Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berjanji akan memberikan kompensasi bagi provinsi yang telah berkontribusi untuk menekan emisi gas rumah kaca. Tentu bukan dari dana APBN. Dana yang akan diberikan kepada provinsi adalah dana yang didapatkan dari internasional dengan skema result based payment (RBP) atau pembayaran berbasis kinerja.
"Ini real, kita akan memberikan kompensasi kinerja ke seluruh provinsi yang mempunyai kontribusi dalam menekan emisi gas rumah kaca," kata Direktur Mobilisasi Sumber Daya Sektoral dan Regional KLHK Wahyu Marjaka dalam Rapat Kerja Teknis Nasional Pengendalian Perubahan Iklim, Kamis (2/3).
Wahyu menekankan, hal itu sudah terbukti pada pembayaran berbasis kinerja yang akan diterima Provinsi Kalimantan Timur tahun ini. Dalam implementasi REDD+ Program Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) dari World Bank, Kalimantan Timur akan mendapatkan pendanaan sebesar US$110 juta karena kontribusinya menekan emisi gas rumah kaca sebesar 22 juta ton CO2 ekuivalen sejak tahun 2019.
Wahyu melanjutkan, yang teranyar, pendanaan akan masuk dari Green Climate Fund sebesar US$93,4 juta. Dari jumlah itu, sebanyak US$51,55 jutanya akan dialokasikan kepada provinsi yang telah berhasil menekan emisi gas rumah kaca.
"Kriteria dan indikatornya sedang kita kembangkan. Nanti akan kami sampaikan secara resmi menunggu itorisasi dari Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan," ucap dia.
Baca juga: Momentum Kendalikan Perubahan Iklim
Namun demikian, Jaka membeberkan dana itu akan disalurkan ke provinsi yang berkontribusi bagi pengurangan emisi atau peningkatan serapan emisi gas rumah kaca periode 2014-2016.
"Metode pendekatan dalam pembagian alokasi dan RBP untuk setiap provinsi mempertimbangkan hasil analisis deforestasi degradasi hutan dan dekomposisi gambut. Selain itu hasil analisis kontribusi emission reduction dan carbon stock," ucap dia.
Adapun, pendanaan yang masuk ke provinsi harus digunakan untuk berbagai program yang berbasis masyarakat. Seperti misalnya perhutanan sosial, forest management, rehabilitasi hutan dan lahan serta penanganan kebakaran hutan dan lahan.
"Sehingga ada sustainable livelihood dengan pendanaan itu," pungkas Wahyu.
Pada kesempatan itu, Analis Kebijakan Ahli Madya Badan Kejikana Fiskal Kementerian Keuangan Irwan Dharmawan mengungkapkan, berdasarkan analisis Kementerian Keuangan, untuk mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca hingga 2030 yang tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC), Indonesia membutuhkan dana sekitar Rp350 triliun per tahun.
"Namun demikian, pertahunnya APBN hanya bisa memenuhi rata-rata Rp97 triliun. Karenanya untuk mencapai angka Rp350 triliun itu masih jauh dari kata cukup," ucap dia.
Karenanya, Kementerian Keuangan terus mengembangkan pembiayaan inovatif yang bisa memberikan dukungan pada pendanaan perubahan iklim ini.
"Beberapa pembiayaan inovatif yang bisa digali di antaranya dari pasar modal, perdagangan karbon, hingga pendanaan internasional dari skema bilateral dan multilateral," ucapnya. (OL-17)
Fenomena Hujan Carnian atau Carnian Pluvial Episode (CPE) adalah sebuah peristiwa geologis yang terjadi sekitar 232 juta tahun lalu pada periode Trias Akhir
Lewat REDD+ dan GREEN for Riau ini, pemerintah bersama jajaran pemangku kepentingan akan bekerja sama dalam menekan dan menurunkan emisi karbon.
Penerapan sistem informasi berbasis teknologi seperti SSIINas ini dapat memberikan kemudahan bagi sektor industri untuk melaporkan data emisinya secara terintegrasi.
SKK Migas mencatat Indonesia memiliki cadangan gas terbukti sebesar 54,76 Trilliun Standard Cubic Feet (TSCF).
SEKITAR 18 juta kebun sawit di Indonesia saat ini dapat memproduksi palm oil mill effluent (POME) sekitar 910 ribu ton atau setara 36 juta tCO2eq emisi gas rumah kaca.
Indonesia tertinggal dalam mitigasi gas rumah kaca (GRK) kendaraan bermotor. Ketertinggalan itu mencakup tidak diaturnya standar karbon kendaraan dan elektrifikasi kendaraan bermotor.
KESADARAN terhadap konsep bangunan hijau sudah seharusnya menjadi bagian dari tanggung jawab bersama dalam menjaga bumi.
PT Pertamina Gas (Pertagas) sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina berkomitmen mendukung pengurangan emisi melalui program Penghijauan Bumi.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong agenda transisi industri menuju industri hijau yang keberlanjutan dan rendah emisi karbon di Indonesia.
Formula 1 terus berinovasi untuk bisa memberikan manfaat pada masyarakat secara keseluruhan terutama pada penggunaan karbon.
PT Pertamina International Shipping (PIS) meraih penghargaan atas upaya dan inovasi perusahaan dalam menerapkan pelayaran hijau atau green shipping.
Salah satunya dengan tidak lagi menggunakan detergent hingga mengajarkan anak-anak untuk tidak menggunakan pembalut sekali pakai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved