Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Studi: Tindakan Sederhana Cegah Kematian Jutaan Bayi

Thalatie K Yani
09/5/2023 07:15
Studi: Tindakan Sederhana Cegah Kematian Jutaan Bayi
Sebuah tindakan sederhana, seperti memberikan aspirin, dapat mencegah kematian jutaan bayi atau meninggal sebelum lahir di negara berkembang(AFP)

SEBUAH penelitian mengungkapkan pemberian tindakan perawatan kesehatan sederhana kepada ibu hamil, seperti menawarkan aspirin, dapat mencegah lebih dari satu juat bayi meninggal atau meninggal sebelum lahir di negara berkembang. 

Tim peneliti memperkirakan seperempat dari total bayi di seluruh dunia lahir prematur atau memiliki berat badan kurang. Sayangnya, tidak ada kemajuan dalam bidang ini.

Oleh karena itu, para peneliti mendesak pemerintah dan organisasi untuk meningkatkan perawatan yang diberikan kepada ibu hamil dan bayi saat kehamilan, dan persalinan di 81 negara dengan pendapatan rendah dan menengah.

Baca juga: Jangan Sepelekan Stres saat Hamil! Ini Gejala dan Cara Mengatasinya

Menurut serangkaian makalah yang diterbitkan dalam jurnal Lancet, terdapat delapan tindakan yang terbukti efektif dan mudah diimplementasikan. Tindakan itu dapat mencegah lebih dari 565.000 kasus kematian janin.

Tindakan-tindakan tersebut meliputi pemberian suplemen mikronutrien, protein, dan energi, aspirin dosis rendah, hormon progesteron, pendidikan tentang bahaya merokok, serta pengobatan untuk malaria, sifilis, dan infeksi bakteri dalam urine.

Baca juga: Studi: Ibu Hamil yang Terinfeksi Covid-19 Berpotensi Lahirkan Bayi Laki-Laki dengan Gangguan Otak

Selain itu, dengan membuat steroid tersedia bagi ibu hamil dan tidak langsung memutuskan tali pusar bayi, dapat mencegah kematian lebih dari 475.000 bayi baru lahir. Para peneliti menyatakan biaya pelaksanaan perubahan ini diperkirakan mencapai US$1,1 miliar.

Menurut Per Ashorn, seorang profesor di Universitas Tampere, Finlandia dan penulis utama studi ini, jumlah tersebut "hanya sebagian kecil dari apa yang program kesehatan lainnya terima".

Menurut Joy Lawn, seorang penulis studi dari London School for Hygiene and Tropical Medicine, para peneliti menggunakan definisi baru untuk bayi yang lahir prematur atau memiliki berat badan kurang. Menurutnya, definisi lama yang menggunakan batasan berat badan di bawah 2,5 kilogram (5,8 pon) dianggap acak dan tidak mempertimbangkan perbedaan kondisi bayi yang sebenarnya.

Dalam analisis yang melibatkan 160 juta kelahiran hidup dari tahun 2000 hingga 2020, para peneliti menemukan sekitar 35,3 juta bayi di seluruh dunia, atau satu dari empat bayi, lahir prematur atau memiliki berat badan kurang. Mereka diklasifikasikan sebagai bayi rentan kecil.

Meskipun sebagian besar bayi ini lahir di Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara, Lawn menekankan bahwa setiap negara terkena dampaknya.

"Cukup mengejutkan, kami menemukan bahwa ini jauh lebih umum setelah Anda mulai memikirkannya dengan cara yang lebih bernuansa." (AFP/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya