan.

"Saya kira, Puskesmas di Jakarta dan sekitarnya sudah mengenal PAL, tinggal mengaktifkannya saja," kata Tjandra.

Ketiga, menjaga dan menindaklanjuti surveilans keluhan respirasi dan lainnya baik dalam gedung puskesmas, di lapangan wilayah kerjanya, maupun oleh kader kesehatan kalau memang data menunjukkan tren peningkatan.

Keempat, meningkatkan promosi kesehatan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) baik tentang berbagai kemungkinan dampak kesehatan maupun akses informasi polutan setempat. Kelima, untuk pasien-pasien penyakit kronik yang biasanya ditangani puskesmas, maka diberi perhatian khusus.

"Kalau mungkin dikontak untuk tanya keadaannya, telemedisin, atau diminta datang ke puskesmas atau dilakukan kunjungan rumah," saran Tjandra.

Keenam, apabila ada peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan lainnya,Puskesmas diharapkan memberi pengobatan yang baik. Bila perlu dilakukan rujukan ke Rumah Sakit Umum Daerah atau rumah sakit lainnya.

Terakhir, menurut Tjandra, sebaiknya semua Puskesmas membuat semacam pojok polusi yang dapat memberi informasi kepada masyarakat tentang berbagai aspek polusi udara di wilayah mereka. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik