Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Jelang Tahun Politik, Dai dan Khatib Diminta Serukan Kedamaian

Media Indonesia
24/7/2023 20:06
Jelang Tahun Politik, Dai dan Khatib Diminta Serukan Kedamaian
Seminar Halaqah dan Sosialisasi Buku Khutbah Jumat Islam Wasathiyah di Aula Masjid Agung Al-Jihad Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.(Ist)

WADAH Silaturahim Khatib Indonesia (Wasathi) bersama dengan Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman Majelis Ulama Indonesia (LPBKI-MUI) menyelenggarakan Seminar Halaqah dan Sosialisasi Buku Khutbah Jumat Islam Wasathiyah di Aula Masjid Agung Al-Jihad Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (23/7).

Dalam acara tersebut juga diadakan pelantikan pengurus Wasathi Kota Tangsel periode 2023-2025. Kegiatan ini menghadirkan para narasumber, di antaranya KH Ahmad Zubaidi, KH Arif Fahrudin, Gus Najih Ar-Romadhoni, Ahmad Haromain, dan Fauzan Amin. Acara ini juga dihadiri  puluhan peserta dari kalangan Dewan Kemakmuran Masjid, para dai, serta khatib di Tangsel dan sekitarnya.

Dalam sambutannya, Ketua Umum Wasathi Ustaz Fauzan menyampaikan terima kasih atas kehadiran seluruh peserta karena acara ini merupakan sosialisasi buku khutbah, bukan pelatihan khutbah.

Sekretaris LPBKI-MUI Ustaz Haromain menambahkan bahwa kehadiran pihaknya ialah untuk merespons berkembangnya dakwah Islam melalui konten-konten cetak maupun elektronik.

"Masyarakat sekarang lebih fokus pada makanan halal atau tidak. Tetapi mengabaikan konten-konten dakwah keislaman yang berkembang di masyarakat sekarang yang terindikasi radikal, menyimpang, dan sebagainya. Sehingga lahirlah LPBKI-MUI," ujarnya.  

Ia juga mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat dalam memilah dan memilih konten Islam. "Dengan kemudahan teknologi saat ini masyarakat harus lebih pintar memilih informasi, konten, tema dakwah keislaman yang moderat. Dengan adanya LPBKI-MUI memudahkan masyarakat tentang sumber-sumber dan keaslian konten yang tersebar di masyarakat," tandasnya.

Salah satu narasumber kegiatan ini, Nurul Yaqin, menyampaikan tentang konteks masyarakat Tangsel secara demografi agar lebih berhati-hati dalam menyerap konten Islam dari dunia maya di mana para dai dan khatib harus mampu mengedukasi pengikutnya atau follower-nya yaitu jemaahnya.


Baca juga: Akademisi: Perspektif Hijrah Harus Kontekstual


"Para dai dan khatib sudah harus bisa menyetting follower atau jemaahnya. Di Tangsel sudah lebih berkembang masyarakatnya, jadi benar salah bisa dilihat dari viral atau tidak informasi yang tersebar di dunia maya. Di Tangsel terdapat wilayah-wilayah yang terus berlomba-lomba membangun kota smart. Itu terindikasi bahwa penduduk muslim yang ada mulai tergerus atau berkurang. Dan kita harus berhati-hati dan harus segera hadir terjun kepada wilayah-wilayah tersebut," ungkap Nurul.

Sementara itu, Gus Najih Romadhoni menjelaskan mengenai posisi strategis khutbah dalam hubungan Islam dan Indonesia. "Khutbah menentukan sahnya salat Jumat di Indonesia, khutbah memiliki peran yang sangat strategis untuk kepentingan Islam dan negara Indonesia, sehingga tidak memecah belah umat dan mengurangi kesatuan bangsa, keberagaman di Indonesia sangat luas, perbedaan yang cukup signifikan dengan negara Islam lainya. Dimana di sana harus mengikuti pemerintah. Sedangkan Indonesia sangat memberikan kebebasan kepada umat muslim yang ada, Indonesia memiliki masjid terbanyak di dunia. Perpecahan sudah ada di mana mana, perantara ormas, kelompok, perbedaan politik. Untuk itu masjid merupakan cara untuk menengahi itu," terang Gus Najih.

Selain itu, ia memberikan saran kepada para khatib agar menghindari masalah yang masih bersifat khilafiyah untuk disampaikan saat khutbah. "Para khatib disarankan untuk tidak menyampaikan dan hindari masalah khilafiyah atau furuiyah. Khatib juga harus update terkait konten-konten dakwah yang akan disampaikan beriringan dengan perkembangan zaman. DKM harus memperhatikan buletin-buletin sayan sering masuk ke masjid-masjid dan itu terindikasi kepada aliran yang sesat," tambahnya.

Narasumber lainnya Arif Fahrudin menyampaikan akan pentingnya melakukan politik khutbah, bukan politisasi khutbah. Yakni dengan menyampaikan ajakan pengentasan kemiskinan, penguatan agama, peningkatan kualitas Pendidikan dan literasi.

"Politik khutbah perlu, yang arahnya kepada hal pengentasan kemiskinan, penguatan agama, peningkatan mutu pendidikan dan literasi politik. Politisasi khutbah 'no'. Materi khutbah jangan melulu perihal langitan atau mengurusi akhirat sehingga urusan dunia dan keumatan tertinggal. Materi khatib harus menghadirkan kedamaian," terang Wakil Sekretaris MUI ini. (RO/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya