Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
KEMENTERIAN Kesehatan menyebut imunisasi rutin lengkap yang disuntikkan kepada anak-anak dapat memberikan manfaat berupa proteksi kesehatan yang lebih kuat secara lintas kelompok usia.
"Kalau beberapa tahun yang lalu kita selalu menyampaikan imunisasi dasar lengkap, imunisasi dasar lengkap, sekarang, kita harus berubah menjadi imunisasi rutin lengkap. Jadi semua (jenis imunisasi) itu harus didapatkan oleh setiap anak di Indonesia," kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine, Kamis (4/5).
Prima menuturkan imunisasi yang diberikan pada anak-anak, bisa melindungi masyarakat menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB) dari suatu penyakit.
Baca juga: 3 Imunisasi Berlaku Secara Nasional pada Tahun Ini
Misalnya imunisasi rubella, vaksin yang diberikan bisa mencegah terjadinya sindrom rubella kongenital pada perempuan yang sedang memasuki usia kehamilan muda.
Penyakit itu merupakan suatu kumpulan gejala penyakit yang terdiri dari kekeruhan lensa mata, penyakit jantung bawaan, gangguan pendengaran dan keterlambatan perkembangan, keterlambatan bicara dan disabilitas intelektual.
Ia mengatakan imunisasi juga berperan dalam mencegah anak-anak terkena campak sejak usia mudanya. Dengan melengkapi dosis vaksinasi, kekebalan kelompok (herd immunity) terbentuk dengan baik dan mampu memproteksi kelompok-kelompok yang belum bisa mendapatkan imunisasi.
Baca juga: Ternyata, Orang Dewasa juga Penting untuk Dapat Imunisasi
Guna memproteksi masyarakat di seluruh kalangan usia sejak anak-anak, hal yang diupayakan pemerintah adalah menambah jenis imunisasi pada anak yakni vaksin PCV untuk melawan pneumonia, vaksin Rotavirus (RV) dan Japanese Encephalitis (JE) untuk mencegah radang otak.
Sementara, untuk usia sekolah, disertakan pula vaksin HPV yang bisa mencegah anak perempuan terkena kanker serviks.
Prima menambahkan program imunisasi yang pemerintah canangkan saat ini sudah mulai bisa diberikan setelah anak dilahirkan. Misalnya imunisasi untuk Hepatitis B, yang nanti bisa dilanjutkan dengan jenis vaksin lainnya.
Ia menyarankan orangtua juga bisa membawa anak ke fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan multi imunisasi atau beragam jenis vaksin yang sudah ditentukan untuk diberikan sekaligus pada seorang anak dalam satu waktu tertentu.
Prima turut mengajak setiap orangtua untuk tidak abai dan membantu meningkatkan cakupan imunisasi, supaya kasus baru dari Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yakni polio, tetanus, campak dan rubella tidak ditemukan lagi.
"Jadi sudah jelas ya pemberian imunisasi itu tidak hanya sampai pada usia bayi saja, tapi harus dilanjutkan ketika anak menginjak usia sekolah. Kita pun sedang melakukan pendekatan melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Penerapan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 yang mengatur aspek strategis Industri Hasil Tembakau (IHT) menuai penolakan keras dari kalangan pekerja.
Di Indonesia, Survei Kesehatan 2023 mencatat sekitar 6,7 juta penduduk terinfeksi hepatitis B dan 2,5 juta terinfeksi hepatitis C.
Sebanyak 13 provinsi belum mencapai target cakupan imunisasi bayi lengkap 90% dalam tiga tahun terakhir dan tren anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar meningkat signifikan.
BEBAN penyakit pneumonia di Indonesia masih tergolong tinggi, khususnya pada kelompok usia dewasa dan lansia, serta individu dengan penyakit penyerta.
Direktur Penyakit Tidak Menular Kemenkes, mengatakan bahwa kandungan gula garam dan lemak pada (GGL) pada makanan yang dikonsumsi ditengarai menjadi salah satu penyebab obesitas pada anak.
Rasio dokter di Indonesia hanya sekitar 0,60 hingga 0,72 dokter per 1.000 penduduk. Angka itu jauh di bawah standar WHO yaitu 1 dokter per 1.000 penduduk.
Imunisasi tidak dapat diberikan kepada anak berkebutuhan khusus apabila dia memiliki gangguan medis kontra indikasi.
Akses layanan imunisasi yang terbatas, pasokan vaksin yang terganggu, konflik, situasi kemanusiaan yang sulit menjadi faktot bayi belum diimunisasi.
Vaksinasi influenza memang tidak menjamin anak bebas dari flu sepenuhnya, namun dapat mencegah gejala menjadi berat atau komplikasi serius.
PBB memperingatkan kesenjangan imunisasi semakin melebar, karena maraknya misinformasi dan pemangkasan drastis bantuan internasional.
Salah satu kendala utama dalam mencapai target IDL di Pangkalpinang adalah masih adanya penolakan dari sebagian masyarakat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved