Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Generasi Milenial Cerdas Menangkap Peluang Usaha di Era Digital    

Mediaindonesia.com
27/3/2023 16:49
Generasi Milenial Cerdas Menangkap Peluang Usaha di Era Digital    
Perbincangan soal generasi milenial(MI/HO)

BERBISNIS dan berusaha tidak hanya dilakukan secara konvensional. Di era serba digital saat ini, semua bisa dilakukan. Generasi milenial adalah generasi yang paling cerdas menangkap peluang usaha di era digital atau 4.0.

Anggota Fraksi PKB Komisi I DPR RI Taufiq R Abdullah menjelaskan potensi ruang digital harus dimanfaatkan untuk hal-hal produktif yang dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. 

“Kali ini, kita membincangkan soal bagaimana berbisnis dan berusaha di era digital, terutama untuk generasi milenial. Generasi milenial memiliki kecerdasan menangkap peluang usaha di era digital ini,” kata Taufiq, dikutip Senin (27/3).

Baca juga: Bikin Podcast Bisa Dengan Alat Sederhana

Indonesia akan memasuki era Indonesia emas pada 2045. Indonesia sedang dalam anugerah yang disebut sebagai bonus demografi, kondisi struktur penduduknya didominasi orang yang berusia produktif.

Sebanyak 70% penduduk Indonesia adalah anak-anak muda yang memiliki potensi dan memiliki peluang untuk berkembang. Sedangkan 30% sisanya adalah usia nonproduktif.

“Siapa generasi milenial? Rata-rata generasi milenial melek teknologi. Mereka akhirnya bisa berkembang karena mampu beradaptasi dengan teknologi,” ujarnya.

Baca juga: Dari Karyawan, Juanito Alfa Menjelma Jadi Pengusaha Muda Sukses

Kata Taufiq, Indonesia adalah pasar digital terbesar di Asia Tenggara. Oleh sebab itu, peluang usaha dan kemampuan dibutuhkan untuk menyambut era digital ini.

Adapun, terdapat beberapa soft skill yang diperlukan menjadi entrepreneur digital. Pertama adalah berpikir out of the box, kaya akan ide dan gagasan sehingga mampu melihat peluang yang tersembunyi. Kedua, mampu bergerak cepat dalam merespon perubahan dan kebutuhan pasar.

Ketiga, percaya diri, berani mengekspresikan ide dan siap dengan resiko. Keempat, mampu bekerja sama dengan semua stakeholder dalam pengembangan usahanya. Kelima, berusaha terus selangkah lebih maju dari apa yang ditawarkan oleh pihak lain.

“Keenam, lincah menyesuaikan aksi, merespon dengan luwes terhadap kondisi dan perubahan yang begitu cepat,” ujarnya.

Pegiat media sosial dari Kabupaten Kebumen, Mustolih, menjelaskan soal literasi digital. Literasi digital adalah peningkatan kemampuan masyarakat untuk mengoperasikan teknologi digital melalui pengenalan terhadap perangkat lunak, perangkat keras, hingga pengoperasian jaringan internet WiFi sampai pemanfaatan internet untuk tujuan tertentu.

Menurutnya, berbagai kemampuan digital marketing seperti Social Media Specialist, SEO Specialist, Digital Advertising Specialist, Content Marketing Strategist, dan lain- lain yang nantinya juga akan dibutuhkan di mana saja.

“Kalau ingin mendapatkan sesuatu dari internet, harus fokus atau menjadi specialist,” kata Mustolih. 

Terdapat beberapa pekerjaan atau bisnis yang bisa dilakukan. Mulai dari bisnis afiliasi melalui affiliate marketing, menjadi konsultan bisnis dan digital marketing, menjadi influencer dan content creator (blogger, YouTuber, podcaster), bisnis online learning dan online teaching (online course), menjadi reseller dan dropshipper.

Lalu bisnis agensi, manajemen, dan pekerja lepas (freelancer), bisnis jasa joki game online, bisnis thrifting fashion, menjual stok foto dan video berlisensi, jasa penerjemah online, pembuatan website, microsite, dan landing page (web development), pembuatan aplikasi mobile, dan menjadi reseller dan dropshipper.

“Generasi milenial harus memampukan diri untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan dalam waktu yang sama atau multitasking,” pungkas Mustolih. (RO/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya