Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MENTERI Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi Taufiq F Al-Rabiah meminta maaf atas rentetan masalah layanan haji pada rangkaian ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) yang dialami jemaah haji Indonesia.
Permintaan maaf itu disampaikan secara lisan kepada Manteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Quomas, di sela-sela Haflatul Hajj Al-Khitamy atau Penutupan Penyelenggaraan Haji) di Kantor Kementerian Haji dan Umrah, Mekah Jumat (30/6) malam.
"Saya mengutip pernyataan Menteri Haji. 'Saya juga merasakan sakit yang Anda rasakan',begitu katanya kepada saya, 'dan saya memohon maaf atas kejadian yang tidak mengenakan ini dan insya Allah ini kejadian yang terakhir kalinya," ujar Menag, seusai Rapat Koordinasi Persiapan Pelayanan Jemaah Haji Pasca-Armina di Mekah, Minggu (2/7) malam.
Baca juga: Jemaah Hadapi Banyak Masalah, Jokowi Center Minta Pelayanan Haji Dievaluasi
Menag menyebut pernyataan Menteri Taufiq menunjukkan komitmen yang kuat untuk memperbaiki layanan pada penyelenggaraan ibadah haji tahun berikutnya. Kedua pihak kemudian menindaklanjuti dengan kesepakatan untuk melakukan investigasi atas beberapa persoalan yang muncul di Armina.
"Kita buat tim bersama yang insya Allah hasilnya kita sepakati seminggu atau paling lama dua minggu yang akan datang kita sudah dapat hasilnya," kata Menag.
Baca juga: Kepulangan Dimulai 4 Juli, Jemaah Haji Dilarang Bawa Zamzam
Setidaknya ada enam persoalan layanan haji yang merupakan ranah kewenangan pihak Arab Saudi. Pertama, perubahan jadwal dan konfigurasi kursi maskapai yang berdampak penyesuaian layanan lain di Madinah, Mekah, dan Jeddah secara mendadak.
Kedua, keterlambatan transportasi jemaah dari Muzdalifah ke tenda Mina. Hal ini membuat ribuan jemaah haji Indonesia dan jemaah haji negara-negara lain sempat terlantar hingga kelelahan, lapar, dan haus.
Ketiga, layanan katering yang kerap terlambat dengan menu tidak sesuai kesepakatan. Keempat, kapasitas tenda di maktab-maktan yang tidak sesuai dengan rasio jumlah jemaah.
Kelima, buruknya sistem sanitasi di sejumlah maktab, bahkan ada beberapa maktab yang sempat tidak teraliri air bersih selama beberapa jam. Keenam pemanfaatan mobil golf untuk mobilitas kedaruratan di Mina.
Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Subhan Cholid mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil investigasi persoalan-persoalan di Armina. Dari hasil tersebut baru bisa ditentukan apa bentuk ganti rugi yang dimintakan ke pihak Masyariq.
"Nanti kita tunggu saja hasil investigasinya, apakah di sana akan ada ganti rugi dan lain sebagainya," ujar Subhan.
Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi menyebut, bagi otoritas misi haji Indonesia, permintaan maaf pihak Arab ini penting untuk legitimasi kinerja layanan 209 ribu jamaah haji Indonesia pada 2023 ini.
"Kita tahu Kemenag sudah rencanakan ini dengan baik sejak lama, bahwa terjadi layanan buruk, itu satu soal yang harus segera diselesaikan dengan mitra kerja kemenag di Arab untu musim haji berikut," ujar Kahfi sebelum kembali ke Tanah Air, di bandara King Abdul Aziz Jeddah, kemarin.
Permintaan maaf itu sekaligus mengkonfirmasikan bahwa buruknya mutu dan manajemen layanan Masyariq di Armina, sepenuhnya di luar kendali otoritas haji Indonesia.
Masyariq adalah satu dari tujuh perusahaan pemenang tender pekayanan haji di Armina. Layanan itu meliputi transportasi, akomodasi, hingga katering. Selain Indonesia, Masyariq juga melayani jamaah asal Asia Tenggara, Tiongkok, India, Pakistan dan Banghladesh.
Enam perusahaan lain adalah Al Bait Guest (haji ONH plus internasional), Sharikat Mutawwif for Iranian Company (untuk warga Iran dan Irak), Muthawwif untuk jemaah asal Turki, Eropa, Amerika dan Australia, Shariqah Mutawwif untuk negara-negara jazirah Arab, Mutawwif for Africa and Non-Arab, serta jasa layanan Armina khusus untuk warga Arab Saudi (Internal Pilgrim). (Ndy)
Kementerian Agama akan melakukan evaluasi untuk perbaikan pelaksanaan ibadah haji menyusul berakhirnya fase terakhir kepulangan jemaah haji.
Saat ini, ada 43 jemaah haji Indonesia yang masih menjalani perawatan di RS Arab Saudi. Tim KUH KJRI Jeddah akan terus melakukan pendampingan.
PEMBERANGKATAN jemaah haji Kelompok Terbang (Kloter) 88 Embarkasi Surabaya (SUB-88) dari Arab Saudi ke Tanah Air menandai berakhirnya operasional ibadah haji 1444 H/2023.
Untuk kali pertama, 3.000 daging kambing Dam petugas dan jemaah haji siap dikirim ke Tanah Air.
Penyelenggaraannya secara protokol kesehatan menjadi menyerupai sebagaimana sebelum adanya covid-19.
Jemaah haji yang telah tiba di Tanah Air berjumlah 106.298 orang, tergabung dalam 277 kelompok terbang (kloter).
KETUA Komnas Haji dan Umrah Mustolih Siradj menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus dipersiapkan pada haji 2024 mendatang, dengan mengacu pada penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.
DITJEN Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama tengah mengkaji ulang skema pemberangkatan petugas haji 1445 H/2024 M. Kemenag juga mengkaji sistem remunerasi petugas haji.
Ssebetulnya pelarangan beribadah haji sudah diberlakukan melalu Peraturan Menteri Agama Nomor 29 Tahun 2015 di mana terdapat jeda 10 tahun untuk haji reguler jika ingin berangkat haji.
MENTERI Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan masih terdapat beberapa jemaah haji tertinggal di Arab Saudi karena sakit dan hilang. Ini penjelasan Menag Yaqut.
HINGGA 23 Juli 2023 pukul 24.00 WIB jemaah haji yang telah tiba di Tanah Air sebanyak 135.475 orang, tergabung dalam 353 kelompok terbang (kloter).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved