Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DOKTER gizi klinik Erwin Christianto mengingatkan pentingnya orang dengan autoimun (ODAI) untuk menghindari makanan-makanan yang mengandung gluten.
Dalam keterangan pers, dikutip Jumat (7/7), dia juga menekankan pentingnya mengenali makanan yang dikonsumsi terlebih dahulu, termasuk makanan yang dapat merugikan tubuh.
"Penting untuk menghindari makanan yang mengandung gluten, terutama yang memiliki kondisi khusus seperti autoimun," kata Erwin yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) itu.
Baca juga: Hati-hati! Perempuan Lebih Sering Terkena Lupus, Ini Alasannya
Sebagai informasi, gluten merupakan salah satu jenis protein yang terkandung pada biji-bijian tertentu. Gluten banyak terkandung pada produk roti dan kue, aneka saus dan bumbu masak kemasan, pasta, gandum dan produk turunannya, haver (oat), dan sebagainya.
Sayangnya, tidak semua orang dapat mengonsumsi makanan yang mengandung gluten. Orang-orang yang memiliki tingkat sensitivitas tinggi gluten akan mengalami kerusakan pencernaan saat mengonsumsinya dengan gejala awal seperti diare, perut kembung, nyeri perut, dan tidak nyaman pada bagian perut.
Mengolah bahan baku makanan dari rempah-rempah tradisional yang bebas gluten untuk sajian sehat bagi ODAI dapat menjadi salah satu solusi. Erwin mengatakan rempah-rempah mempunyai manfaat atau efek yang baik untuk kesehatan tubuh walaupun sudah melalui proses pemasakan.
Baca juga: Terapi Stem Cell Beri Efektivitas Positif dalam Tangani Penyakit Autoimun
"Menu-menu khas Nusantara yang alami merupakan pilihan tepat karena di samping memiliki cita rasa yang lezat juga banyak mengandung zat gizi yang seimbang," kata dia.
Terlepas dari hal tersebut, Erwin juga tetap mengingatkan pentingnya mengonsumsi menu yang bervariasi dalam keseharian. Selain itu, jadwal makan harus selalu sama setiap harinya. (Ant/Z-1)
Generasi Beta: Pahlawan atau korban revolusi teknologi? Mari kita bahas.
Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Kalian harus perbanyak minum air putih. Air putih bermanfaat baik untuk kesehatan kulit. Dengan asupan cairan tubuh yang baik maka badan dan kulit menjadi terwat.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Ada 5 gejala skoliosis yang wajib diketahui para orang tua agar dapat ditangani sedini mungkin.
Penyakit mata tiroid, juga dikenal sebagai oftalmopati tiroid atau penyakit Graves, adalah kondisi di mana mata seseorang terpengaruh gangguan pada kelenjar tiroid.
Meskipun tidak ada hubungan langsung, sekitar 30% penderita Graves mengalami TED. Mengubah pola makan dapat menjadi kunci dalam mengelola gejala kedua kondisi ini.
Penyakit Graves dan Struma Basedow merupakan gangguan kelenjar tiroid yang sering kali disamakan. Ini perbedaannya.
Batu ginjal, atau yang dikenal dengan istilah medis nefrolitiasis, adalah kondisi umum di mana material keras terbentuk di ginjal dan menyebabkan rasa sakit yang parah saat kemih keluar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved