Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Capaian Transformasi Kesehatan pada Layanan Primer dan Rujukan

Iqbal Al Machmudi
20/8/2023 20:55
 Capaian Transformasi Kesehatan pada Layanan Primer dan Rujukan
LAYANAN PRIMER: Petugas melayani warga untuk mendapatkan layanan kesehatan di Posyandu Prima, Puskesmas Pembantu Jambangan, Surabaya.(ANTARA/ DIDIK SUHARTONO)

KEMENTERIAN Kesehatan melaporkan deretan capaian transformasi kesehatan salah satunya yakni transformasi layanan primer dan layanan rujukan. Pada transformasi layanan primer sebanyak 2,2 juta remaja putri mendapat tablet tambah darah, kemudian sebanyak 106.711 ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK) yang ditemukan dan ditangani.

"Ada juga anak stunting yang ditangani sejumlah 1.018.499 anak. Angka stunting nasional juga menurun menjadi 21,6% pada tahun lalu dari sebelumnya 24,4% di 2021. Kemudian ibu yang melakukan ASI eksklusif sebanyak 443.113 ibu, kunjungan pemeriksaan kehamilan sebanyak 6 kali (K6) sejumlah 1.771.383 ibu hamil," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi, Minggu (20/8).

Persalinan di fasilitas layanan kesehatan juga meningkat menjadi 2,07 juta kelahiran, setelah itu balita yang dipantau tumbuh kembangnya sebanyak 8,6 juta balita. "Bayi baru lahir yang dilakukan pemeriksaan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) sebanyak 337.551 bayi. Revitalisasi posyandu juga dilakukan pada 300 ribu posyandu. Termasuk penambahan 3 jenis imunisasi rutin bagi anak, dari 11 menjadi 14 jenis vaksin," ujarnya.

Untuk transformasi layanan rujukan dengan pembangunan 15 rumah sakit pratama untuk penguatan layanan rujukan di daerah terpencil. Proses pembangunan 4 RS vertikal baru di wilayah timur Indonesia yakni di Surabaya, Kupang, Makassar, dan Jayapura. "Dan 16 RS vertikal bekerja sama dengan institusi atau RS internasional untuk memberikan layanan unggulan internasional," pungkasnya.

Sementara itu menurut Pengurus Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dr Iqbal Mochtar bahwa  peningkatan pelayanan rumah sakit di daerah bisa dimulai dengan perbaikan finansial. Jika dibandingkan rumah sakit di daerah dengan kota terdapat begitu keterbatasan salah satunya finansial untuk menjalankan operasional rumah sakit.

"Rata-rata rumah sakit di daerah tidak memiliki sumber dana yang besar dibandingkan dengan rumah sakit yang ada di kota. Oleh karena itu bisa memengaruhi pelayanan kesehatan kepada masyarakat terkait peralatan medis dan kualitas tenaga medis juga menjadi terpengaruh," jelas Iqbal saat dihubungi.

Selanjutnya, fasilitas dan teknologi di rumah sakit daerah dibanding di kota jauh terkait dari sisi akses membuat kemampuan mereka untuk mendiagnosis dan merawat pasien kurang didukung. Sehingga hal itu juga mempengaruhi pada keterbatasan tenaga medis. "Rumah sakit di daerah ini memiliki kesulitan untuk merekrut dokter, perawat, dan tenaga medis yang sangat berkualitas. Karena pada dasarnya para profesional itu banyak yang memilih bekerja di kota besar dan menawarkan tindakan spesialisasi mereka ke kota-kota," katanya.

Menurutnya, hal itu bisa dipahami sehingga banyak dokter semakin tinggi tingkat spesialisasinya maka kebutuhan mereka untuk ditempatkan di kota akan jauh lebih tinggi karena menyangkut dengan utilitas atau efisiensi.

Ia mencontohkan jika ada dokter spesialis transplantasi sum-sum tulang kemudian ditempatkan di daerah maka tidak akan tepat karena rumah sakit di daerah belum memenuhi sarana, alat, dan tim pendukung. Sehingga semakin tinggi tingkat spesialisasinya maka semakin besar kemungkinan untuk bekerja di kota.(H-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya