Tular Nalar Gelar Rangkaian Pelatihan Digital bagi Pemilih Pemula dan Lansia

RO
08/10/2022 21:17
Tular Nalar Gelar Rangkaian Pelatihan Digital bagi Pemilih Pemula dan Lansia
.(Dok.Tular Nalar)

TULAR Nalar, sebuah portal pembelajaran online yang diinisiasi oleh Masyarakat Anti Fitnah (Mafindo) dan didanai Google.org, meresmikan serangkaian pelatihan literasi digital untuk memberdayakan pemilih pemula dan penduduk lanjut usia (lansia) di Lapangan Bajra Sandhi di Bali, Minggu (8/10). Program pelatihan yang dinamakan Akademi Digital Lansia dan Sekolah Kebangsaan ini akan hadir di 37 provinsi di Indonesia secara serentak. 

Akademi Digital Lansia diadakan untuk membantu penduduk lansia dalam berselancar di internet dengan aman, sementara Sekolah Kebangsaan dirancang untuk membantu pemilih pertama dalam menyaring informasi selama periode pemilihan umum. Topik-topik yang termasuk dalam program pelatihan ini di antaranya adalah dasar-dasar perlindungan data pribadi, navigasi YouTube untuk lansia, kiat-kiat aman bertransaksi digital, serta teknik-teknik identifikasi hoax dan pencegahan ujaran kebencian di ranah digital. 

Sebanyak 405 relawan dan mitra dari Mafindo di seluruh Indonesia akan bergabung dalam pelatihan ini sebagai fasilitator. Beberapa di antara peserta yang bergabung di program Akademi Digital Lansia berasal dari Komunitas PKK Denpasar, Kelompok Informasi Masyarakat Denpasar, Komunitas Wulan, serta komunitas panti wreda. 

Sekolah Kebangsaan akan melibatkan peserta dari murid-murid Politeknik Kesehatan  (Poltekkes) Denpasar, SMK Farmasi Saraswati 3 Denpasar, serta mahasiswa dari Universitas Udayana. Para peserta ini akan langsung menghadiri program segera setelah acara peluncuran berlangsung.

Beberapa tamu undangan yang menghadiri peluncuran ini adalah Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Bali, Gede Pramana ST MT, perwakilan komunitas lansia Grace Simon, dan Ketua Umum Mafindo Septiaji Eko Nugroho.

Septiaji Eko Nugroho menjelaskan bahwa Tular Nalar bertujuan untuk menjangkau sebanyak mungkin penduduk lansia, karena masih banyak penduduk lansia yang tinggal di area-area terpencil dan kurang memahami cara kerja internet. 

“Pengetahuan mereka yang kurang memadai menjadikan mereka sebagai sasaran empuk untuk berbagai modus penipuan digital dan misinformasi. Oleh karena itu, kita berharap program ini dapat membantu mereka menyaring informasi di internet dan menjadi lebih kritis dalam menerima informasi,” ungkap Septiaji.

Project Manager Tular Nalar 2022 Santi Indra Astuti, menyatakan percaya bahwa pelatihan-pelatihan ini berperan penting dalam menciptakan rasa aman dan nyaman dalam menggunakan media sosial.

"Kurikulum dalam program pelatihan ini telah dirancang secara khusus untuk menjawab dilema dimana penduduk lanjut usia menjadi sasaran empuk kejahatan siber karena kurangnya kesadaran dalam perlindungan data pribadi. Di saat yang bersamaan, generasi muda yang mendominasi ranah media digital kerap menjadi pelaku penyebaran misinformasi maupun
kejahatan siber," ujar Santi.

Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi Semuel Abrijani Pangerapan, mengungkapkan bahwa seiring dengan cepatnya perkembangan teknologi, literasi digital memiliki peranan penting untuk membantu kelompok-kelompok masyarakat yang terpinggirkan karena terbatasnya kemampuan mereka dalam mengakses
teknologi. 

“Melalui upaya inklusi digital, tidak akan ada masyarakat yang tertinggal terlepas dari latar belakang, usia dan identitas mereka. Dengan merangkul para lansia dan mengajari mereka kemampuan literasi digital dasar, Tular Nalar telah membantu mereka dalam menikmati ruang digital seperti masyarakat lainnya,” kata Semuel. (S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Suplemen
Berita Lainnya