Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperbaharui prediksinya terkait cuaca ekstrem di periode Tahun Baru 2023.
Sebelumnya, BMKG memprediksi cuaca ekstrem akan terjadi dari tanggal 30 Desember 2022 hingga 3 Januari 2023. Namun, dengan analisis terbaru, BMKG memprediksi cuaca ekstrem hanya akan terjadi hingga 1 Januari 2023.
"Kenapa bisa tiba-tiba berubah? Karena adanya kehadiran bibit Siklon Tropis 95W yang saat ini berada di Filipina. Inilah yang menolong, yang seakan-akan menghisap potensi cuaca ekstrem dan peningkatan curah hujan itu menjadi terurai dan tidak ada lagi," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (29/12).
Ia menjelaskan, kehadiran siklon tropis itu berdampak pada kcepatan angin dan gelombang tinggi serta hujan dengan intensitas tinggi. Kehadiran siklon itu, mengakibatkan potensi peningkatan curah hujan di sebagian wilayah terhisap dan terurai dan terbawa oleh bibit siklon tropis itu.
"Ini mungkin patut kita syukuri karena menghindari dari kondisi ekstrem yang panjang. Jadi kondisi ekstrem itu hanya terjadi sekitar satu sampai dua hari saja," ucap Dwikorita.
Adapun, Dwikorita membeberkan, pada 30 Desember 2022 sejumlah wilayah berpotensi diguyur hujan lebat hingga ekstrem. Untuk wilayah yang berpotensi diguyur hujan lebat ialah Banten bagian barat, DKI Jakarta bagian selatan, Jawa Barat bagian selatan, DIY, Jawa Tengah bagian selatan dan Jawa Timur bagian selatan.
Selain itu, potensi hujan sangat lebat berpotensi mengguyur Banten bagian utara dan selatan, DKI Jakarta bagian utara dan sebagian Jawa Timur bagian utara.
Berikutnya, potensi hujan sektrem terjadi di Jawa Barat bagian utara dan Jawa Tengah Bagian Utara.
"Di laut jawa itu di situ akan masih terjadi hujan lebat dan angin kencang dan gelombang tinggi. Bahkan banjir rob masih akan berpotensi teradi di laut jawa hingga Jawa Tengah bagian utara," beber dia.
Selanjutnya, pada 31 Desember 2022, potensi hujan lebat meliputi daerah Banten, Jawa Barat bagian tengah, Jawa Tengah bagia tengah, DIY dan Jawa Timur bagian tengah dan selatan.
Sementara wilayah yang berpotensi diguyur hujan sangat lebat ialah DKI Jakarta bagian utara, Jawa Barat bagian utara, Banten bagian selatan dan barat dan Jawa Tengah bagian utara.
"Potensi hujan lebat hingga sangat lebat di 31 Desember 2022 masih akan ada. Tapi potensi ekstremnya berkurang," ucap dia. (H-2)
38 kota besar di Indonesia akan mengalami potensi hujan ringan, hujan sedang, hujan disertai dengan petir, berawan, dan berawan tebal yang akan melanda
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk wilayah DKI Jakarta, periode Selasa 1 Juli 2025.
Bibit Siklon Tropis 98W diperkirakan masih terpantau di Samudra Pasifik Timur Filipina yang mana sistem ini membentuk daerah penambatan kecepatan angin atau konvergensi
BMKG merilis prakiraan cuaca Senin, 30 Juni 2025. Hujan sedang hingga lebat disertai petir berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.
Memasuki siang hari, sebagian besar Jakarta mulai turun hujan kecuali Jakarta Barat yang akan berawan dan Kepulauan Seribu yang akan turun hujan disertai petir.
BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi di sejumlah daerah tujuan wisata selama libur panjang sekolah.
Waspadai gelombang tinggi di perairan selatan, karena berisiko terhadap kegiatan pelayaran seperti kapal nelayan, tongkang, kapal barang dan penumpang.
Cuaca ekstrem kembali berpotensi di tujuh daerah di Jawa Tengah yakni Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo dan Bumiayu.
Cuaca ekstrem memaksa pesawat Batik Air yang tengah menempuh rute dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) ke Bandara Silampari, Lubuklinggau, untuk kembali
Gelombang tinggi di perairan Jawa Tengah juga menjadi ancaman serius terhadap kegiatan pelayaran karena cukup berisiko tinggi.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, serta hujan disertai petir.
Bibit siklon 97W terpantau di Samudra Pasifik utara Papua dengan kecepatan angin 20 knot dan tekanan udara minimum 1000 hPa, bergerak ke arah barat laut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved