Headline
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Konsistensi penegakan hukum perlindungan anak masih jadi tantangan
Di Indonesia, cukai rokok sulit sekali naik, apalagi pada tahun politik.
AKIBAT pengaruh media sosial (medsos), sejumlah anak muda mengesampingkan akal sehat, lalu memilih untuk menjadi pelaku sadisme dan radikalisme. Aksi impulsif yang dilakukan beberapa remaja akhir-akhir ini sejatinya hanyalah penampakan kecil dari pengaruh buruk medsos terhadap kehidupan remaja dan anak. Bahkan, sebagian berpendapat, medsos mampu membentuk karakter dan perilaku seseorang.
Aktivis Medsos Enda Nasution turut memandang miris fenomena ini. Dia menilai munculnya fenomena aksi sadisme yang dilakukan oleh anak muda akibat pengaruh kebebasan informasi dunia maya, sejatinya telah menjadi peringatan bahwa sudah waktunya memasukkan subjek literasi digital ke dalam kurikulum pendidikan.
"Sudah waktunya literasi digital masuk ke kurikulum pendidikan sesuai kebutuhan. Meski sebenarnya sudah ada inisiatif pendidikan khusus (literasi digital) untuk anak di bawah umur, tapi itu masih sporadis," ujar Enda dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (19/1).
Dia melanjutkan, hal ini mengingat kasus yang terjadi baik tindakan brutal sadisme maupun radikalisme pada anak, sebagian diakibatkan dari kebebasan akses informasi yang tidak didampingi dan diedukasi dengan baik oleh lingkungannya.
"Ya bisa dibilang ini contoh bagaimana akses informasi pada materi yang melanggar hukum ditambah dengan literasi digital yang rendah serta kemiskinan bisa jadi kombinasi yang berbahaya," tutur pria yang juga aktif sebagai Koordinator Gerakan #BijakBersosmed ini.
Mengingat media maya merupakan alat yang bisa saja menimbulkan dampak negatif besar bagi anak, Enda menilai, setidaknya ada dua pihak utama yang berperan penting dalam upaya mencegah agar kekayaan informasi di dunia maya tak menjadi bumerang bagi penggunanya, serta di sisi lain kelompok anak mampu menjadi pengguna media sosial yang cerdas.
Baca juga: Legislator Pertanyakan Implementasi Profil Pelajar Pancasila
"Pertama, konten melanggar hukum yang berbahaya sudah seharusnya diblokir oleh pemerintah dan kedua kontrol sosial, orang tua, guru, lingkungan juga perlu memantau dan mencegah tindak kejahatan," jelas pria yang juga alumnus Teknik Sipil ITB ini.
Tidak hanya itu, Enda menilai pemerintah bersama tokoh pegiat dunia maya juga perlu melakukan upaya pemantauan pada wilayah atau lokasi rentan terjadinya kejahatan akses dunia maya.
"Pemantauan pada wilayah atau lokasi yang rentan akan terjadi kejahatan dan studi dampak dari akses dunia maya di wilayah itu perlu lebih ditingkatkan," ujar pria yang dijuluki sebagai Bapak Blogger Indonesia ini.
Dia kembali menekankan pentingnya literasi digital bagi anak. Pembekalan pengetahuan anak terkait informasi positif dan negatif serta konsekuensi baik dari segi hukum, agama maupun sosial, oleh pihak terkait menjadi hak bagi anak agar tidak terjebak pada konten yang merujuk pada tindakan radikal dan brutal.
"Selain akses pada informasi yang ilegal, pendidikan moral, pendidikan agama dan kehadiran pemerintah sebagai otoritas hukum, dan informasi positif/penyeimbang menjadi penting agar tidak muncul niat/rencana dan tindakan radikal/brutal oleh siapa pun," jelasnya.
Terakhir, Enda mewanti-wanti bahwa ke depan tantangan dunia maya akan semakin masif dan berat. Jutaan anak yang menjadi pengguna dunia maya, tidak akan lepas dari ancaman ideologi dan virus ekstremisme dan kebrutalan yang tidak hanya mengancam pribadi anak, namun juga keberlangsungan bangsa.
"Oleh karena itu, perlindungan terhadap pengguna di bawah umur perlu menjadi prioritas karena efek jangka panjangnya," ujarnya. (RO/OL-16)
Penampilan Hokky Caraka yang dianggap kurang optimal memicu ribuan komentar dari netizen di media sosial.
SAAT berada di masa sulit, sejumlah orang memilih meminta bantuan. Namun, hal itu tidak dilakukan oleh putra dari musisi Ahmad Dhani dan Maia Estianty, Dul Jaelani.
Presiden Prabowo Subianto menyoroti maraknya perilaku masyarakat yang merasa paling tahu segalanya, terutama soal isu-isu politik dan pemerintahan.
RAMAI di media sosial tentang trend (tren) baru yaitu garis merah di atas kepala atau disebut S-Line. Kemunculan tren ini diawali dengan viralnya drama Korea terbaru yang berjudul S-Line.
WARGA Desa Senteluk, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan peningkatan keterampilan digital atau digital skill.
Pelajar bernama Keimita, asal Kabupaten Bekasi, menjadi perhatian publik setelah video curhatnya viral. Dalam video itu, ia mengaku sedih karena kesulitan mendaftar sekolah negeri.
Program Lab Komputer Keliling (Lakoling) yang hadir sebagai solusi nyata menjembatani kesenjangan akses teknologi dan literasi digital, khususnya di wilayah 3T.
Kegiatan bertema Socialization and Workshop of IT-Based Good Governance, Machine Learning, and Renewable Energy for Indonesian Migrant Workers, ini digelar selama tiga hari.
Antisipasi dampak negatif globalisasi: pelajari strategi jitu hadapi tantangan ekonomi, sosial, dan budaya. Siap menghadapi perubahan dunia? Klik di sini!
Globalisasi tak terhindarkan? Pelajari cara menangkal dampak negatifnya bagi ekonomi, sosial, & budaya. Tips ampuh untuk Indonesia & bisnismu!
Globalisasi tak terhindarkan, tapi dampak negatifnya bisa dicegah! Pelajari cara cerdas menghadapinya, lindungi budaya lokal, dan raih manfaatnya. Klik sekarang!
LITERASI digital menjadi aspek krusial dalam menghadapi era teknologi informasi yang terus berkembang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved