Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
AHLI gizi dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB Sri Anna Marliyanti menyebutkan masalah penanganan stunting/tengkes di Indonesia saat ini adalah mengenai komunikasi dalam kolaborasi oleh kementerian/lembaga, pemerintah pusat/daerah, hingga pihak swasta.
"Masalahnya adalah kalau saya lihat kolaborasi komitmen dan juga konvergensi antara program, mungkin yang tidak sama begitu di masing-masing level untuk semua provinsi," kata Sri dalam acara Executive Forum oleh Media Indonesia di Jakarta Selatan, Kamis (20/7).
Sehingga ada provinsi yang angka stuntingnya tinggi dan ada juga provinsi yang stuntingnya sudah di bawah standar WHO yakni di bawah 20 persen.
Baca juga: Komunikasi Publik Jadi Kunci Pengentasan Stunting
"Mungkin kita perlu elaborasi dan juga perhatikan bagaimana komitmen pemimpinnya, visi, dan misi, dari mulai bawah sampai atas di semua level," ujarnya.
Kemudian juga kolaborasinya bagaimana dan konvergensinya dengan pihak-pihak yang memiliki visi sama untuk menurunkan prevalensi stunting di setiap daerah.
Baca juga: Penghapusan Mandatory Spending UU Kesehatan, Menkes: Fokus pada Hasilnya bukan Uangnya
"Saya melakukan beberapa penelitian memang kadang-kadang ada program penurunan stunting yang enggak sinkron untuk konvergensinya sehingga mungkin ini barangkali perlu juga meningkatkan kolaborasi, komitmen, dan konvergensi," ucapnya.
Provinsi dengan angka stunting yang masih tinggi diharapkan mau untuk belajar dari provinsi yang angka stuntingnya sudah di bawah 20 persen. (Iam/Z-7)
Di UEU sendiri Jurusan Ilmu Gizi memiliki 6 konsentrasi dan peminatan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, terungkap alasan pemberian kental manis sebagai minuman susu untuk balita karena anggapan kental manis sebagai susu.
Masih maraknya kebiasaan konsumsi kental manis sebagai minuman susu anak dan balita oleh masyarakat diperkuat oleh sejumlah riset dan penelitian yang dilakukan kalangan akademisi.
Kotak bekal anak seringkali tampil menggemaskan dengan karakter lucu. Tapi, apakah isi bekalnya sudah seimbang secara gizi?
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
"Misalnya selain ada nasi sebagai makanan pokok juga ada lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah serta minum air putih,"
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menekankan pentingnya membangun ekosistem yang menyeluruh untuk mewujudkan konsumsi gizi seimbang di masyarakat adalah upaya menurunkan stunting
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved