Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Orangtua Diminta Terlibat Langsung dalam Stimulasi Anak

Mediaindonesia.com
26/10/2022 20:55
Orangtua Diminta Terlibat Langsung dalam Stimulasi Anak
Seorang anak belajar berjalan dengan menggunakan alat bantu jalan anak tradisional atau weng tradisional yang terbuat dari bambu.(Antara/Syifa Yulinnas.)

PARA orangtua diingatkan agar sebisa mungkin melakukan sendiri atau terlibat langsung dalam menstimulasi anak kecuali bila ada keterbatasan-keterbatasan. Keterlibatan orangtua secara langsung penting dalam proses tumbuh kembang anak yang optimal agar dia menjadi pribadi hebat di masa depan.

Psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Ratih Ibrahim, M.M., menyampaikan itu dalam suatu webinar kesehatan, Rabu (26/10). Dalam hal ini kesehatan mental orangtua, khususnya ibu, perlu benar-benar menjadi perhatian. Kondisi kesehatan mental ibu, sambung Ratih, dapat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak.

"Orangtua harus memperhatikan bagaimana kondisi kesehatan. Sehat bukan berarti tidak sakit, tetapi semua vitalitas staminanya optimal," kata Ratih.

Dalam memberikan stimulasi, orangtua memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk belajar mengoptimalkan yang mereka punya. Mereka diberi kesempatan berinteraksi dan bereksplorasi dengan dunia luar. 

"Itu akan membuka semua jendela dia untuk bisa berkembang daya kognisinya dengan optimal. Di sini, orangtua berperan sebagai mediator, fasilitator yang mengantar dan menemani anak-anak kita," kata Ratih.

Sebelum stimulasi, anak perlu dipastikan sehat, salah satunya dengan mendapatkan asupan nutrisi sesuai kebutuhan anak. Ratih mencatat terkadang orangtua lengah pada potensi malanutrisi yang bersifat sangat mikro. "Anaknya kelihatan baik-baik saja, tetapi ternyata ada kekurangan maupun kelebihan asupan nutrisinya yang membuat perkembangan kognitifnya tidak optimal," kata Ratih.

Ratih menyebutkan delapan parameter dalam perkembangan kognitif meliputi perhatian, fokus, daya ingat, kemampuan berbahasa, psikomotor, logika, penalaran, dan pengambilan keputusan. Pada psikomotor misalnya, yakni melalui gerak anak, orangtua bisa melihat perkembangan kognitif mereka. Ini melibatkan gerakan otot besar seperti berjalan, berjinjit, berlari. 

Gerakan motorik halus melibatkan jari-jari tangan agar dia memegang alat tulis, mengambil makanan, dan memasukkan ke dalam mulut. "Anak-anak juga bisa kita lihat cara dia berlogika, berpikir, melakukan penilaian yang tepat. Sejak usia dini itu bisa kita lihat observasi dan latihkan pada anak-anak. Kita bisa ajak anak mulai mengambil keputusan atas dasar kemampuan dia sendiri misalnya mau makan nasi atau bubur," kata Ratih. 

Untuk kemampuan lain seperti perhatian yakni cara anak mengarahkan perhatian pada hal tertentu, dapat menyelesaikan tugas, mengingat informasi, dan mengekspresikan pikirannya dengan perasaan secara lisan dan perlahan dengan tertulis. (Ant/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik