Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Dikti-Ristek) Nizam mengatakan biaya uang kuliah tunggal (UKT) di Indonesia masih relatif lebih murah dibandingkan negara-negara lain. Ia menilai keluhan terkait mahalnya biaya UKT karena masyarakat belum menyadari pentingnya berinvestasi di pendidikan.
“Orang tua sekarang, mohon maaf saya katakan, belum banyak yang sadar bahwa investasi pendidikan itu penting. Mungkin orang tua lebih suka memberi anak mobil baru, handphone baru, ketimbang memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya,” ujar Nizam dalam forum diskusi Media Gathering Dikti-Ristek, Jumat malam (14/7).
Ia pun meminta masyarakat tidak hanya melihat Malaysia sebagai perbandingan dalam penentuan UKT. Menurutnya, Malaysia bisa lebih murah dari Indonesia karena subsidi yang diberikan pemerintahs etempat sangat besar.
Baca juga: UKT Jadi Sorotan, Mahasiswa Jangan Jadi Sapi Perah
"Lima kali lipat dari Indonesia. Sementara Indonesia baru mampu memberi subsidi seperempat dari kebutuhan minimal di perguruan tinggi negeri (PTN),” tuturnya.
Ia juga mengatakan jika biaya UKT mahal, namun itu sebanding dengan fasilitas yang diberikan universitas kepada mahasiswa, semestinya tidak perlu dipermasalahkan. Biaya UKT yang tinggi ia akui memang untuk membangun kualitas pendidikan tinggi yang baik di Indonesia.
Baca juga: Ketua BEM UI Sebut Lebih dari 800 Mahasiswa Baru Keberatan Dengan Biaya UKT
“Fasilitas lengkap, itu kan juga bagian dari uang orang tua mahasiswa. Itu akan kembali ke mahasiswa. Yang terpenting itu membayar mahal kembali lagi ke mahasiswa demi mendapatkan yang terbaik untuk mahasiswa,” ucap Guru Besar Universitas Gajah Mada (UGM) itu .
Ia juga menyampaikan bahwa penentuan biaya UKT telah melewati kajian dan hitung-hitungan yang matang. Pemerintah telah memberi standar maksimum atau batas tertinggi penentuan biaya UKT. Setiap kampus dan jurusan memiliki batas biaya maksimum yang berbeda-beda.
“Contohnya Sarjana Ekonomi, berapa sih? Kita hitung-hitung dulu, ternyata ketemu kira-kira 21 juta rupiah. Itu menjadi dasar maksimum yang boleh dibuat oleh perguruan tinggi, berarti ya harusnya biayanya di bawah itu. UKT itu selalu beragam. UKT itu juga artinya sekali bayar untuk segala macam urusan. Untuk praktikum tidak lagi dipungut terpisah, untuk kenaikan kelas dan sebagainya. Makanya disebut UKT karena dia sekali bayar,” jelas Nizam. (Z-11)
EFISIENSI anggaran pendidikan kembali menjadi sorotan publik. Kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah dinilai dapat mengancam masa depan mahasiswa.
KAMPUS diminta bisa membantu mahasiswa yang menggunakan platform pinjaman online (pinjol) untuk pembiayaan kuliah. Peran kampus bisa membantu dari keringanan bunga.
PTN di bawah Kemendikbud-Ristek mengerahkan tenaga mencari uang dari mahasiswa sehingga uang kuliah mahal. Sementara itu, PTN di bawah kementerian lain tinggal terima dana APBN.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim dinilai lepas tangan atas polemik kenaikan UKT yang terjadi.
KAMPUS Universitas Muhammadiyah Maumere di Kabupaten Sikka, NTT, mengizinkan pembayaran uang kuliah menggunakan hasil bumi dan hasil laut.
UGM menyatakan tidak menaikkan uang kuliah tunggal (UKT). Hal itu diklaim sebagai sikap mendukung kebijakan pemerintah untuk membatalkan penaikan UKT.
DIREKTUR Imparsial Ardi Manto merespons pernyataan Menteri Hukum (Menkum) Supratman Andi Agtas yang menyebut mahasiswa tidak memiliki kedudukan hukum dalam menggugat UU TNI,
Setiap warga memiliki hak konstitusional untuk menggugat produk UU jika memenuhi syarat.
Pancaverse Xperience yang mengusung tema Take UPart for Earth, mengajak masyarakat untuk menumbuhkan kepekaan pada lingkungan melalui seni, kreativitas, dan aksi nyata.
Festival ini menjadi ajang bagi mahasiswa untuk menunjukkan kompetensi dalam menciptakan produk inovatif berbasis serat pangan dari bahan-bahan lokal Indonesia.
Dalam kegiatan ini dosen dan mahasiswa UMB tidak hanya menyampaikan materi edukatif mengenai energi terbarukan, tetapi juga mengadakan workshop instalasi panel surya.
Kondisi ketenagakerjaan saat ini mengalami penurunan sehingga perlu diimbangi dengan pertumbuhan jumlah wirausaha.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved