Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pakar Kesehatan Sarankan Pendekatan One Health untuk Mengatasi Antraks

Dinda Shabrina
05/7/2023 16:57
Pakar Kesehatan Sarankan Pendekatan One Health untuk Mengatasi Antraks
Ilustrasi hewan ternak(Antara )

MANTAN Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan penyakit antraks merupakan bagian dari penyakit zoonosis, penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. Karena itu, Tjandra menyarankan agar penyakit ini ditangani dengan pendekatan One Health.

Pendekatan tersebut tidak hanya berbicara mengenai bagaimana pentingnya menjaga kesehatan manusia, akan tetapi juga pentingnya mengkondisikan hewan serta melakukan konservasi yang ada di lingkungan sekitarnya. Penerapan konsep One Health juga diharapkan bisa menurunkan penyebaran zoonosis serta berbagai resiko yang ditimbulkan dari mengonsumsi hewan liar.

“Antraks (Anthrax) merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya serta dapat menular ke manusia. Penyakit ini bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Karena itu butuh pendekatan One Health untuk mengatasinya. Perlu ada kerja bersama mengendalikan kesehatan manusia, kesehatan hewan dan kesehatan lingkungan,” ujar Tjandra dalam keterangannya, Rabu (5/7).

Baca juga: Kabupaten Bantul Lakukan Langkah Pencegahan Masuknya Antraks dari Gunungkidul

“Bakteri penyebab antraks, apabila terpapar udara, akan membentuk spora yang sangat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia termasuk desinfektan tertentu dan dapat bertahan di dalam tanah, sehingga kadang-kadang antraks juga disebut penyakit tanah,” jelas Tjandra.

Manifestasi penyakit antraks pada manusia, kata Tjandra ada tiga jenis. Pertama ialah antraks kulit. Penyakit ini merupakan jenis antraks yang paling sering terjadi, tetapi tidak berbahaya.

Baca juga: 11 Warga Konsumsi Daging Antraks, 3 Diantaranya Meninggal Dunia

“Kata antraks memang bermakna ‘arang’ dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan karena kulit para korban akan berubah hitam,” ujarnya.

“Jenis kedua adalah antraks pencernaan serta yang ketiga adalah antraks paru atau pernapasan, yang juga pada sebagian kasus dapat menjadi berat, menyebabkan syok serta meningitis dan bahkan kematian,” imbuhnya.

Selain itu, Tjandra juga meminta agar masyarakat tidak menyembelih atau mengonsumsi daging dari hewan ternak yang telah terdeteksi antraks. Berdasarkan pengalamannya, Tjandra menyebut sampai saat ini masih banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana penularan penyakit tersebut. Sehingga hewan yang sakit itu justru dipotong dan dikonsumsi manusia.

“Penularan antraks dari binatang yang sakit ini malahan dipotong dan dikonsumsi manusia. Sesuatu yang perlu terus diberi pemahaman ke masyarakat luas agar jangan terus berulang seperti kejadian di Gunungkidul yang berujung pada kematian,” tegasnya. (Dis/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya