Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KETUA Pokja Gagal Jantung Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) Siti Elkana Nauli meminta seluruh dokter di fasilitas kesehatan primer untuk merujuk pasien dengan faktor risiko gagal jantung untuk memeriksakan diri ke kardiolog atau dokter spesialis jantung.
Ahli kardiologi yang akrab disapa Nauli itu menyebut, hingga saat ini, masih banyak pasien dengan faktor risiko gagal jantung seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung koroner berobat ke dokter umum dan internis, namun tidak memeriksakan jantungnya ke kardiolog.
"Pasien tiga faktor risiko ini rata-rata tidak datang langsung ke kardiolog, makanya kita minta untuk dokter-dokter yang lain, seperti dokter layanan primer, dokter internis untuk diabetes, atau dokter lain yang terkait dengan hal-hal yang dicurigai gagal jantung itu sebenarnya harus menyadari," kata dia, dikutip Selasa (1/8).
Baca juga: Kenali Ciri, Penyebab, dan Bahaya Gagal Jantung
Dokter yang berpraktik di RSUD Kabupaten Tangerang itu menjelaskan tiga penyakit tersebut penting untuk dirujuk ke kardiolog, mengingat ketiganya merupakan faktor paling besar yang terkait dengan gagal jantung.
Bahkan, pasien yang didiagnosis mengidap penyakit-penyakit lain seperti gerd, menurut Nauli, bisa jadi ia tidak memiliki masalah lambung, melainkan gagal jantung, mengingat gejala keduanya yang mirip.
"Paling banyak mendapat pasien didiagnosis sakit lambung, tapi diberi obat lambung tidak sembuh-sembuh, ketika kita lihat rontgen ternyata jantungnya membesar, dan diberikan obat gagal jantung ternyata membaik," ujar Nauli.
Baca juga: Olahraga Paling Aman Usai Operasi Jantung, Jalan Kaki
"Jadi harus sadar bahwa semua keluhan itu tidak selalu identik dengan satu diagnosis saja," imbuhnya.
Sebelumnya, saat mengikuti kongres Asian Pacific Society of Cardiology (APSC) 2023 di Singapura, pertengahan Juli lalu, Nauli menyebut pentingnya kesadaran tenaga kesehatan dan dokter selain dokter spesialis jantung untuk mengedukasi pasien dengan faktor risiko gagal jantung.
Sementara bagi pasien, ia juga mengimbau untuk mewaspadai gejala-gejala yang merujuk pada gagal jantung, seperti beberapa di antaranya mudah lelah, pingsan, dada berdebar, sesak napas, hingga pembengkakan pada perut, kaki, dan wajah.
"Semakin cepat deteksi dan perawatannya, kondisi pasien akan jauh lebih baik dibandingkan dengan perawatan yang terlambat," imbuhnya.
Sesuai namanya, gagal jantung adalah spektrum penyakit yang disebabkan jantung gagal berfungsi, yakni untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Gagal jantung menyebabkan kebutuhan sel-sel dan organ tubuh lain tidak mampu terpenuhi hingga berujung pada kematian. (Ant/Z-1)
Hari Hepatitis Sedunia dirayakan setiap tanggal 28 Juli sebagai aksi global untuk menunjukkan perhatian terhadap hepatitis yang masih menjadi risiko besar bagi kesehatan masyarakat.
Jepang dikenal luas sebagai salah satu negara dengan masyarakat tersehat di dunia.
Kemenkes mengingatkan masyarakat agar siaga terhadap berbagai penyakit yang bisa muncul saat peralihan musim seperti saat ini, salah satunya demam berdarah dengue atau DBD
Banjir tengah melanda berbagai daerah di Indonesia, tidak terkecuali Jabodetabek. Hal itu menimbulkan dampak yang berbahaya bagi masyarakat, khususnya penyebaran penyakit leptospirosis.
Hipertensi, hingga kini, masih menjadi penyebab utama penyakit kardiovaskular dan kematian dini di seluruh dunia.
Pemerintah Indonesia berupaya mengeliminasi kusta karena kusta merupakan penyakit yang seharusnya sudah tidak ada lagi.
Ablasi jantung dapat dilakukan untuk mengatasi aritmia dengan detak jantung yang terlalu cepat.
Jika tidak terdeteksi sejak dini, gagal jantung dapat memicu komplikasi yang serius, bahkan menyebabkan kematian.
Universitas Johns Hopkins mengembangkan model AI yang mampu memprediksi risiko kematian jantung mendadak lebih akurat.
Faktor risiko penyakit jantung pada populasi dewasa muda sama dengan mereka yang berusia lebih tua, yaitu obesitas, merokok, diabetes atau kadar gula darah tinggi,
Teknologi AI dan digital sangat penting untuk menutup kesenjangan layanan jantung di Indonesia
Cara tidur seseorang dapat menjadi sinyal awal adanya masalah pada jantung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved