PARIWISATA di Bali kembali dibuka sejak awal 2023, walau beberapa sektor pariwisata belum benar-benar pulih. Salah satunya adalah wilayah di Bali Utara.
Pandemi beberapa waktu lalu sempat membuat semuanya terpuruk. Di Desa Pancasari misalnya. Agrowisata stroberi yang semula diserbu wisatawan, kini masih sepi. Mereka terpaksa berinovasi. Salah satunya dengan menjual bibit stroberi.
Berbagai konsep dalam aktivitas wisata memang selalu berkembang, salah satunya konsep wisata edukasi di Kabupaten Buleleng. Kebun-kebun milik kelompok tani diubah konsepnya menjadi agro eduwisata.
Seorang petani Gede Adi Mustika yang sejak 2013 merintis kebun Wiwanda Agro, mengubah rutinitas berkebunnya yang awalnya sibuk melayani wisatawan domestik dan mancanegara. Ia terpaksa mengubah haluan strategi bisnis sejak 2020 akibat diterjang pandemi.
Tak hanya memberikan pengalaman memakan buah langsung di kebun hidroponik stroberi, namun Wiwanda Agrow Gede Adi Mustika ini juga mengusung konsep wisata edukasi bagi pengunjung khususnya generasi milenial. Selain menjadi wisata agro, tujuan utama Wisanda Agro adalah mengenalkan potensi pertanian yang dimiliki Desa Pancasari yakni stroberi.
“Pertama kita berbagi, jadi kita sering mengundang tokoh masyarakat, hingga pemuda ke tempat ini untuk tahu," ujar Adi.
Menurut Adi, generasi muda tidak akan tertarik dengan dunia perkebunan kalau mereka tidak melihat sendiri, belajar dan mengetahui langsung keuntungan yang dapat diperoleh. Harapannya wisata edukasi ini dapat mendorong kecintaan anak muda terhadap bidang pertanian setelah mereka berkunjung dan berinteraksi langsung dengan petani, sehingga membangkitkan rasa ketertarikan untuk berkecimpung di bidang perkebunan.
"Kita ubah mindset anak muda bahwasannya bertani itu kotor atau bertani itu kampungan. Kita berdasi maupun berseragam juga bisa. Jadi setelah melihat langsung dan melihat penghasilannya, mereka banyak tertarik, dari satu ini sekarang ada 60 di sini,” tutur Adi Mustika.
Wiwanda Agrow hingga kini eksis mengembangkan sedikitnya 15 jenis stroberi, empat di antaranya menjadi unggulan: Sachinoka, Jumbo Bali, Sweet Stars dan Rosalinda.
“Biasanya jenis stroberi besar ini adanya di benua Eropa dan Amerika. Tetapi setahun lalu sudah dikembangkan bibitnya oleh 1-2 orang petani kita disini. Akhirnya karena kurang publikasi saya rangkul dan bina. Ternyata setelah dipublis responnya tinggi sekali dari teman-teman kita di Indonesia,” jelas pria yang saat ini juga menjadi asesor Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) itu.
Pertanian Modern Smart Green House Memantik Petani Milenial
Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggalakkan sistem pertanian modern di berbagai daerah melalui program pertanian digital dengan teknologi Screen House atau Smart Green House (SGH) yang diinisiasi oleh Kementan melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP), juga dinikmati para petani di Bali.
SGH merupakan program terobosan Kementerian Pertanian untuk membangun pertanian modern. SGH juga diproyeksikan menjadi pemikat atau meningkatkan minat kaum milenial di sektor pertanian, khususnya di bidang hortikultura.
Pertanian dengan SGH ini menerapkan teknologi digital untuk pengembangan pertanian yang memungkinkan petani terlindungi dari ancaman gagal panen akibat cuaca yang berubah-ubah. Selain itu, penggunaan pupuk dan air akan semakin terukur.
“Alatnya sangat luar biasa, akan lebih efektif dan efisien dari segi proses produksi, penanaman bibit, pemupukan, panen. Akan menekan biaya produksi petani,” ungkap Analis PSP Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Ida Putu Sandiasa.
SGH akan menghadirkan pertanian smart farming. Petani tidak perlu lagi ke lahan pertanian untuk mengontrol tanaman. Kendali perkembangan tanaman pertanian dilakukan melalui smartphone berbasis Android dan laptop yang terhubung internet.
Smart farming merupakan sistem pertanian berbasis teknologi yang dapat membantu petani meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas. Di antaranya, Smart Green House, fertigasi berbasis Internet of Things (IoT), Unmanned Aerial Vehicle (UAV), dan The Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) image processing.
Dalam suatu rangkaian sistem SGH, dipasang sejumlah sensor untuk memantau suhu, penggunaan air, dan kebutuhan cahaya. Semuanya diatur melalui sensor yang terhubung ke smartphone maupun laptop. (S-3)