Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
Obesitas kini tak lagi hanya dikaitkan dengan penyakit jantung atau diabetes, tapi juga menjadi salah satu faktor risiko kanker empedu. Lemak berlebih dalam tubuh dapat memicu pembentukan radikal bebas, yang kemudian merusak sel-sel tubuh, termasuk pada saluran empedu.
Dalam jangka panjang, kerusakan ini bisa berkembang menjadi kanker.
Selain itu, obesitas juga berkaitan erat dengan diabetes tipe 2, sebuah kondisi metabolik yang memperburuk peradangan kronis di dalam tubuh.
Kombinasi antara stres oksidatif dan inflamasi ini menciptakan lingkungan biologis yang mendukung perkembangan sel kanker.
Kanker empedu termasuk jenis kanker yang jarang, namun sangat agresif. Sebagian besar kasus terdiagnosis pada stadium lanjut, di mana tumor sudah menyebar dan tidak bisa lagi dioperasi. Tingkat kelangsungan hidup lima tahun pun rendah, hanya sekitar 5 hingga 15 persen.
Walau insidennya rendah secara global, jenis kanker ini memiliki laju kematian tinggi karena sulit terdeteksi dini. Gejala awal seperti nyeri perut kanan atas, mual, atau perubahan warna kulit seringkali diabaikan atau disangka sebagai gangguan pencernaan biasa.
Pola makan tinggi lemak dan rendah serat menjadi salah satu penyebab obesitas yang umum. Konsumsi daging merah, makanan cepat saji, serta camilan tinggi gula dan garam secara berlebihan, dapat meningkatkan berat badan secara signifikan. Gaya hidup sedentari tanpa aktivitas fisik memperburuk kondisi ini.
Akumulasi lemak dalam tubuh kemudian berperan dalam mengganggu metabolisme, meningkatkan kadar insulin, dan mempercepat pembentukan sel-sel abnormal pada sistem pencernaan, termasuk kantong empedu.
Beberapa langkah pencegahan yang dianjurkan untuk menurunkan risiko kanker empedu akibat obesitas antara lain:
Obesitas bukan hanya masalah estetika, melainkan masalah serius yang berkaitan langsung dengan berbagai penyakit kronis, termasuk kanker empedu.
Dengan menjaga pola makan, mengelola berat badan, dan menerapkan gaya hidup sehat, risiko terkena penyakit berbahaya ini bisa ditekan secara signifikan. Deteksi dini dan kesadaran akan gejala juga menjadi kunci untuk meningkatkan peluang pemulihan.
Gejala kanker empedu meliputi nyeri di perut kanan atas, penyakit kuning, urine gelap, tinja pucat, mual, penurunan berat badan tanpa sebab hingga gatal-gatal.
Diabetes melitus dan obesitas dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung empedu yang signifikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved