Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KETUA Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengingatkan perlunya anak-anak di bawah lima tahun (balita) mendapatkan asupan protein hewani yang cukup agar tidak terkena stunting.
"Saklar pertumbuhan akan switch on ketika asam amino esensialnya cukup kadarnya dalam darah dan asam amino esensial sumbernya hanya dari protein hewani, bukan nabati," ujar Pimprim, dikutip Rabu (18/1).
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang mempengaruhi fisik dan otak anak akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan sebanyak 23% bayi lahir sudah stunting, sehingga intervensi harus dimulai sebelum bayi lahir dan bahkan sejak perempuan di usia remaja.
Baca juga: Berikan Anak Pendidikan Antikekerasan sejak Usia Balita
Piprim mencatat, sayangnya, saat ini, masih didapati anak-anak yang justru menyantap kudapan tidak sehat termasuk cepat saji, ultraproses yang tinggi gula, dan karbohidrat namun minus protein hewani.
"Dari sisi kandungan makronutrisinya, (makanan-makanan) dia tidak memenuhi syarat untuk kesehatan dalam hal ini untuk mencegah stunting. Snack-snack itu tidak ada protein hewaninya jadi susah untuk bisa mencegah stunting," kata dia.
Bukan hanya itu, sambung dia, makanan yang anak-anak santap pun dari standar keamanan pun ternyata banyak yang tidak terpenuhi. Jenis-jenis makanan mengandung nitrogen cair salah satunya.
Terkait pentingnya asupan protein hewani pada anak, Piprim mengatakan, tema yang diangkat dalam peringatan Hari Gizi Nasional, beberapa hari mendatang, yakni Isi Piringku Kaya akan Protein Hewani. Dia kembali menegaskan, protein hewani merupakan salah satu sumber makanan yang bisa mencegah anak terkena stunting.
"Selain makanan itu sehat, komposisinya bisa mencegah stunting, mencegah obesitas dan aman bagi tubuh anak. Tidak kemudian membuat lambungnya bocor, perforasi, perlu operasi dan sebagainya," pungkas Piprim. (Ant/OL-1)
Kecerdasan anak kerap diasosiasikan dengan faktor genetik, padahal para ahli menyatakan bahwa peran nutrisi juga memiliki peran sangat signifikan.
Rambut rontok bukan sekadar masalah kosmetik. Kekurangan vitamin dan mineral bisa melemahkan folikel rambut dan memicu kerontokan.
Kualitas tulang yang baik sudah harus dipersiapkan sedari muda agar bisa menjadi 'tabungan' yang bisa digunakan saat memasuki usia tua.
Mengonsumsi makanan seperti ikan yang kaya omega-3 dapat membantu perkembangan otak dan mata janin.
PMT diperkenalkan sebagai salah satu metode untuk mendidik orangtua, khususnya di Posyandu, tentang cara membuat makanan yang menarik dan unik agar anak mau makan
Rokok tidak hanya berbahaya bagi kesehatan para perokok, tetapi juga bagi kesehatan orang-orang di sekeliling mereka.
OCHA mencatat 11.877 balita di Gaza mengalami gizi buruk akut.
Fosil di Gran Dolina ungkap balita Homo antecessor dipenggal dan dimakan 850.000 tahun lalu, bukti kanibalisme tertua di Eropa.
Aksi kekerasan yang dilakukan di rumah pelaku, dan direkam sendiri menggunakan ponsel, lalu disebarkan sebagai bentuk intimidasi kepada istrinya yang tengah menggugat cerai.
Balita berumur kurang dari dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time (paparan waktu layar).
Antara 25%–50% anak mengalami masalah tidur saat masa tumbuh kembang, yang dapat berdampak signifikan terhadap fungsi kognitif, perilaku, dan kesehatan fisik maupun mental.
Data juga menunjukkan 1,4 juta perempuan hamil dan menyusui mengalami malnutrisi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved