Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

BNPB Berkoordinasi dengan 34 Provinsi untuk Kesiapsiagaan Bencana Hidrometrologi

Naufal Zuhdi
21/12/2022 17:00
BNPB Berkoordinasi dengan 34 Provinsi  untuk Kesiapsiagaan Bencana Hidrometrologi
BANJIR: Banjir yang disebabkan tingginya curah hujan dalam sepekan ini mengakibatkan banjir di Desa Kumbang, Lhokseumawe, Aceh, Rabu (21/12)(ANTARA/ Rahmad)

BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan terhadap empat fenomena iklim yang dapat menyebabkan cuaca ekstrem selama suasana Natal dan Tahun Baru. Potensi siaga dilakukan pada 21-23 Desember 2022 terhadap  12 provinsi dan pada 24 Desember 2022 potensi siaga dilakukan di tiga provinsi.

Menanggapi hal tersebut, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari menjelaskan  BNPB sudah siap menghadapi bencana hidrometerologi basah seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, gelombang pasang atau gelombang tinggi. "Kita dari Oktober lalu sudah berkoordinasi dengan 34 provinsi kecuali 3 provinsi baru di Papua karena untuk September-Oktober catatan BNPB khususnya Oktober frekuensi bencana hidrometerologi basah paling tinggi sampai dengan hari ini," kata Abdul saat dihubungi pada Rabu (21/12).

"Dibanding Desember, Oktober itu bahkan sampai terjadi 156 kali bencana hidrometrologi basah," tambahnya. BNPB sudah menyampaikan koordinasi tersebut dari Oktober karena frekuensi hidrometeorologi jauh lebih kuat dibandingkan dengan sampai hari ini.

"Di Oktober dampak hidrometeorologi basah terhadap korban yang meninggal dalam 1 minggu sampai 13 orang, sehingga benar-benar koordinasi kita pertajam sekali dengan daerah," jelas Abdul.

Pada dasarnya memang saat ini Indonesia sudah masuk fase musim hujan yang sebenarnya. BNPB juga sudah menyampaikan ke Pemerintah Daerah, BPBD, Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk menyiapkan alat, perangkat, dan personil, terlebih dengan adanya bencana di Cianjur dan awan panas Semeru," ucapnya.

Aspek-aspek kesiapsiagaan itu sudah BNPB koordinasikan dengan Pemerintah Daerah tidak hanya untuk menyambut natal dan tahun baru ini, tetapi sudah dari September lalu. "Pada 11 November lalu kita sudah melakukan apel kesiapsiagaan tingkat nasional yang direpresentasikan oleh BNPB, BPBD DKI, BPBD Jawa Barat dan BPBD Banten yang dipimpin oleh Menko PMK. Jadi ini sebenarnya sudah rangkaian dari koordinasi kesiapsiagaan kita dengan daerah sampai nanti sesuai prediksi BMKG di akhir Maret nanti di ujung musim hujan 2023," pungkas Abdul. (H-1l)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya