Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DOKTER Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia Marya Haryono mengatakan masyarakat Indonesia, saat ini, masih kurang dalam mengonsumsi sayur dan buah.
"Oleh sebab itu, Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan RI, membuat kampanye makan sehat dengan gizi seimbang Isi Piringku," ujar Marya, di sela-sela peluncuran produk makanan sehat di Jakarta, Selasa (13/6).
Marya mengatakan, dalam program tersebut, seharusnya dalam satu piring terdiri dari 50% sayur dan buah serta 50% sisanya karbohidrat dan protein.
Baca juga: Cegah Kekurangan Gizi, Kemendikdbudristek Imbau Sekolah Sediakan Kantin Sehat
Selain itu makanan yang dikonsumsi harus memenuhi AKG (Angka Kecukupan Gizi) harian yang dibutuhkan. Meskipun AKG setiap orang berbeda, hal ini dapat disesuaikan dengan panduan dari Kemenkes tersebut.
Secara umum, perempuan Indonesia membutuhkan 1.200 - 1.500 kalori per hari, sedangkan laki-laki membutuhkan 1.600 - 1.800 kalori per hari.
Untuk menyeimbangkannya, Marya mengimbau agar seseorang mengonsumsi sayur, protein, serat, dan vitamin lainnya sebagai makanan pendamping.
Baca juga: Lansia Wajib Tahu! Inilah Gizi Seimbang yang Harus Terpenuhi
Misalnya, saat mengonsumsi bubur ayam, konsumsi juga telur serta ayam dalam porsi cukup, dan tambahan sayur juga buah untuk menyeimbangkannya.
"Jika terus-menerus mengonsumsi makanan yang tidak seimbang, tubuh akan kekurangan nutrisi dan dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan yang serius. Selain itu, perhatikan pengolahan dan penyimpanan makanan agar tetap aman dan terjaga nutrisinya saat dikonsumsi," jelas Marya.
Marya juga mengimbau untuk menghindari makanan yang dipanaskan terus menerus agar nutrisi di dalamnya tidak rusak, terutama untuk makanan yang mengandung protein.
Sebaiknya, olah makanan secukupnya dan, khusus sayur, dapat dimakan secara mentah atau dimasak sebentar karena terlalu lama memasak sayur dapat menghilangkan nutrisi di dalamnya.
Kemudian hindari proses mengolah makanan dengan cara digoreng agar kalori minyak di dalamnya tidak masuk ke dalam tubuh.
"Kalori berlebih dapat menyebabkan tubuh berpotensi mengalami risiko kegemukan dan kolesterol tinggi. Hindari juga makan makanan tinggi gula dan garam agar risiko kesehatan lainnya dapat dicegah," kata Marya.
Terakhir, perhatikan cara menyimpan makanan dan bahan bakunya. Untuk sayuran, daging, dan buah sebaiknya disimpan dalam kulkas bersuhu cukup dingin agar lebih awet.
Sayur dan buah sebaiknya dikonsumsi di hari yang sama agar tidak layu dan nutrisi penting di dalamnya tidak berkurang. (Ant/Z-1)
Pola makan sehat berperan penting dalam mendukung pemulihan pasien kemoterapi. Temukan 7 jenis makanan terbaik berikut.
Menjaga suhu minyak tetap pada kisaran ideal 175-190°C dapat membantu mencegah gorengan menyerap terlalu banyak minyak.
HIJRIAH Food Festival 2025 digelar dalam menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.
Proses menggoreng menghasilkan senyawa berbahaya, termasuk senyawa karsinogenik yang berpotensi meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Orangtua perlu memberikan contoh kepada anak dan menjelaskan pentingnya mengonsumsi makanan yang bergizi.
Pada makanan yang dimasak di rumah, setiap porsinya dapat ditakar sesuai kebutuhan. Hal ini berbeda dengan langsung menggunakan bumbu cepat saji.
Kegiatan dikemas dalam format talkshow, workshop, dan nonton bareng, dengan melibatkan para ibu rumah tangga sebagai peserta aktif.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Ajang Peduli Gizi 2025 kembali digelar sebagai bentuk apresiasi terhadap individu, institusi, dan pelaku industri yang dinilai telah memberikan kontribusi nyata.
Konsekuensi dari konsumsi susu berlebihan adalah anak akan merasa kenyang dan kehilangan selera untuk mengonsumsi makanan lain. Akibatnya, asupan gizi menjadi tidak seimbang.
Pemenuhan gizi yang cukup dan seimbang tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga sangat menentukan perkembangan kognitif, motorik, hingga sosial emosionalnya.
ICW menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) hanya menjadi program untuk menghamburkan uang negara. MBG tidak memenuhi standar gizi dan justru berpotensi menjadi pemborosan anggaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved