Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SATU dari tiga jemaah haji yang hilang saat prosesi puncak haji lebih dari 10 hari lalu akhirnya diketemukan. Jemaah bernama Niron Sunar Suna, 77, dari kloter 65 embarkasi Surabaya (SUB-65) itu teridentifikasi di ruang jenazah Rumah Sakit An-Noor, Mekah, Arab Saudi.
Kepala Bidang Perlindungan Jemaah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Harun Al Rasyid mengemukakan identifikasi dilakukan langsung oleh istri almarhum Niron.
"Istri almarhum Bapak Niron, setelah melihat ciri-ciri khusus yang melekat di tubuh jenazah tersebut, memastikan bahwa itu adalah jenazah suaminya," kata Harun dalam konferensi pers, di Mekah, Selasa (11/7) malam.
Baca juga : Nasib Jemaah Haji Indonesia yang Masih Dirawat di Arab Saudi, 26 Wafat dan 8 Diizinkan Pulang
Menurut Harun, pihak maktab atau kantor yang ditunjuk pemerintah Arab Saudi untuk mengurusi penyelenggaraan ibadah haji telah melakukan pencocokan yang lebih akurat melalui pemeriksaan sidik jari dan biomterik. Identitas dicocokkan dengan data paspor dan visa.
Setelah itu, tim PPIH bermusyawarah dengan pihak keluarga agar jenazah almarhum Niron segera disalatkan dan dikebumikan. Pihak otoritas Arab Saudi pun menyetujuinya. Seluruh proses itu dirampungkan pada pukul 20.15 waktu Arab Saudi.
"Mereka merespons keinginan kita dan keluarga membawa jenazah tersebut ke Masjidil Haram dan disalatkan di sana. Setelah disalatkan, jenazah kita bawa ke permakaman di daerah Soraya," tutur Harun yang juga menjabat Kepala Satgas Operasi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina).
Baca juga : 10 Hari Lebih Hilang di Armina, Tiga Jemaah Haji Indonesia belum Ditemukan
Pencarian terhadap jemaah-jemaah haji yang hilang di Armina telah dilakukan begitu prosesi puncak haji usai pada 1 Juli lalu. Tim pencari yang dipimpin Harun telah beberapa kali melakukan penyisiran ke kantor-kantor polisi maupun rumah sakit di Mina dan Mekah. Area penyisiran kemudian diperluas hingga ke Jeddah.
Semula jemaah haji yang dilaporkan hilang berjumlah 10 orang. Melalui beberapa kali penyisiran, kini tersisa dua jemaah yang belum diketahui keberadaannya maupun kondisinya.
Mereka adalah Idun Rohim Zen, 87, dari kloter 20 embarkasi Palembang (PLM 20) dan Suharja Wardi Ardi, 69, dari kloter 10 embarkasi Kertajati (KJT-10).
Baca juga : Indonesia dan Malaysia Sama-Sama Rasakan Ketidaknyamanan Puncak Haji
Harun menyatakan proses pencarian akan kembali dilakukan hari ini, Rabu (12/7), dan seterusnya sampai kedua jemaah diketemukan.
"Kita lanjutkan pencarian agar lebih detail lagi dan rumah sakit yang telah kita kunjungi selama ini akan kita kunjungi lagi. Mudah-mudahan ada nama dua jemaah yang masih kita cari," kata Harun.
Menurut dia, tidak tertutup kemungkinan area pencarian akan kembali diperluas, misalnya hingga ke Taif yang berjarak sekitar 67 kilometer dari Kota Mekah.
Baca juga : Menag Minta Jemaah Lansia dan Risti Diprioritaskan Pulang di Gelombang Pertama
Tim pencari telah menyebar nomor kontak kepada banyak pihak, terutama kepolisian dan rumah sakit di Mina dan Mekah. Harun berharap segera ada informasi titik terang terkait keberadaan dua jemaah seperti yang diperoleh tentang keberadaan alm Niron.
Dalam hal penemuan jenazah Niron, Harun mengatakan, tim pencari mendapatkan informasi melalui pesan Whatsapp dari pihak RS An-Noor. Mereka menemukan jenazah yang memiliki ciri-ciri alm Niron sesuai yang disebar tim pencari dari PPIH.
Temuan jenazah Niron menambah panjang daftar jemaah haji Indonesia yang wafat pada penyelenggaraan haji 1444/2023.
Baca juga : AP I Mulai Layani Kepulangan 107 Ribu Jemaah Haji ke Tanah Air
Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), sampai dengan Rabu (12/7) pukul 00.30 WAS atau 04.30 WIB, jumlah jemaah yang wafat tercatat sebanyak 571 orang. Angka tersebut sudah melampaui angka kematian jemaah haji dalam periode yang sama pada 2015, yakni 552 orang.
Angka kematian jemaah haji Indonesia pada 2015 selama ini tergolong yang tertinggi karena ada peristiwa kecelakaan crane yang merubuhkan sebagian dinding Masjidil Haram dan tabrakan jemaah di Mina. (Z-1)
Baca juga : Menag Tambah 5 Liter Air Zamzam untuk Jemaah, Begini Teknis Distribusinya
KETUA Komnas Haji dan Umrah Mustolih Siradj menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus dipersiapkan pada haji 2024 mendatang, dengan mengacu pada penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.
DITJEN Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama tengah mengkaji ulang skema pemberangkatan petugas haji 1445 H/2024 M. Kemenag juga mengkaji sistem remunerasi petugas haji.
Saat ini, ada 43 jemaah haji Indonesia yang masih menjalani perawatan di RS Arab Saudi. Tim KUH KJRI Jeddah akan terus melakukan pendampingan.
MENTERI Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan masih terdapat beberapa jemaah haji tertinggal di Arab Saudi karena sakit dan hilang. Ini penjelasan Menag Yaqut.
MENJADI haji mabrur adalah orientasi utama dari seluruh proses haji seorang Muslim. Terdapat tiga tanda kemabruran seorang yang telah menunaikan ibadah haji. Apa saja itu?
Pemerintah, melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, memastikan mereka akan diberangkatkan ke Mekah untuk melaksanakan ibadah haji.
CALON jamaah haji diimbau untuk tidak terpengaruh berbagai opini dan pemberitaan yang dapat mengganggu kekhusyukan ibadah haji. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Rumadi Ahmad
Jemaah haji Indonesia sebentar lagi melakukan wukuf di Padang Arafah. Ini prosesinya.
Jemaah haji Indonesia mendapatkan asuransi jiwa dan kecelkaan sejak masuk asrama hingga pemulangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved