Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Meningkatkan Kualitas dan Pemasaran Produk Tenun NTT

Wisnu Arto Subari
19/12/2024 15:12
Meningkatkan Kualitas dan Pemasaran Produk Tenun NTT
(MI/HO)

KAIN tenun di Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan warisan budaya yang kaya akan nilai historis dan estetika, sekaligus menjadi identitas masyarakat setempat. Namun, tradisi ini kini dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti kurangnya regenerasi pengrajin, keterbatasan akses ke pasar, dan rendahnya inovasi dalam desain dan kualitas produk. 

Jika tidak diatasi, tantangan ini dapat mengancam kelangsungan tradisi tenun dan meredupkan potensi ekonomi dari kerajinan yang telah diwariskan secara turun-temurun.Oleh karena itu, upaya pelestarian dan pemberdayaan menjadi sangat mendesak untuk memastikan tenun NTT tetap hidup dan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat, khususnya para penenun.

Dalam upaya melestarikan budaya tenun Nusa Tenggara Timur (NTT) dan mendorong peningkatan ekonomi lokal, Pelatihan Peningkatan Kualitas Produk Tenun diselenggarakan pada 4 Desember 2024 di Desa Subun, Kecamatan Insana Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Pelatihan ini memiliki misi untuk memberdayakan mama-mama penenun melalui peningkatan kualitas hasil tenun serta strategi pemasaran yang lebih luas. Pelatihan ini hadir sebagai langkah konkret untuk memastikan keberlanjutan tradisi tenun sekaligus meningkatkan kesejahteraan para penenun di daerah ini.

Program ini diselenggarakan oleh Pusat Investasi Pemerintah (PIP) dengan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk Ada Impact yang berperan sebagai implementator dan pendamping lapangan. Kolaborasi ini bertujuan memberikan akses pelatihan berkualitas bagi penenun lokal serta memastikan setiap potensi dapat dikembangkan secara optimal.

Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 80 peserta terdiri dari perwakilan kelompok penenun dari enam desa binaan di TTU dengan jumlah total anggota 150 orang. Elsje Mansula dari Lafaina Ikat berbagi wawasan tentang teknik peningkatan kualitas tenun, inovasi produk, dan strategi pemasaran yang relevan untuk memperluas jangkauan pasar. 

Perwakilan Bupati TTU berharap penenun dapat terus menenun dan meningkatkan kemampuan tenun dengan adanya program ini. "Kemudian mama-mama mampu mengajarkan kembali kepada anak-anak agar budaya ini tidak putus, sehingga ini akan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah juga. Kami berharap mama-mama penenun yang sudah ada dalam kelompok dapat dibantu dan difasilitasi untuk penjualan kain tenun agar NTT bisa meningkatkan ekonomi mama penenun yang ada." (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya