Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DIBANDINGKAN dengan sinar biru yang dihasilkan gawai, sinar ultraviolet dari matahari lebih berbahaya untuk kesehatan mata. Hal itu diungkapkan dokter subspesialis Vitreo-retina JEC Eye Hospitals and Clinics Ferdiriva Hamzah.
"Itu memang sudah dibuktikan oleh studi-studi bahwaultraviolet, UVA, UVB, dan sinar biru yang dihasilkan ultraviolet itu berbahaya untuk mata. Dapat mempercepat proses katarak. Dapat mengganggu makular," jelas Ferdiriva, dikutip Selasa (8/11).
"Awam memang kurang memahami karena yang viral selama ini karena gawai. Padahal, menurut penelitian, sinar biru yang dihasilkan gawai itu sangat ringan dan tidak berbahaya untuk mata. Yang berbahaya itu durasinya," sambungnya.
Baca juga: Penyakit Makula Ancam Penglihatan, Bisa Berisiko Kebutaan
Lebih dalam, Ferdiriva menjelaskan bahwa terlalu lama menggunakan gawai memang dapat menyebabkan mata kering, lelah, bahkan hingga mengalami pusing. Kendati demikian, hal tersebut bukan disebabkan dari sinar biru yang dihasilkan oleh gawai.
"Jadi kita di depan komputer lama, itu memang bisa menyebabkan mata kering, lelah, sampai pusing dan lain sebagainya. Jadi bukan karena sinar biru yang dihasilkan terus bisa CRAO (Oklusi arteri retina sentral) dan lain-lain," katanya.
Ferdiriva menyarankan sebaiknya jangan berjemur di atas pukul 10.00 untuk menghindari sinar ultraviolet.
Jika harus melakukan aktivitas di bawah terik sinar matahari, dia menganjurkan masyarkat untuk menggunakan kacamata dengan lensa uv protection.
"Kalau bisa jangan berjemur di atas jam 10.00. Kalau aktivitas di luar saat terik, lebih bagus pakai kacamata uv protection. Ingat, uv protection ya bukan kacamata anti-radiasi komputer dan lain-lain," jelas Ferdiriva.
"Pastikan kacamata mengandung itu. Karena kacamata hitam walau mahal, kalau nggak ada uv protectionnya justru lebih bahaya. Karena ketika matanya gelap pakai kacamata, pupil akan melebar. Begitu lebar, sinar matahari bisa lebih banyak masuk ke dalam mata. Jadi memang harus ada tamengnya. Bisa dicek ke optik ada uv protectionnya nggak," imbuhnya.
Terakhir, jika melakukan pekerjaan yang mengharuskan untuk menggunakan gawai dalam waktu yang lama, lakukanlah metode 20-20-20.
Tetapi jika tidak bisa menerapkan metode tersebut, masyarakat dapat mengistirahatkan mata setiap 2 jam sekali saat menggunakan gadget.
"Ada aturan 20-20-20. 20 menit di depan komputer. Istirahat 20 detik melihat jarak 20 kaki atau 6 meter. Tapi istirahatnya jangan liat TikTok," papar Ferdiriva.
"Di era digital, itu pastinya kita nggak akan bisa lepas dari gawai. Jaga baik-baik saja dengan istirahat. Pahami kalau mata sudah capek. Kalau nggak bisa 20-20-20, setiap 2 jam istirahat 15 menit," tutupnya. (Ant/OL-1)
Penyakit mata tiroid, juga dikenal sebagai oftalmopati tiroid atau penyakit Graves, adalah kondisi di mana mata seseorang terpengaruh gangguan pada kelenjar tiroid.
Kelainan kelopak mata dapat mengakibatkan iritasi, menghalangi pandangan, bahkan menyebabkan kebutaan. Tindakan operasi dapat mengatasinya.
Kampanye digital pencegahan katarak #EyeCareForAll diluncurkan melalui aplikasi Campaign #ForABetterWorld.
Bentuk mata anda bisa menjadi penentu dalam menentukan bulu mata palsu yang tepat untuk anda. Ini tips memilihnya.
Sekitar 80% kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak. Operasi menjadi satu-satunya cara untuk memulihkan penglihatan pasien.
Orangtua disarankan melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai serta membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam.
Menciptakan kedekatan dengan anak menjadi hal penting bagi para orangtua. Upaya mendekatkan diri dengan anak bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Kondisi remaja dan anak sekarang dengan gadget/gawai, mereka banyak bersosialisasi sendiri, merasa aktif sendiri, dan tidak bisa menerima lingkungannya dengan baik.
Jika anak tidak boleh memegang handphone, orangtuanya juga harus begitu, harus sama perlakuannya. Jangan anaknya diharuskan begini, tapi orangtuanya begitu.
Gangguan pada perkembangan fisik anak usia dini menjadi salah satu hal yang bisa terjadi akibat screen time berlebihan
"Kami menemukan bahwa anak-anak yang bermain gawai (tab) menjadi lebih mudah marah dan frustasi."
Studi menunjukkan bahwa screen time/waktu layar untuk anak-anak kecil melonjak dari hanya lima menit sehari pada tahun 2020 menjadi 55 menit sehari pada tahun 2022.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved