Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Menikmati Cita Rasa Aneka Varian di Kontes Kopi Batang

Akhmad Safuan
27/4/2025 22:04
Menikmati Cita Rasa Aneka Varian di Kontes Kopi Batang
Ilustrasi(MI/Akhmad Safuan)

TIBA-TIBA ada yang menarik di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, aroma khas minuman kopi sudah tercium samar-samar ketika melintas di depan Kantor Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Batang, hingga mengundang siapapun yang melintas untuk menengokan kepada untuk melihat sumber aroma yang menggoda tersebut.

Cuaca di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah tidak terlalu panas, langit berawan dan angin berhembus cukup kencang hingga membuat warga berada di pinggir ruas jalan Pantura menutup hidung, karena debu yang beterbangan bersama kepulan asap knalpot kendaraan yang sedang melintas di ruas jalan Batang-Pekalongan tersebut.

Di sisi lain tepatnya di Jalan Ahmad Yani Kabupaten Batang, meskipun arus lalulintas tidak terlihat terlalu padat, namun terlihat lebih ramai dibandingkan biasanya yakni banyak orang berlalu-lalang baik berjalan kaki di trotoar sepanjang jalan itu maupun baik kendaraan roda dua dan empat menuju satu titik yakni  Kantor Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Batang.

Aroma minuman kopi sudah tercium beberapa meter dari pagar kantor tersebut menjadikan siapapun yang sedang melintas cukup penasaran untuk melongok mencari sumber aroma yang menggoda, sebuah tenda dipasang di hajajan kantor yang tidak terlalu besar tersebut dan deretan meja panjang dengan ratusan gelas berisi minuman kopi berjajar di atasnya.

"Ini bukan pedagang yang sedang menjajakan minuman kopi, tetapi kontes kopi yang berasal dari puluhan desa di Kabupaten Batang," ujar Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Batang Faelasufa Faiz menjawab rasa penasaran orang yang melintas.

Salah satu keunggulan Kabupaten Batang, ungkap Faelasufa Faiz, adalah produk kopi yang memiliki sejumlah varian seperti Tombo, Pacet, Surjo dan Cablikan, bahkan dalam kontes kopi kalibini diikuti 59 peserta dari desa-desa di daerah ini yang akan memacu pemasaran dan berpotensi yang dapat meningkatkan ekonomi petani kopi serta dubya usaha.

Potensi kopi produksi daerah Batang, menurut Faelasufa Faiz, menjadi sebuah kekuatan ekonomi dan daya tarik luar biasa, karena selain mempunyai banyak varian juga rasa khas hingga banyak digandrungi para penggemar dan penikmat kopi. "Sebagai penggemar kopi saya merasa tertarik untuk mengembangkan penasaran kopi hingga dikenal di Indonesia," imbuhnya.

KepalaDinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Batang Sutadi mengatakan kontes kopi kali ini dilakukan sebagai upaya menunjukkan potensi dimiliki di Kabupaten Batang dan meningkatkan gairah para petani kopi, pengusaha  dan penggemar kopi baik dari dalam maupun luar daerah Katena Ajan lebih dapat mengenal unggulan yang merupakan sajah satu terbaik di Jawa Tengah.

"Harapan kami para petani kopi dapat lebih memaksimalkan produksinya dan meningkatkan daerah penasaran hibgfavauan menumbuhkan perekonomian daerah ini," kata Sutadi.

Selain terus melakukan pembinaan terhadap petani kopi, lanjut Sutadi, Pemerintah Kabupaten Batang juga  membantu pengolahan pascapanen sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) hingga memperluas jaringan penasaran. "Penyelenggaraan kegiatan kontes kopi yang semakin intensif ini menjadi daya tarik bagi para penikmat kopi.l," tambahnya.

Daya Tarik Wisata 

Di Kabupaten Batang, kopi tidak sekedar kenikmatan sajian minuman khas yang mempunyai jutaan penggemar dan penikmat, tetapi kini telah berkembang menjadi sebuah wahana wisata yang menarik perhatian pelancong, karena suasana perkebunan yang berada di kawasan pegunungan dan dataran tinggi, juga sumber edukasi bagi wisatawan.

Di Desa Surjo, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang yang berada di ketinggian 500 mdpl perkebunan kopi yang dikelola warga setempat menjadi trip wisata menarik, para pelancong yang datang tidak hanya disuguhi pemandangan perkebunan yang luas atau sekedar kenikmatan kopi, tetapi juga diajak keliling melihat langsung pengolahan biji kopi.

Wisatawan dapat menikmati cita rasa aneka jenis kopi di destinasi wisata tersebut dari mulai arabika, robusta hingga liberikayang masing-masing mempunyai keunggulan tersendiri seperti kopi arabika rasanya cenderung asam, robusta yang rasanya lebih pahit dan liberika yang rasanya cenderung pahit dan kental dengan tingkat keasaman rendah.

"Jumlah lahan kopi di Kabupaten Batang secara keseluruhan mencapai 6.000 hektare, ini jengadi kekuatan luar biasa karena produksi terus dikembangkan setiap tahun," kata Rifani Zuniyanto, komunitas penggemar kopi Batang.

Selain memberikan pendampingan kepada petani kopi agar dapat meningkatkan produksi dari 1,6 ton per hektare menjadi 2 ton per hektare, menurut Rifani Zuniyanto, upaya memasarkan kopi di daerah ini tidak sekedar menjual produk biji kopi, tetapi juga menjadikan perkebunan kopi sebagai wahana edukasi tang menarik.

Pendampingan kepada petani terus berjalan, ungkap Rifani Zuniyanto, seperti di Desa Surjo, Kecamatan Bawang, Batang setidaknya telah mendampingi sekitar 3 ribu petani kopi, belum lagi petani di kawasan lainnya yang jumlahnya auan terus meningkat. "Kami optimistis kopi Batang akan semakin cerah," ujarnya.

Seorang petani kopi di Desa Bawang, Kecamatan Blado, Batang Wasturi, 53, mengungkapkan hasil perkebunan kopi yang dimiliki sejumlah petani di desa ini, selain memenuhi pasar dalam negeri juga sudah melakukan ekspor kopi yang disebut kopi Curug Genting hingga ke Belanda hingga satu ton per tahun. Secara kebetulan juga tanaman kopi di sini sisa peninggalan Belanda," ucapnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya