Benarkah Kol Goreng Bisa Picu Kanker?

Basuki Eka Purnama
13/6/2025 09:06
Benarkah Kol Goreng Bisa Picu Kanker?
Kol goreng(Cookpad)

SIAPA yang tidak suka dengan sensasi kriuk kol goreng yang renyah? Siapa sangka, hidangan pendamping setia pecel lele ini, ternyata menyimpan bahaya kesehatan yang yang jarang disadari.

Sayuran dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral yang sangat baik bagi kesehatan tubuh. Namun, metode pengolahan sayur yang tidak tepat, seperti digoreng, kandungan gizinya bisa berkurang.

Menurut dosen Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB University Zuraidah Nasution, proses menggoreng dapat merusak kandungan zat gizi mikro pada sayuran, terutama vitamin yang larut dalam air.

"Cara terbaik mengolah sayuran adalah dengan menggunakan prinsip pemaparan panas yang minimal dan penggunaan air yang tidak berlebih, seperti ditumis atau dikukus," jelasnya dalam salah satu tayangan di kanal YouTube IPB TV.

MI/HO--Dosen Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia IPB University Zuraidah Nasution

Menggoreng sayuran, terutama dengan teknik deep frying, menyebabkan air dalam sayuran menguap. Hal ini menciptakan rongga yang kemudian terisi oleh minyak goreng, sehingga menambah asupan lemak dan kalori ke dalam tubuh.

"Tanpa disadari, kita menambahkan lemak ekstra ke tubuh hanya karena ingin mendapatkan tekstur renyah dari sayur yang digoreng," tambah Zuraidah.

Selain meningkatkan kandungan lemak, proses penggorengan dengan suhu tinggi juga dapat memicu oksidasi lemak dalam minyak goreng. Oksidasi ini menghasilkan senyawa berbahaya, termasuk senyawa karsinogenik yang berpotensi meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

Meskipun kol goreng sebagai pelengkap pecel lele terasa nikmat dan menambah selera makan, perlu diingat bahwa sayuran sebaiknya diolah dengan cara yang lebih sehat. 

Sayur tetap dapat memiliki tekstur renyah tanpa harus digoreng, yakni dengan cara mengukus atau menumis dengan waktu singkat dan sedikit air.

"Sayur yang digoreng memang enak. Namun, akan jauh lebih baik dan menyehatkan bila kita mengolahnya dengan teknik yang mempertahankan nilai gizinya," pesan Zuraidah.

Dengan memilih metode memasak yang tepat, masyarakat tetap bisa mendapatkan manfaat optimal dari sayuran tanpa harus khawatir kehilangan gizi atau menambah risiko kesehatan. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya