Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PAKAR gizi Eva Kurniawati mengingatkan masyarakat agar tidak terlalu sering dan rutin mengonsumsi mi instan karena bisa berdampak buruk bagi tubuh, seperti obesitas dan sindrom metabolik.
Dokter yang juga anggota tim dokter spesialis RS Pelni itu, dikutip Sabtu (18/8), mengatakan kandungan mi instan yakni karbohidrat, lemak, serta natrium yang tinggi, namun rendah protein, serat, vitamin, dan mineral.
Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu lama, kata dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia itu.
Baca juga: Waspadai Leher Hitam pada Anak
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2018 menunjukkan prevalensi obesitas pada balita sebanyak 3,8% dan pada usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8%.
Angka itu menunjukkan kenaikan khususnya pada usia di atas 18 tahun, bila dibandingkan dengan data Riskesdas 2013 yakni sebesar 15,4%.
Kondisi obesitas bisa disebabkan beberapa faktor seperti makanan, kurangnya aktivitas fisik, stres yang menimbulkan inflamasi dan berujung penumpukan lemak, serta kurang tidur atau kelebihan tidur.
Baca juga: Cegah Naiknya Kasus Obesitas dan Diabetes, Pemerintah Perlu Terapkan Cukai MBDK
Khusus untuk makanan, merujuk analisis survei konsumsi Kementerian Kesehatan pada 2014, sekitar 40,7% masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan berlemak, kemudian 53,1% mengonsumsi makanan manis, 93,5% kurang konsumsi sayur dan buah, serta 26,1% kurang beraktivitas fisik.
Kementerian Kesehatan merekomendasikan Isi Piringku, yang mengacu pada lima kelompok pangan yakni makanan pokok, lauk-pauk, sayur, buah dan air putih, guna mencegah obesitas.
Rekomendasi ini membagi piring untuk sekali makan yakni sepertiga piring lauk pauk, sepertiga piring berisi buah, dua per tiga berisi sayuran dan dua per tiga sisanya makanan pokok.
Selain itu, direkomendasikan pula konsumsi delapan gelas air putih, serta rutin beraktivitas fisik selama 30 menit per hari.
Senada seperti yang disampaikan Eva, studi yang dilakukan peneliti dari Harvard School of Public Health (HSPH) pada 2014 menunjukkan mereka yang sering mengonsumsi mi instan ditemukan lebih mungkin mengalami sindrom metabolik, obesitas, dan tekanan darah tinggi, kolesterol, yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes. (Ant/Z-1)
Samoa, Nauru, dan Tonga masuk dalam daftar negara dengan tingkat obesitas tertinggi di dunia. Bagaimana dengan Indonesia? Simak data terbaru dari WHO.
Menurut data Survei Kesehatan Indonesia dari Kementerian Kesehatan, prevalensi obesitas nasional 2023 pada penduduk umur di atas 18 tahun, mengalami peningkatan.
Poin yang membedakan Lighthouse Advanced dari klinik lain adalah pendekatannya yang menyeluruh dan berkelanjutan melalui Companion Program.
OBESITAS pada anak merupakan kondisi yang bisa memicu munculnya berbagai penyakit berbahaya. Asupan Protein hewani bisa menjadi cara untuk mengatasi obesitas pada anak.
Protein hewani bukan sekadar pelengkap—bagi anak, ia adalah fondasi utama untuk tumbuh sehat dan terhindar dari obesitas.
KETUA Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa saat ini orangtua harus meningkatkan pemahaman pentingnya penanganan obesitas pada anak.
Beberapa penyakit kuno seperti Rabies, Trakoma, Kusta, TBC, dan Malaria masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Menggunakan talenan yang sama untuk sayur dan daging bisa menyebabkan kontaminasi silang berbahaya seperti Salmonella. Simak tips mencegahnya berikut.
Kebiasaan merokok biasanya diawali hanya dengan satu batang rokok tapi akan ada banyak resiko yang mengikuti setelahnya.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan pentingnya untuk mengukur tekanan darah secara rutin.
Jambu biji mengandung sejumlah nutrisi yang bisa mengatasi atau membantu permasalahan kesehatan.
Adapun ruang lingkup kerja sama yang dilakukan yaitu pengembangan sistem klaim digital dan pengembangan sistem pembayaran kepada seluruh fasilitas kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved