Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Dirjen Dikti: Yang Bilang UKT Mahal tidak Paham Investasi Pendidikan

Dinda Shabrina
15/7/2023 11:59
Dirjen Dikti: Yang Bilang UKT Mahal tidak Paham Investasi Pendidikan
Ilustrasi kuliah(Antara)

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Dikti-Ristek) Nizam mengatakan biaya uang kuliah tunggal (UKT) di Indonesia masih relatif lebih murah dibandingkan negara-negara lain. Ia menilai keluhan terkait mahalnya biaya UKT karena masyarakat belum menyadari pentingnya berinvestasi di pendidikan.

“Orang tua sekarang, mohon maaf saya katakan, belum banyak yang sadar bahwa investasi pendidikan itu penting. Mungkin orang tua lebih suka memberi anak mobil baru, handphone baru, ketimbang memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya,” ujar Nizam dalam forum diskusi Media Gathering Dikti-Ristek, Jumat malam (14/7).

Ia pun meminta masyarakat tidak hanya melihat Malaysia sebagai perbandingan dalam penentuan UKT. Menurutnya, Malaysia bisa lebih murah dari Indonesia karena subsidi yang diberikan pemerintahs etempat sangat besar.

Baca juga: UKT Jadi Sorotan, Mahasiswa Jangan Jadi Sapi Perah

"Lima kali lipat dari Indonesia. Sementara Indonesia baru mampu memberi subsidi seperempat dari kebutuhan minimal di perguruan tinggi negeri (PTN),” tuturnya.

Ia juga mengatakan jika biaya UKT mahal, namun itu sebanding dengan fasilitas yang diberikan universitas kepada mahasiswa, semestinya tidak perlu dipermasalahkan. Biaya UKT yang tinggi ia akui memang untuk membangun kualitas pendidikan tinggi yang baik di Indonesia.

Baca juga: Ketua BEM UI Sebut Lebih dari 800 Mahasiswa Baru Keberatan Dengan Biaya UKT

“Fasilitas lengkap, itu kan juga bagian dari uang orang tua mahasiswa. Itu akan kembali ke mahasiswa. Yang terpenting itu membayar mahal kembali lagi ke mahasiswa demi mendapatkan yang terbaik untuk mahasiswa,” ucap Guru Besar Universitas Gajah Mada (UGM) itu .

Ia juga menyampaikan bahwa penentuan biaya UKT telah melewati kajian dan hitung-hitungan yang matang. Pemerintah telah memberi standar maksimum atau batas tertinggi penentuan biaya UKT. Setiap kampus dan jurusan memiliki batas biaya maksimum yang berbeda-beda.

“Contohnya Sarjana Ekonomi, berapa sih? Kita hitung-hitung dulu, ternyata ketemu kira-kira 21 juta rupiah. Itu menjadi dasar maksimum yang boleh dibuat oleh perguruan tinggi, berarti ya harusnya biayanya di bawah itu. UKT itu selalu beragam. UKT itu juga artinya sekali bayar untuk segala macam urusan. Untuk praktikum tidak lagi dipungut terpisah, untuk kenaikan kelas dan sebagainya. Makanya disebut UKT karena dia sekali bayar,” jelas Nizam. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya