Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Contoh Teks Negosiasi dan Struktur

Meilani Teniwut
09/11/2022 21:24
Contoh Teks Negosiasi dan Struktur
Sampul buku Bahasa Indonesia.(DOK Kemendikbud.)

NEGOSIASI bisa dianggap sebagai suatu keterampilan dalam berkomunikasi yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya negosiasi dilakukan oleh kedua belah pihak, tetapi dalam beberapa kasus, negosiasi dilakukan oleh pihak ketiga. Pihak ketiga bisa disebut sebagai pihak penengah dan biasanya pihak ketiga dikenal dengan sebutan pihak mediator.

Hal yang menarik dari seorang mediator, ia punya keterampilan dalam bernegosiasi. Selain keterampilan yang baik, ia juga memiliki etika dalam berbisnis yang baik.

Menurut Tommy Yuniawan dalam Terampil Retorika Berbicara (2012), negosiasi ialah suatu kegiatan atau proses komunikasi antara dua pihak. Menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan), negosiasi ialah tawar menawar antarpihak untuk mencapai suatu kesepakatan tentang jumlah, harga kualitas, atau persyaratan sesuai dengan kesepakatan awal.

Berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) yang lain. Berdasarkan pengertian di atas, negosiasi dapat diartikan sebagai bentuk komunikasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak dengan maksud dan tujuan mendapatkan kesepakatan yang saling menguntungkan.

Struktur teks negosiasi

1. Orientasi.

Pembukaan atau awalan dari percakapan suatu negosiasi. Biasanya berupa salam atau sapa. 

2. Pengajuan.

Bagian yang menyatakan permintaan atau mengemukakan permasalahan yang dihadapi dan ingin diselesaikan.

3. Penawaran.

Puncak dari negosiasi karena terjadi proses tawar-menawar antara pihak satu dengan pihak lain untuk mendapatkan kesepakatan yang saling menguntungkan.

4. Persetujuan.

Kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak.

Contoh teks negosiasi

Simak contoh-contoh teks negosiasi yang perlu kamu ketahui.

1. Contoh negosiasi jual beli buah.

Orientasi

Penjual: "Silakan buah yang manis dan murah meriah."

Pembeli: "Berapa harganya, bang."

Pengajuan 

Penjual: "Murah, bu, satu kilonya cuma 15 ribu aja."

Pembeli: "2 kilo 25 ribu aja, boleh?"

Penawaran 

Penjual: "Belum dapat, bu. Kalau segitu mah, saya belum dapat untung."

Pembeli: "Wah kalau 15 ribu satu kilo itu kemahalan, bang."

Penjual: "Bisa kurang kok, bu, tapi jangan banyak-banyak, nanti saya rugi."

Pembeli: "Gimana kalau 13 ribu satu kilo, boleh enggak bang?"

Penjual: "Naikin lagi, bu. Kalau segitu untung saya mepet, bu."

Pembeli: "Tawaran terakhir nih, bang, 14 ribu satu kilo, bisa?"

Penjual: "Bolehlah, bu, hitung-hitung buat penglaris hari ini."

Persetujuan 

Pembeli: "Jadi, boleh 14 ribu satu kilo?"

Penjual: "Boleh, buat ibu saya kasih murah ajalah."

Penutup

Pembeli: "Terima kasih, bang. Ini uangnya."

Penjual: "Terima kasih juga, bu. Besok-besok mampir lagi ya, bu."

2. Contoh negosiasi di lingkungan keluarga.

Orientasi

Anak: "Bapak sama Ibu lagi sibuk enggak?"

Ibu: "Ibu juga lagi santai aja."

Bapak: "Lagi santai aja juga nih, memangnya kenapa?"

Pengajuan 

Anak: "Begini, Pak besok kan aku les, kalau habis pulang les boleh langsung main?"

Bapak: "Memangnya kamu enggak ada PR dari sekolah?"

Anak: "Ada, Pak, tapi sudah dikerjakan."

Penawaran 

Bapak: "Mau pergi kemana? Jauh ya?"

Anak: "Dekat kok. Cuma main ke rumah teman aja, Pak."

Ibu: "Kamu main sama siapa aja?"

Anak: "Putri, Dinda, sama Vina, bu."

Ibu: "Bagaimana, Pak, Dea boleh main sama temannya enggak?"

Anak: "Bagaimana Pak, Dea boleh main sama temen Dea kan?"

Bapak: "Iya, kamu boleh main sama teman kamu, tapi ingat pulangnya jangan malam-malam."

Anak: "Oke, Pak. Nanti Dea pulangnya enggak sampai malam."

Persetujuan 

Bapak: "Ingat ya, boleh main tapi jangan malam-malam."

Ibu: "Kalau main jangan sampai lupa makan."

Anak: "Oke, Pak. Oke bu."

Penutup

Bapak: "Dea, kamu enggak tidur?"

Anak: "Iya, Pak, ini aku mau ke kamar langsung tidur. Selamat malam."

Bapak: "Selamat malam."

Ibu: "Selamat tidur."

3. Contoh negosiasi pengumpulan tugas.

Orientasi

Guru: "Selamat pagi, anak-anak."

Para siswa: "Selamat pagi, Pak."

Guru: "Apakah kalian semua sudah mengerjakan PR?"

Steven: "Saya belum mengerjakan PR?"

Pengajuan 

Guru: "Kenapa kamu belum mengerjakan PR?"

Steven: "Saya lupa, Pak kalau hari ini ada pengumpulan tugas."

Guru: "Terus kamu mau diberikan hukuman apa?"

Steven: "Tidak tahu, Pak."

Penawaran 

Guru: "Bagaimana kalau kamu dihukum dijemur di lapangan?"

Steven: "Jangan, Pak. Nanti saya kepanasan."

Guru: "Itu kan salah kamu karena tidak mengerjakan PR."

Steven: "Iya, Pak, tapi apakah hukumannya bisa diganti saja?"

Guru: "Ya sudah, bagaimana kalau kamu berdiri di depan kelas selama mata pelajaran Bapak?"

Steven: "Waktunya tidak bisa dikurangi, Pak?"

Guru: "Tidak bisa!"

Persetujuan 

Steven: "Benar-benar tidak bisa kurang waktunya, Pak?"

Guru: "Tidak bisa!"

Steven: "Baik, Pak. Saya akan berdiri di depan kelas selama mata pelajaran Bapak."

Penutup

Guru: "Lain kali kamu jangan lupa mengumpulkan tugas ya."

Steven: "Baik, Pak. Ke depan saya akan mengumpulkan tugas."

4. Contoh negosiasi peminjaman uang. 

Orientasi

Pegawai bank: "Selamat pagi, bu."

Nasabah: "Pagi, mbak."

Pengajuan

Pegawai bank: "Ada yang bisa saya bantu?"

Nasabah: "Saya ingin mengajukan peminjaman uang untuk kebutuhan usaha. Apakah bisa?"

Pegawai bank: "Bisa, bu."

Penawaran 

Pegawai bank: "Di bank kami ada dua jenis peminjaman uang."

Nasabah: "Dua-duanya sama-sama bagus, mbak?"

Pegawai bank: "Iya, bu, sama-sama bagus. Kalau yang A uang yang dapat dipinjam sebesar 5 juta. Sedangkan yang B, uang yang dapat dipinjam 10 juta."

Nasabah: "Kalau yang A, syarat-syarat yang dibutuhkan apa saja?"

Pegawai bank: "Hanya BPKB kendaraan bermotor saja, bu dan bunganya sebesar 2,5%."

Nasabah: "Untuk jaminannya, apakah bisa selain BPKB kendaraan bermotor?"

Pegawai bank: "Belum bisa, bu."

Nasabah: "Batas waktu cicilannya berapa bulan?"

Pegawai bank: "Untuk batas cicilannya selama 5 bulan."

Nasabah: "Terima kasih atas informasinya, mbak. Mungkin lain waktu saya baru bisa meminjam uang."

Persetujuan 

Pegawai bank: "Apa ibu sudah benar-benar yakin?"

Nasabah: "Saya sudah yakin, mbak."

Penutup

Pegawai bank: "Terima kasih atas kehadirannya, bu. Sampai jumpa kembali."

Nasabah: "Baik, mbak. Sekali lagi saya terima kasih."

5. Contoh negosiasi ganti rugi.

Orientasi

Andi: "Kamu yang memecahkan HP aku?"

Agus: "Iya, maaf, tadi pas pinjam tidak sengaja terjatuh."

Pengajuan 

Andi: "Kaca LCD kayanya kena nih, pasti mahal."

Agus: "Kalau mahal berarti aku tidak bisa menggantinya."

Penawaran 

Andi: "Bagaimana ya? Kalau tidak diganti aku takut diomelin orangtuaku."

Agus: "Kalau aku ganti pasti butuh waktu lama karena aku harus menabung dulu."

Andi: (menelepon orangtua)

Andi: "Tadi aku menelepon orangtuaku. Katanya, tidak usah diganti tidak apa-apa."

Persetujuan 

Agus: "Alhamdulillah. Sekali lagi aku minta maaf ya."

Andi: "Iya, tidak apa-apa."

Penutup

Agus: "Nanti sore main bola bareng ya."

Andi: "Oke, samper aku ya."

6. Contoh negosiasi jual beli dalam bentuk narasi.

Orientasi

Seperti biasa, setiap pagi pasti ibu akan pergi ke pasar untuk belanja harian. Kendaraan motor yang ada di rumah selalu digunakan untuk mengantarkannya ke pasar. Ibu sudah mempunyai toko langganan yang menurutnya lebih murah daripada toko-toko lain.

Singkat cerita, toko langganan ibu sedang tutup, sehingga ibu berpindah ke toko sebelahnya. Ibu mulai mencari bahan-bahan yang akan dimasak hari ini dan besok. Ibu sempat merasa bingung karena catatan belanja lupa dibawa. Setelah diingat-ingat kembali, Ibu ingin membeli satu kilogram daging ayam, bahan sayur sop, bahan sambal, dan bumbu-bumbu dapur.

Ibu menyapa penjualnya dengan menanyakan beberapa harga sayuran supaya mengetahui harganya sangat mahal atau tidak.

Pengajuan 

Sebelum membeli bahan-bahan tersebut, ibu bertanya kepada pedagang harga dari bahan-bahan tersebut. Ibu baru tahu kalau harga ayam sedikit lebih mahal dibandingkan dengan toko langganannya. Tanpa berpikir panjang, ibu langsung mengajukan harga yang sesuai dengan toko langganannya.

Penjual merespons dengan jawaban santai, sehingga pengajuan ini dilanjutkan dengan tawar-menawar khas ibu-ibu dan pedagang.

Penawaran 

Ibu sangat dikenal ketika melakukan tawar-menawar tidak pernah kalah. Ibu mulai menawar kembali harga ayam yang semula Rp35 ribu menjadi Rp32 ribu. Pedagang pun menolak tawaran ibu dan meminta untuk menaikkan harga.

Ibu pun menolak karena dianggap harga ayam tersebut terlalu mahal. Tidak mau merugi, pedagang kembali meminta untuk menaikkan harga ayam itu. Kemudian, ibu menaikkan harga ayam itu menjadi Rp33 ribu. Pedagang merasa masih rugi, sehingga menawarkan harga Rp34 ribu, tetapi harga segitu dianggap mahal oleh ibu.

Hingga pada akhirnya, ibu tidak jadi membeli ayam di toko sebelah langganannya dan berpindah ke toko lain.

Persetujuan 

Proses negosiasi tidak mendapatkan titik temu, sehingga keseapakatan tidak jadi tercapai. Pedagang kecewa karena harus kehilangan pelanggan. Sementara itu, ibu lelah karena harus berpindah toko lain.

Penutup

Kemudian ibu melakukan strategi jitu dengan cara pura-pura pergi supaya pedagang itu memanggilnya kembali. Tapi apalah daya, ternyata pedagang itu tidak memanggil ibu kembali. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya