Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
ANTRAKS kembali menyerang warga Gunungkidul. Hal tersebut dikonfirmasi usai tiga warganya positif antraks.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono menginformasikan, tiga positif antraks. Mereka memiliki luka lesi di kulit yang biasa dialami oleh penderita antraks.
"Ketiganya tidak ada yang dirawat di rumah sakit, tetapi kondisinya terus dipantau oleh petugas puskesmas terdekat,” papar dia, Rabu (9/4).
Pihaknya juga menemukan, dua warga yang suspect antraks dalam kondisi baik. Kedua orang tersebut terus dipantau kondisinya. Bakteri penyakit ini memiliki masa inkubasi selama 60 hari.
Ia menjelaskan, kasus ini muncul di Kalurahan Tileng, Kecamatan Girisubo dan Kalurahan Bohol, Kapanewon Rongkop. Penyelidikan epidemiologi dan skrening populasi berisiko sedang dilakukan.
Koordinasi antara Dinas Kesehatan dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan telah dilakukan untuk penanggulangan penyakit tersebut.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan, awalnya, kasus antraks muncul di Kalurahan Tileng pada Februari. Tidak lama berselang, kasus antraks juga muncul di Kalurahan Bohol.
"Hingga akhir Maret, sekitar 20 ekor ternak mati," terang dia. Setelah diperiksa dengan pengambilan sampel, ternak yang mari tersebut dinyatakan positif antraks.
Penularan antraks dari hewan ternak ke manusia tersebut disebabkan menyembelih hewan ternak yang terkena antraks. Pasalnya, antraks masuk kategori zoonosis yang dapat menular dari hewan ke manusia.
“Darah dari penyembelihan bisa memicu penularan yang lebih banyak,” terang dia. (H-2)
Daerah Istimewa Yogyakarta terus meningkatkan edukasi kepada masyarakat utamanya kalangan peternak dan menggencarkan vaksinasi ternak.
Untuk memperkuat respons lintas sektor, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul juga akan menerbitkan Surat Edaran (SE) Bupati tentang kewaspadaan terhadap antraks.
Kementan bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunung Kidul secara cepat menangani kasus antraks yang menyerang hewan ternak di tiga kelurahan di Gunung Kidul.
KASUS antraks dilaporkan kembali terjadi di Desa Tileng, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Isu penyakit antraks yang beredar di tengah masyarakat ternyata mempengaruhi harga daging sapi di Palu, Sulawesi Tengah.
KASUS antraks telah masuk ke Indonesia sejak tahun 1884, dan wilayah yang terserang antraks semakin lama semakin banyak dan meluas.
DINAS Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengusulkan agar segera ditetapkan status KLB (Kejadian Luar Biasa) atas penyebaran penyakit antraks di Gunungkidul.
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie memastikan bahwa penyakit antraks yang disebabkan bakteri Bacillus Anthracis tidak bisa menular dari manusia ke manusia.
Antisipasi penyebaran antraks, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang, tidak mengizinkan masuknya hewan ternak seperti sapi, kambing, dan domba dari wilayah Gunung Kidul DIY.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved