Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PROSES tumbuh kembang anak-anak di Tanah Air harus didorong dengan pemenuhan gizi yang baik. Apalagi mereka akan menjadi penerus bangsa.
Kecukupan gizi anak dan remaja merupakan bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Seiring peningkatan populasi anak dan remaja di Indonesia diperlukan perhatian khusus karena akan berdampak pada tumbuh kembang, pemikiran, serta nalar mereka.
Hal tersebut menjadi pemikiran alumni SMAN 68 Jakarta yang dipimpin oleh Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) KLHK Ade Palguna R yg merupakan angkatan pertama di sekolah itu.
Dirancang lah suatu program untuk memantau dan memastikan kecukupan gizi bagi murid-murid di SMAN 68, yakni 68 Bagi Kesehatan Remaja dan diluncurkan pada Senin (6/3) serta didukung oleh Puskesmas Kenari. Kegiatan itu dilakukan meliputi pengecekan kesehatan murid-murid di tahap awal program untuk mengetahui data awal tingkat Kesehatan dan kesemaptaan murid-murid.
“Kegiatan sungguh bermanfaat bagi murid-murid,” tutur Kepala Sekolah SMAN 68 Yunidar. “Terlebih karena murid-murid kami sebagian besar penerima KJP/Kartu Jakarta Pintar sesuai zonasi,” sambung dia.
Kegiatan peningkatan kecukupan gizi dan kesehatan murid ini dilaksanakan oleh alumni SMAN 68 angkatan pertama yang merasa beruntung dapat menimba pengetahuan di SMA itu.
Baca juga: Fortinet: Adopsi Digital Tingkatkan Tren Serangan Siber
Dalam kegiatan tersebut juga telah dipilih beberapa Duta Remaja yang akan menjelaskan mengenai siklus kehidupan manusia, hal-hal mengenai kecukupan gizi remaja dan dampaknya, kerentanan dan risiko sebagai remaja termasuk kesehatan mentalnya, pentingnya mencintai dan bangga terhadap tanah air, dan bagaimana merancang masa depan yang bermanfaat.
“Kami berusaha untuk melibatkan dan memperoleh dukungan dari teman-teman alumni yang cukup beruntung dan sukses, untuk ikut membantu kegiatan ini,” ujar Vice President, Head of Social Investment Dept PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk R Artsanti yang juga alumnus pertama SMAN 68.
Sementara Founder Desa Bukit Indah Foundation Yusnain Yusuf menambahkan, “Menyenangkan bisa bekerjasama kembali dengan teman-teman masa SMA lebih empat dekade yang lalu,” ujarnya. “Teman-teman sangat bersemangat untuk bekerja bakti dan memberi kembali bagi sekolah yang telah membesarkan mereka.” (R-3)
Melalui pembaruan fitur Pelibatan Keluarga, TikTok berupaya agar orangtua dan wali dapat lebih terlibat dalam mendampingi pengalaman digital anak remaja mereka
Anak dan remaja membutuhkan ruang yang aman dan suportif untuk menyalurkan tekanan emosional yang mereka rasakan, terutama pada masa transisi seperti awal tahun ajaran baru.
Keterlibatan remaja sejak awal menjadi fondasi utama Gerakan RAW termasuk dalam merumuskan nama, nilai, dan arah strategis yang mencerminkan suara dan kebutuhan mereka.
Kasus diabetes pada anak muda makin meningkat akibat pola makan buruk dan gaya hidup pasif. Kenali penyebab, dampak, dan cara pencegahannya sejak dini.
Banyak orang tua lupa memeriksakan kesehatan remaja secara rutin. Padahal, masa remaja rentan terhadap masalah pubertas
3 masalah mental remaja: identitas diri, emosi, dan sosial. Peran orang tua krusial dalam masa tumbuh kembang usia 10–18 tahun.
Seorang ayah melakukan kekerasan kepada anak usai viral kedapatan tengah melakukan perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan.
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved