Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
MASJID Raya Bintaro Jaya tak sekadar sebagai tempat peribadatan umat muslim. Namun, juga menjadi agent of change dalam membangun kesadaran lingkungan. Melalui program Gerakan Sedekah Sampah, masjid ini mampu mengumpulkan 17,5 ton sampah atau senilai Rp 31,5 juta.
Mengusung tema 'Kolaborasi dan Inovasi dalam Mendorong Ramadan Berkah: Ubah Sampahmu Menjadi Sedekahmu', Masjid Raya Bintaro Jaya berkolaborasi bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) terus menggaungkan misi Gerakan Sedekah Sampah. Acara ini juga didukung oleh United Nation Development Programme (UNDP) serta Coca-cola Europacific Partners.
Ketua Yayasan Masjid Raya Bintaro Jaya Prastowo Wibowo mengatakan, masjid ini berperan aktif dan peduli pelestarian lingkungan. "Masjid berpotensi sebagai agent of change jemaah dan masyarakat sekitar secara langsung untuk memilah sampah dari rumah untuk disedekahkan melalui masjid," kata Prastowo dalam keterangannya, Minggu (9/4).
Program Gerakan Sedekah Sampah hingga Maret 2023 ini mencapai 17,5 ton senilai Rp31,5 juta. Tak hanya Gerakan Sedekah Sampah, masjid ini juga mengembangkan program ramah lingkungan lainnya, mulai dari penghematan air wudu, pembuatan sumur resapan, penggunan panel surya, hingga penghijauan lingkungan masjid.
"Sebagai tempat ibadah dan menjadi pusat pendidikan umat Islam, masjid membantu mengatasi masalah keumatan, termasuk membantu mengatasi masalah-masalah lingkungan hidup," ungkapnya.
Direktur Pengurangan Sampah Ditjen Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) KLHK Sinta Saptarina menyatakan, bulan Ramadan menjadi pengingat agar manusia tak hanya memperhatikan hubungan baiknya dengan Allah, sesama manusia, namun juga lingkungan.
Baca juga: Persatuan Islam Tionghoa Indonesia Gelar Bazar Sembako Murah
"Termasuk gerakan sedekah sampah oleh Masjid Raya Bintaro Jaya ini sangat menginspirasi. Dan semoga mampu menjadi motor untuk gerakan masjid lain," ucap Sinta.
Sejak diluncurkan pada awal 2021 lalu, hingga saat ini sudah ada sebanyak 127 masjid, 192 sekolah dan pondok pesantren yang menggalakkan gerakan sedekah sampah. Selain itu, terdapat 46 gereja yang juga aktif dalam gerakan kolekte sampah di Indonesia. Hingga saat ini sudah ada sebanyak 143 ton sampah dari kegiatan sedekah sampah ini.
Sinta berharap akan semakin banyak tempat peribadatan lain yang turut aktif dalam gerakan ini. Ia yakin semakin masifnya gerakan ini akan mampu mengurangi sampah plastik di laut Indonesia.
"Target ambisius kita pada 2025 ada pengurangan sampah plastik sebesar 70%. Tahun lalu kita bisa mencegah 35,5%. Tapi kita optimis jika semua masjid seperti ini maka pasti kita bisa mencapai target itu," tuturnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Penanganan Sampah Ditjen PSLB3 KLHK Novrizal Tahar menyebut, gerakan sedekah sampah merupakan gerakan ekonomi inklusif.
"Jadi jika kita bisa masifkan ini di seluruh Indonesia. Kita juga bisa mendorong rumah ibadah untuk menjadi pusat peradaban. Kita dorong terus gerakan ini. Sampah bukanlah masalah, sampah adalah jariyah," kata Novrizal.
Dalam acara ini, para tamu undangan juga membawa sampah anorganik yang sudah bersih dan terpilah dari rumah masing masing untuk disedekahkan. Peserta yang membawa sampah mendapatkan voucer.
Penasihat Senior Tata Kelola Iklim UNDP Abdul Wahib Situmorang menyebut, pengurangan sampah tak mungkin bisa berjalan hanya dengan menggantungkan pemerintah. "Tapi harus kita semua, elemen masyarakat secara gotong royong. Karena mayoritas Indonesia beragama Islam maka ini menjadi motor utama kita," tegasnya. (RO/I-2)
Masker membantu melindungi diri dari polusi dan kuman penyebab penyakit.
Greeneration Foundation bersama EcoRanger dan Kecamatan Muara Gembong yang didukung oleh Fujitsu menyelenggarakan Merdeka Clean Up Muara Gembong
KEMENTERIAN Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menegaskan komitmennya dalam mengatasi polusi plastik pada forum internasional.
Penyelenggaraan trail run memberi multiplier effect bagi sektor perekonomian daerah.
Karena hormon oksitosin berpengaruh terhadap produksi ASI, ibu perlu merasa nyaman, diterima, dan didukung secara emosional, terutama pada masa menyusui.
Menyusui adalah salah satu solusi alami yang ramah lingkungan, karena mengurangi ketergantungan terhadap susu formula dan juga kemasan plastik.
KASUS Leptospirosis di Kota Yogyakarta dilaporkan meningkat signifikan meski musim hujan telah berakhir. Diduga, peningkatan kasus tersebut berkaitan dengan persoalan sampah.
Proyek instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) berbasis teknologi ramah lingkungan yang di Makassar mendapat penolakan warga.
Pertalindo mendorong berbagai upaya agar persoalan sampah bisa diatasi seiring terwujudnya pembangunan berkelanjutan.
PRESIDEN Prabowo Subianto menargetkan penyelesaian 100 persen masalah sampah pada tahun 2029. Pemerintah harus lebih gencar melakukan aksi di lapangan.
IGC 2025 menjadi side event dari kegiatan Konvensi Sains dan Teknologi Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (KSTI).
Targetnya di 2026 tidak ada lagi kabupaten/kota yang menggunakan sistem TPS terbuka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved