Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Keterampilan Berpikir Kritis Penting untuk Generasi Muda

Yakub Pryatama Wijayaatmaja
20/8/2023 21:30
Keterampilan Berpikir Kritis Penting untuk Generasi Muda
Peserta 3rd Critical Thinking Championship (CTC) 2023(Dok. BPTI Kemendikbudristek)

INFORMASI semakin mudah diakses melalui bantuan teknologi, salah satunya melalui media sosial atau pun dari berbagai website. Namun, kemudahan dalam mengakses informasi sangat perlu diimbangi dengan kemampuan berpikir kritis agar seseorang dapat membuat keputusan yang lebih baik, membedakan fakta dan opini, dan tidak mudah tergiring dalam berita atau informasi hoaks.

Kemampuan berpikir kritis dapat membantu seseorang untuk menyaring atau menyeleksi berbagai informasi yang beredar.

Sadar akan pentingnya berpikir kritis, Ingatan Gajah didukung oleh Balai Pengembangan Talenta Indonesia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menggelar kompetisi tahunan yang bertajuk 3rd Critical Thinking Championship (CTC) 2023 di Jakarta.

Baca juga : Betapa Penting Pendidikan Vokasi di Perbatasan

Sebnyak 44 sekolah dari 20 kota mengikuti kompetisi tersebut dan kemudian diseleksi hingga tersisa 34 sekolah yang berasal dari 10 kota.

CTC memiliki beberapa tahapan yang dimulai dari workshop pelatihan critical thinking sebanyak yang diisi oleh berbagai narasumber seperti Direktur Indonesia Intelektual Akademi Yudi Lesmana, Founder Tiket.com Natali Ardianto, dan public health doctor Cashtry Meher . 

Baca juga : SMK TI Muhamadiyah Cikampek Suguhkan Pertunjukan Orkestra di Kemendikbudristek

Tahapan berikutnya adalah babak penyisihan dengan peserta akan diuji sebanyak 50 pertanyaan berbentuk pilihan ganda terkait Categorizing, Pattern Analysis, Comparing, Ordering in Term of Size and Time, Analyzing Relationship, High Order Thinking Skills (HOTS). 

Kemudian peserta melanjutkan ke babak semifinal dengan memilih isu topik yaitu food waste, water pollution, dan stunting. Kemudian 5 peserta terbaik dari masing-masing kelompok umur 11-14 tahun dan 15-18 tahun maju ke babak final untuk mempresentasikan topik yang telah dipilihnya dan melakukan sesi diskusi bersama panelis yang telah berpengalaman di bidangnya.
 
Kompetisi Critical Thinking Championship sudah diadakan sejak 2021 dan di tahun ketiga ini terdapat kategori baru yaitu kategori berkelompok dimana para peserta membuat project prototype untuk pilihan topik food waste, water pollution, atau stunting dalam kelompok yang berisi 3-7 orang. 

Pada tahun ini terbentuk total 10 kelompok yang mengikuti babak Grand Final dengan total peserta sebanyak 40 orang.
 
"Perasaan kita senang banget, karena kita gak menyangka bisa mendapat Juara 1. 
Kita juga awalnya ada sedikit kepasifan juga diantara anggota kita, setelah kita berusaha dan menemukan solusinya pada akhirnya kita berhasil buat prototype yang benar. Temanku juga bantu buat siapin barang untuk bikin prototypenya. Pokoknya mulai dari materil maupun ide-ide itu juga dari dukungan orang tua banyak banget." Ucap perwakilan kelompok 9, Muhammad Ritzy. 

Kelompok 9 berhasil menjuarai kompetisi tersebut karena prototipe proyeknya yang original dan mudah diduplikasi bernama Ecopet Bites. 

Proyek itu  berhasil mengubah food waste menjadi makanan kucing. Berdasarkan penelitian mereka, lebih dari 50% masyarakat Indonesia memiliki hewan peliharaan salah satunya kucing. 

Saat makanan sisa dirumah sudah tidak ada yang mengonsumsinya lagi, maka user dapat mengubahnya dengan metode Ecopet Bites agar makanan ini disukai oleh hewan peliharaan.

Soepriyatna menyebut ajang ini dapat memberikan dampak positif bagi generasi muda di masa mendatang. 

“Saya sangat amaze bahwa anak-anak dari umur yang sangat muda bahkan ada yang masih 12 tahun sudah bisa memberikan pendapatnya dan argumennya secara kritis dilengkapi data-data di depan panggung. Saya rasa, kegiatan ini akan memiliki banyak dampak positif bagi generasi muda di masa yang akan datang,” ucapnya. 
 
Panelis lainnya, Cashtry Meher mengatakan, anak-anak pada kompetisi ini sangat-sangat cerdas karena mampu menjelaskan topik tentang stunting yang sudah diajarkan sebelumnya lewat pelatihan-pelatihan pra kompetisi dengan sangat baik. 

“Tidak hanya itu saja mereka juga mampu memberikan usulan dan solusi yang bisa diimpelementasikan di masyarakat untuk menurunkan angka stunting di Indonesia,” tandasnya. (Z-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya