Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DIBANDINGKAN dengan sinar biru yang dihasilkan gawai, sinar ultraviolet dari matahari lebih berbahaya untuk kesehatan mata. Hal itu diungkapkan dokter subspesialis Vitreo-retina JEC Eye Hospitals and Clinics Ferdiriva Hamzah.
"Itu memang sudah dibuktikan oleh studi-studi bahwaultraviolet, UVA, UVB, dan sinar biru yang dihasilkan ultraviolet itu berbahaya untuk mata. Dapat mempercepat proses katarak. Dapat mengganggu makular," jelas Ferdiriva, dikutip Selasa (8/11).
"Awam memang kurang memahami karena yang viral selama ini karena gawai. Padahal, menurut penelitian, sinar biru yang dihasilkan gawai itu sangat ringan dan tidak berbahaya untuk mata. Yang berbahaya itu durasinya," sambungnya.
Baca juga: Penyakit Makula Ancam Penglihatan, Bisa Berisiko Kebutaan
Lebih dalam, Ferdiriva menjelaskan bahwa terlalu lama menggunakan gawai memang dapat menyebabkan mata kering, lelah, bahkan hingga mengalami pusing. Kendati demikian, hal tersebut bukan disebabkan dari sinar biru yang dihasilkan oleh gawai.
"Jadi kita di depan komputer lama, itu memang bisa menyebabkan mata kering, lelah, sampai pusing dan lain sebagainya. Jadi bukan karena sinar biru yang dihasilkan terus bisa CRAO (Oklusi arteri retina sentral) dan lain-lain," katanya.
Ferdiriva menyarankan sebaiknya jangan berjemur di atas pukul 10.00 untuk menghindari sinar ultraviolet.
Jika harus melakukan aktivitas di bawah terik sinar matahari, dia menganjurkan masyarkat untuk menggunakan kacamata dengan lensa uv protection.
"Kalau bisa jangan berjemur di atas jam 10.00. Kalau aktivitas di luar saat terik, lebih bagus pakai kacamata uv protection. Ingat, uv protection ya bukan kacamata anti-radiasi komputer dan lain-lain," jelas Ferdiriva.
"Pastikan kacamata mengandung itu. Karena kacamata hitam walau mahal, kalau nggak ada uv protectionnya justru lebih bahaya. Karena ketika matanya gelap pakai kacamata, pupil akan melebar. Begitu lebar, sinar matahari bisa lebih banyak masuk ke dalam mata. Jadi memang harus ada tamengnya. Bisa dicek ke optik ada uv protectionnya nggak," imbuhnya.
Terakhir, jika melakukan pekerjaan yang mengharuskan untuk menggunakan gawai dalam waktu yang lama, lakukanlah metode 20-20-20.
Tetapi jika tidak bisa menerapkan metode tersebut, masyarakat dapat mengistirahatkan mata setiap 2 jam sekali saat menggunakan gadget.
"Ada aturan 20-20-20. 20 menit di depan komputer. Istirahat 20 detik melihat jarak 20 kaki atau 6 meter. Tapi istirahatnya jangan liat TikTok," papar Ferdiriva.
"Di era digital, itu pastinya kita nggak akan bisa lepas dari gawai. Jaga baik-baik saja dengan istirahat. Pahami kalau mata sudah capek. Kalau nggak bisa 20-20-20, setiap 2 jam istirahat 15 menit," tutupnya. (Ant/OL-1)
Masalah mata kering jika memang ada penyebabnya berkaitan dengan penyakit sistemik kesehatan tidak diobati dengan baik bisa berkomplikasi terhadap bagian-bagian tubuh yang lainnya.
Mata kering bukan berarti matanya tidak punya air mata sama sekali, bisa saja volumenya cukup, tetapi memang kualitasnya atau komponen yang ada di dalam lapisan itu yang berubah
Mata kering adalah kondisi umum yang terjadi ketika mata tidak dapat menghasilkan cukup air mata, atau saat air mata menguap terlalu cepat.
Penelitian terbaru mengungkap gangguan visual bisa menjadi tanda awal demensia, bahkan 12 tahun sebelum diagnosis.
Terapi ini menggunakan lensa khusus yang dipakai saat tidur dan hasilnya memungkinkan anak melihat jelas keesokan harinya tanpa perlu pakai kacamata.
Penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan atau ujian mata yang sederhana dapat segera mewujudkan deteksi parkinson lebih awal.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
KEHIDUPAN masyarakat modern semakin tergantung dengan sejumlah gawai seperti telepon seluler (ponsel) tetapi juga ramah lingkungan.
Balita berumur kurang dari dua tahun menjadi kelompok paling berisiko terhadap dampak dari screen time (paparan waktu layar).
Kebiasaan bermain dan melihat konten menggunakan gawai bisa membuat anak susah memusatkan perhatian dan menyebabkan penurunan kemampuan sensorik anak.
Melatonin merupakan hormon yang bikin mengantuk hingga seseorang akhirnya bisa tertidur.
Kondisi ini dikenal sebagai gadget neck, yaitu nyeri yang muncul karena posisi kepala menunduk terlalu lama, seperti saat menatap layar ponsel atau laptop.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved