Headline
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.
Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.
INDONESIA kaya akan keanekaragaman budaya, termasuk seni tenun dan batik. Tenun dan batik adalah seni tradisional yang diteruskan dari generasi ke generasi.
Dalam seni tenun, sejumlah daerah di Indonesia memiliki motif dan teknik pembuatan yang berbeda-beda, misalnya tenun ikat dari Nusa Tenggara Timur, Songket dari Sumatra, dan Tenun Baduy dari Banten.
Pun demikian dalam seni batik, terdapat berbagai motif yang memiliki makna filosifis dan kekhasan masing-masing.
Baca juga: UBL Gelar Pameran Batik dan Tenun Baduy Wastra Nusantara
Dulu, para perempuan Indonesia di penjuru nusantara terbiasa memakai tenun atau batik sebagai pakaian keseharian mereka.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, muncul tren fesyen baru yang lebih modern dan praktis yang menggantikan pola berpakaian tradisional, termasuk penggunaan tenun dan batik.
Baca juga: UGM Gandeng Hiroshima University of Economics Lestarikan Tenun Lurik
Saat ini, banyak perempuan lebih memilih pakaian modern yang dinilai lebih praktis dan modern untuk kegiatan sehari-hari seperti bekerja atau beraktivitas di luar rumah. Pemakaian batik dan tenun pun menjadi lebih terbatas, hanya dipakai pada kegiatan atau acara tertentu saja.
Gaungkan Kembali Semangat Cinta Kain Tenun Nusantara
Berangkat dari fakta tersebut, Komunitas Ibu-ibu Pecinta Kain Tenun Nusantara dan Batik (Kanusaba) berupaya menggaungkan kembali semangat perempuan Indonesia, terutama para ibu, untuk lebih sering memakai batik dan tenun. Tujuannya, untuk melestarikan budaya tenun dan batik, sekaligus mendukung UMKM penghasil tenun dan batik.
Ketua Umum Kanusaba, Erni Ero, mengisahkan, Kanusaba didirkan pada 2019. Awalnya hanya sekumpulan ibu lintas profesi yang senang mengenakan kain tenun dan batik. Terbersitlah keinginan untuk turut serta melestarikan kedua kain tradisional Indonesia tersebut.
Baca juga: Presiden Apresiasi Pemkab Jembrana yang Populerkan Tenun
“Jadi, kami mengadakan pertemuan rutin setiap bulan, silaturahmi sekaligus arisan. Syaratnya, yang hadir harus memakai kain tenun atau batik,” tutur Erni yang juga berprofesi sebagai notaries/PPAT ini.
Seiring waktu, pertemuan rutin itu berkembang. Antara lain dengan menyertakan UMKM-UMKM produsen tenun dan batik dalam pertemuan. Tujuannya, membantu memperluas pasar/konsumen mereka.
Pertemuan Offline Kembali Digelar
Saat pandemi Covid-19 melanda, pertemuan dilangsungkan secara daring. Kini, usai pandemi, pertemuan offline kembali rutin digelar. Yang terbaru, para anggota Kanusaba mengadakan silaturahmi rutin dan arisan di Sarinah, Jakarta, akhir pekan lalu.
“Anggota kami memang belum banyak, yang mengikuti pertemuan rutin sekitar 35 orang, tapi kami ada grup Whatsapp yang diikuti lebih dari 100 orang. Memang organisasi kami tergolong baru, tapi kami terus bersemangat mendorong para ibu di seluruh Indonesia untuk lebih sering menggunakan tenun atau batik, bukan hanya saat di acara khusus, tapi menjadi bagian dari keseharian," jelasnya.
Baca juga: Spotlight Indonesia 2022 Hadirkan Tenun NTB dalam Koleksi Etnik Modern
"Dengan begitu, kita semua turut melestarikan budaya Indonesia ini, sekaligus membantu perekonomian bangsa dengan membeli dan memakai produk-produk dalam negeri, khususnya produk UMKM tenun dan batik,” papar Erni.
Ke depan, lanjut Erni, Kanusaba bahkan berencana mengajak UMKM tenun dan batik untuk memperluas pasar di luar negeri.
“Rencananya akhir tahun ini, kami akan memfasilitasi beberapa UMKM kecil namun memiliki produk tenun dan batik berkualitas untuk menampilkan produk mereka pada private trunk show di luar negeri, antara lain ke Thailand. Dengan langkah ini, mudah-mudahan pasar UMKM kita semakin berkembang,” kata Erni.
Membantu Pelaku UMKM
Upaya Kanusaba membantu UMKM tidak hanya sebatas itu. Menurut Erni, dalam waktu dekat Kanusaba juga akan memfasilitasi sertifikasi halal untuk UMKM.
“Kami akan menjadi host untuk sertifikasi halal UMKM. Semoga upaya ini membantu UMKM untuk memperoleh sertifikat halal sehingga bisa menambah nilai jual produk mereka,” ujar Erni.
Baca juga: Perajin Kain Tenun Badui Kembali Bangkit Penuhi Permintaan
Ia berharap, upaya-upaya Kanusaba, meski terbilang ‘langkah kecil’, bisa membantu pengembangan UMKM Tanah Air. “Sebagai organisasi baru yang belum begitu besar, langkah Kanusaba memang tidak muluk-muluk," katanya.
"Terpenting, kami bisa melakukan upaya nyata membantu para UMKM. Kami percaya, langkah sederhana seperti membeli dan memakai produk UMKM, akan memiliki dampak positif yang signifikan untuk pengembangan UMKM,” pungkas Erni.
Pada kesempatan sama, Sekjen Kanusaba Effy Kuswita mengatakan, meski bermula dari komunitas kecil, Kanusaba akan terus dikembangkan menjadi organisasi perempuan yang besar.
“Dalam waktu dekat, kami akan segera membuka perwakilan-perwakilan di setiap provinsi,” ucap Effy. (RO/S-4)
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Delapan dari 10 ibu mengandalkan rekomendasi dari komunitas parenting sebelum memutuskan pembelian.
Memanjakan diri merupakan kebutuhan psikologis bagi ibu selama melewati masa adaptasi pascapersalinan.
IBU ialah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Generasi yang memiliki daya pikir yang baik lahir dari ibu yang sehat, pintar, dan berdaya.
Anak-anak memiliki risiko tertinggi mengalami DBD berat dan kematian. Tingkat kematian anak pada kelompok usia 5-14 tahun mencapai 40%.
LEO Pictures akan kembali dengan film terbarunya berjudul Jalan Pulang yang dibintangi oleh Luna Maya
Ketua kelompok penenun, Margareta Mala, juga menyampaikan harapannya agar tenun dapat memiliki pasar yang lebih luas dan menjadi bagian dari kebutuhan tekstil Indonesia.
KAIN tenun di Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan warisan budaya yang kaya akan nilai historis dan estetika, sekaligus menjadi identitas masyarakat setempat.
Bai mengatakan, saat berkunjung ke Baduy, dirinya melihat kearifan lokal dan adat yang masih kental hingga melihat produk hasil budayanya yakni tenun
Hari Tenun Nasional, yang diperingati setiap 7 September, menjadi momen penting untuk menghargai kekayaan budaya Indonesia melalui kain tenun.
Generasi muda Aceh semakin bersemangat melestarikan tenun sebagai warisan budaya masyarakat
AJANG IIMS 2016 kali ini tidak hanya menghadirkan mobil-mobil produksi pabrikan besar dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved