Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DOKTER spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Mulya Rahma Karyanti mengimbau orangtua mewaspadai dan menyadari tanda bahaya infeksi dengue atau atau demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi pada anak.
"Waspadai tanda bahaya dari infeksi dengue. Jadi, setelah hari ketiga di fase kritis, biasanya tanda-tanda bahaya itu harus diwaspadai," kata Mulya, yang tergabung sebagai Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Infeksi Tropik IDAI, dikutip Jumat (10/2).
Lebih lanjut, Mulya menjelaskan biasanya suhu tubuh mengalami penurunan setelah hari ketiga demam. Meski begitu, kondisi tersebut harus tetap diwaspadai mengingat fase kritis infeksi dengue justru terjadi pada hari ketiga hingga keenam. Oleh sebab itu, orangtua diimbau mengecek suhu anak secara berkala.
Baca juga: Ini Lima Langkah Penanganan DBD
"Di fase demam di hari pertama suhunya biasanya masih tinggi. Tapi, setelah hari ketiga sampai keenam, itu akan memasuki fase kritis di mana darahnya mulai ada kebocoran dan suhunya justru turun," kata dia.
Tanda bahaya lain yang harus diwaspadai termasuk ketika anak kehilangan nafsu makan dan minum, apalagi disertai dengan muntah secara terus-menerus.
Kondisi seperti itu dikhawatirkan anak menjadi dehidrasi. Mulya mendorong agar orangtua memberikan asupan cairan yang lebih sering pada anak guna mencegah dehidrasi. Namun, apabila anak tidak bisa menerima asupan cairan dan terus mengalami muntah-muntah, anak harus segera dibawa ke rumah sakit.
Anak cenderung lemas dan tidur, sakit perut hebat, terjadi pendarahan di bagian tubuh mana pun, gelisah, kulit kaki dingin dan lembab, hingga kejang dan hilang kesadaran. Itu merupakan rambu-rambu bahaya yang juga harus diwaspadai dan harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat layanan terpadu.
"Perhatikan jugabuang air kecilnya. Harusnya kalau anak-anak buang air kecil setiap 3 sampai 4 jam atau 4 sampai 6 jam sekali dia harus bisa buang air kecilnya cukup," imbuh Mulya.
Dia menambahkan populasi anak usia 5-14 tahun merupakan kelompok yang paling sering terinfeksi virus dengue, walaupun pada saat pandemi dua tahun terakhir didominasi populasi remaja hingga dewasa muda atau 15 hingga 44 tahun.
"Kalau dilihat dari proporsi kasus kematian karena dengue berdasarkan kelompok umur, tetap kelompok 5-14 tahunlah yang tertinggi (sejak 2018)," kata dia.
Terakhir, Mulya juga mengingatkan bahwa kasus demam berdarah dengue hampir meningkat setiap 10 tahun dan mulai meningkat kembali pada 2022, walaupun jika dilihat dari angka kematian terjadi penurunan dari 41% di 1968 menjadi di bawah 1% pada 2022. (Ant/OL-1)
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Ada 5 gejala skoliosis yang wajib diketahui para orang tua agar dapat ditangani sedini mungkin.
Penyakit mata tiroid, juga dikenal sebagai oftalmopati tiroid atau penyakit Graves, adalah kondisi di mana mata seseorang terpengaruh gangguan pada kelenjar tiroid.
Meskipun tidak ada hubungan langsung, sekitar 30% penderita Graves mengalami TED. Mengubah pola makan dapat menjadi kunci dalam mengelola gejala kedua kondisi ini.
Penyakit Graves dan Struma Basedow merupakan gangguan kelenjar tiroid yang sering kali disamakan. Ini perbedaannya.
Batu ginjal, atau yang dikenal dengan istilah medis nefrolitiasis, adalah kondisi umum di mana material keras terbentuk di ginjal dan menyebabkan rasa sakit yang parah saat kemih keluar.
Pencegahan Penyebaran Deman Berdarah di Banda Aceh
Seorang dokter spesialis anak Hapsari, menyarankan penggunaan konsep KLMNOPR untuk mengenali gejala demam berdarah (DB) pada anak.
Kombinasi antara penyakit tidak menular seperti obesitas dengan penyakit menular seperti DBD akan menghasilkan kombinasi risiko fatalitas tinggi.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Tren kasus DBD di Cianjur tahun ini cenderung turun dibanding tahun sebelumnya.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman bagi masyarakat di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebanyak 120 orang harus dirawat karenanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved