Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
UNIVERSITAS Indonesia (UI) terus menjajaki kerja sama dengan berbagai pihak, stakeholder dan kampus di luar negeri dalam rangka menjalin kolaborasi akademik.
Kali ini, Program Studi Manajemen Bencana UI menjajaki kerja sama dengan Disaster Prevention Research Institute (DPRI), Kyoto University, Jepang.
"Ini masih tahapan penjajakan kerja sama. Harapannya, kerja sama bisa terjalin dalam beberapa waktu ke depan. Tujuannya adalah untuk memperkuat kolaborasi riset di bidang kebencanaan antara Sekolah Ilmu Lingkungan UI dan DPRI Kyoto University," ujar Kaprodi Manajemen Bencana UI Dr Fatmah SKM MSc, Kamis, (27/7) dalam keterangannya.
Baca juga: Hari Kependudukan dan Proyeksi Pendidikan Indonesia
Fatmah menambahkan bahwa kerja sama SIL UI dengan DPRI Kyoto University akan memberikan kontribusi pada sektor kebencanaan di Indonesia. Hal ini karena Jepang memiliki sistem manajemen kebencanaan yang cukup baik mulai dari mitigasi bencana, kesiapsiagaan, tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi.
"Kita harus bertukar pengalaman dan pengetahuan untuk memperkuat manajemen kebencanaan kita. Rencana kolaborasi dengan DPRI Kyoto University ini adalah dalam rangka memperkuat penelitian-penelitian praktik manajemen bencana khususnya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan banjir," terang Fatmah.
Baca juga: Dinas LH dan BEM UI Sosialisasikan Pemilahan Sampah
Selain penjajakan kerja sama, kegiatan yag diselenggarakan di Disaster Prevention Research Institute (DPRI), Kyoto University tersebut meliputi presentasi akademik antar kedua lembaga dan field trip ke pusat penelitian dan laboratorium gempa bumi dan longsor, DPRI Kyoto University.
Rombongan tim Manajemen Bencana UI diterima langsung oleh Prof Eiichi Nakakita selaku Direktur Disaster Prevention Research Institute (DPRI) Kyoto University. (Z-6)
PAM JAYA berharap dapat menjaga kontinuitas rencana pemenuhan kebutuhan air minum tanpa tergantung pada satu sumber utama.
Fery menyampaikan apresiasi atas keterlibatan ITB dalam mendukung pengembangan koperasi berbasis data dan ilmu pengetahuan.
Pekerja industri konstruksi di Jepang terus berkurang karena masalah penuaan. Hal ini tentunya menjadi tantangan besar bagi sektor konstruksi di Jepang.
Kerja sama yang dibahas antara lain meliputi program pelatihan bersama untuk atlet junior dan senior, peningkatan kualitas wasit dan juri.
Kerja sama ini menandai langkah konkret kolaborasi dalam bidang hukum perang, militer, dan udara sebagai upaya membangun jejaring keilmuan yang berkelanjutan.
Program ini bisa dijadikan momentum bagi perguruan tinggi guna membangun sinergi lintas negara dalam bentuk kerja sama akademik internasional.
Ketua Unit Kerja Khusus (UKK) Science Techno Park(STP) UI, Chairul Hudaya mengutarakan pihaknya memiliki 10.000 hak kekayaan intelektual yang masih aktif saat ini yang dapat dihilirisasi.
C-Hub atau Connectivity Hub dirancang untuk menjadi pusat dinamis bagi penelitian interdisipliner, pertukaran budaya, dan keunggulan akademik.
Penandatanganan ini merupakan upaya mendukung UI menjadi universitas  unggul dan berdampak secara global.
Para konsultan ini sebenarnya memiliki opini-opini, terlebih saat diskusi. Namun, untuk menuangkannya ke dalam bentuk tulisan tetap perlu diasah.
Pemerintah didorong untuk lebih memperhatikan hal tersebut, sebab keberadaan kampus asing dapat menimbulkan risiko keluarnya devisa dalam bidang pendidikan tinggi.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved