Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kapasitas Fasilitas Kesehatan di Yogyakarta akan Ditingkatkan untuk Tangani Antraks

Atalya Puspa
06/7/2023 13:38
Kapasitas Fasilitas Kesehatan di Yogyakarta akan Ditingkatkan untuk Tangani Antraks
Ilustrasi(Antara)

Kementerian Kesehatan akan meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam tata laksana kasus antraks. Faskes yang akan ditingkatkan kapasitasnya ialah 25 puskesmas dan 30 rumah sakit di Sleman, 18 puskesmas dan 26 rumah sakit di Kota Yogyakarta, 27 puskesmas dan 20 rumah sakit di Bantul, 30 puskesmas dan 5 rumah sakit di Gunungkidul, dan 21 puskesmas dan 10 rumah sakit di Kulon Progo.

"Kita sekarang sudah mengimbau dalam surat edaran kewaspadaan bagi semua fasilitas kesehatan di Yogyakarta. Bukan hanya di Gunungkidul melainkan juga di kabupaten lainnya di DIY mengingat spora bisa terbang kemana-mana. Kita juga tahu minggu lalu ada gempa jadi bisa ada perpindahan. Kita berikan kewaspadaan," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dalam konferensi pers, Kamis (6/7).

Imran menyatakan pihaknya juga akan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, khususnya tenaga kesehatan tentang penanganan kasus antraks yang terjadi dari hewan ke manusia. Pasalnya, berdasarkan hasil audit yang dilakukan Kemenkes, tenaga kesehatan di DIY masih perlu ditingkatkan kesadarannya tentang gejala antraks.

Baca juga: Pakar Kesehatan Sarankan Pendekatan One Health untuk Mengatasi Antraks

Ia mengakui kasus antraks di Yogyakarta bukanlah yang pertama kali terjadi. Setiap tahunnya selalu ada kasus antraks di provinsi tersebut. Paling tinggi ialah pada 2019. Saat itu, ada 31 kasus antraks. Kemudian, pada 2022 tercatat 23 kasus dan pada 2023, sejauh ini, ada sembilan kasus dengan tiga kematian.

"Baru di 2023 ini ada kasus kematian. Yang satu meninggal setelah dicanangkan sebagai suspect karena ada hasil pemeriksaan laboratorium. Adapun, dua korban lain tidak sempat dilakukan pemeriksaan lab karena langsung meninggal. Dari riwayat kita lakukan investigasi mereka punya riwayat kontak dengan sapi yang mati karena antraks tadi," jelas Imran.

Baca juga: Kabupaten Bantul Lakukan Langkah Pencegahan Masuknya Antraks dari Gunungkidul

Selain meningkatkan kapasitas fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan, Kemenkes juga telah melakukan penyelidikan epidemiologi terpadu oleh satuan tugas one health yang terdiir dari dinas kesehatan, dinas peternakan dan dinas lingkungan hidup. Selain itu, pihaknya juga telah melakukan serosurvey terhadap populasi berisiko.

"Kita telah lakukan juga pengobatan terhadap populasi berisiko yang sudah terpapar dan hasil positif kita berikan pengobatan. Kemudian, dari sisi peternakan hewan kita berikan pengobatan hewan tertular, vaksinasi, dekontaminasi di lokasi tempat penyembelihan hewan," beber dia.

Di samping itu, pihanya juga memberikan edukasi pada masyarakat terdampak dan melakukan pembatasan mobilisasi ternak, khususnya di daerah terjangkit.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada 4 Juni lalu, seorang warga Gunungkidul berusia 72 tahun, WP, meninggal dunia akibat terinfeksi antraks. Diketahui, pada 22 Mei, WP membantu menyembelih sapi seorang warga yang mati. Saat itu daging hasil sembelih kemudian dibagikan kepada warga.

Lalu pada 1 Juni 2023 WP masuk rumah sakit dengan keluhan gatal-gatal, bengkak dan luka. Setelah diperiksa dan diambil sample darah, WP diidentifikasi positif terinfeksi spora antraks. Di samping itu, spora antraks juga ditemukan di lokasi penyembelihan. (Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya