Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
DOKTER Spesialis Hematologi Onkologi Prof Ikhwan Rinaldi menjelaskan kaitan antara obesitas dan makanan yang berpotensi meningkatkan risiko terkena kanker empedu.
"Kita tidak menyebut (jenis) makanan ya.Tapi ada obesitas, ada diabetes. Umumnya kalau kita bahas ini, orang yang pada umumnya kanker itu berhubungan dengan makanan-makanan yang sifatnya karsinogenik," kata Ikhwan, Selasa (8/7).
Makanan karsinogenik adalah makanan yang mengandung zat atau senyawa yang dapat meningkatkan risiko kanker pada manusia. Contohnya seperti daging merah yang dikonsumsi dalam jumlah yang banyak.
Konsumsi daging merah dalam jumlah yang banyak dapat memicu seseorang mengalami kegemukan yang akhirnya berubah menjadi diabetes melitus.
Profesor Ilmu Epidemiologi di Universitas Indonesia itu sebelumnya juga sudah menyebutkan bahwa diabetes melitus dan obesitas dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung empedu yang signifikan.
Sementara terkait dengan makanan pedas yang saat ini kerap dikonsumsi masyarakat, khususnya perempuan, ia mengatakan belum ada penelitian yang mengkaitkan langsung makanan tersebut dengan kanker empedu.
Meski demikian, masyarakat diminta untuk berhati-hati karena terdapat kemungkinan makanan-makanan pedas yang dijual tersebut dicampur dengan zat-zat lain yang dapat meningkatkan cita rasa jadi jauh lebih pedas.
"Kita tidak tahu ya zatnya itu apa, tapi kalau yang alami itu mungkin enggak terlalu pedas," ujarnya.
Selain itu, terlalu sering dan banyak mengonsumsi makanan pedas berisiko melukai lambung. Luka itu dikhawatirkan akan berubah jadi peradangan yang berpotensi menjadi kanker juga.
Dalam kesempatan itu, Ikhwan menjelaskan kanker empedu merupakan sekelompok tumor yang bersifat agresif dan sulit untuk didiagnosis serta diobati.
Sebanyak 60% hingga 70% pasien kanker empedu didiagnosis pada stadium lanjut yang tidak dapat dilakukan tindakan operasi (unresectable) atau metastatik.
Ia melanjutkan insiden kanker kandung empedu secara global adalah 2,2 per 100 ribu pada laki-laki dan 2,4 per 100 ribu pada perempuan. Serta untuk kanker saluran empedu adalah kurang dari dua per 100 ribu orang.
"Dari seluruh pasien kanker empedu, tingkat hidup dalam lima tahun terakhir hanya sekitar 5% sampai 15%," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Obesitas terbukti meningkatkan risiko kanker empedu melalui pembentukan radikal bebas dan peradangan kronis.
Gejala kanker empedu meliputi nyeri di perut kanan atas, penyakit kuning, urine gelap, tinja pucat, mual, penurunan berat badan tanpa sebab hingga gatal-gatal.
Jumlah penderita kanker hati di seluruh dunia diperkiakan hampir dua kali lipat pada 2050, jika pencegahannya tidak segara ditingkatkan.
Pola makan lebih dominan sebagai pemicu obesitas dibandingkan tingkat aktivitas fisik harian.
Hasil skrining kesehatan di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Provinsi DKI Jakarta. Pada skrining itu salah satunya ditemukan 62,09% obesitas.
Hasil pemeriksaan kesehatan ASN DKI Jakarta pada 2024 menunjukkan salah satunya, sebanyak soal ASN Jakarta yang mengalami obesitas dan masalah kejiwaan.
BANYAK mengonsumsi gula bisa berbahaya bagi tubuh untuk jangka panjang karena bisa terserang berbagai penyakit salah satunya obesitas hingga diabetes melitus.
Pembatasan bertujuan agar anak tidak terpengaruh mengonsumsi makanan dengan kandungan garam, gula dan lemak tinggi yang kerap kali dipromosikan melalui iklan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved