YAYASAN BPK Penabur bersama Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) berhasil mencatatkan rekor baru di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), sebagai pemerkasa dan juga penyelenggara kompetisi catur secara daring antar pelajar dengan jumlah peserta terbanyak di Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, kompetisi catur secara daring antarpelajar itu sukses menghimpun sebanyak 1.393 peserta dari sekitar 800 sekolah di Tanah Air.
"Piagam penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia hal ini tercatat pada nomor rekor ke-10.604, dianugrahkan kepada pemerkasa dan juga penyelenggara kompetisi catur secara daring antar pelajar dengan jumlah peserta terbanyak di Indonesia, jumlahnya ada 1.393 pelajar dipersembahkan kepada Yayasan BPK Penabur dan Sekolah Catur Utut Adianto," ucap Wakil Direktur Operasional PT MURI Awan Raharjo di Kantor MURI, Jakarta, Kamis (13/10).
Atas pencapaian itu Ketua Umum Yayasan BPK Penabur Adri Lazuardi pun mengucap terima kasih kepada MURI. Dia berharap dengan pencapaian ini olahraga catur dapat lebih dikenal khususnya dikalangan pelajar.
"Buat BPK Penabur ini merupakan satu hal yang membanggakan karena apa yang dicapai oleh panitia dengan mengumpulkan 1.393 peserta adalah satu upaya yang luar biasa," sebut Adri.
"Ini juga menjadi upaya kami agar catur lebih di kenal di seluruh indonesia dan tentu kami bangga sebagai penyelenggara bisa menghimpun begitu banyak pelajar untuk mengikuti festival catur ini," sambungnya.
Baca juga: Kesehatan Mental Adalah Fondasi untuk Masa Depan Anak
Sementara itu Pendiri SCUA, Eka Putra Wirya mengatakan penghargaan ini merupakan awal yang baik dari kolaborasinya bersama dengan Yayasan BPK Penabur.
Tak hanya mencatatkan rekor MURI, dari kolaborasi ini Eka meyakini akan memunculkan bibit-bibit pecatur untuk Indonesia.
"Catur sekolah dan sekolah catur merupakan satu kesatuan yang memang saling menguatkan. kalau sekolah catur memberikan ilmu science secara sistematik, kalau catur sekolah bagaimana kita mencari bibit-bibit baru. Jadi tentu kami berterima kasih kepada BPK Penabur yang menjadi mitra strategis kami," terang Eka.
Eka berharap, penyelenggaran kompetisi catur secara daring antar pelajar tidak hanya berhenti sampai di sini. dan dapat terus terselenggara dan berkembang di tahun-tahun berikutnya.
"Saya berharap gaung ini akan terus digaungkan untuk tonggak sejarah catur Indonesia," tukasnya. (R-3)