Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pentingnya Pesan Kunci dalam Edukasi di Tingkat Warga untuk Pencegahan Stunting

Mediaindonesia.com
29/8/2022 15:31
Pentingnya Pesan Kunci dalam Edukasi di Tingkat Warga untuk Pencegahan Stunting
Ilustrasi pencegahan stunting(Dok. Yayasan Cipta)

PEMERINTAH Kabupaten Kutai Kartanegara bersama Yayasan Cipta yang didukung oleh Tanoto Foundation telah menyusun Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (KPP) melalui program pendampingan teknis dan advokasi percepatan pencegahan stunting pada tahun 2021.

Dokumen Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (Strakom) ini telah disahkan bersamaan dengan Surat Keputusan Bupati Kutai Kartanegara No.110/SK-BUP/HK/2022 tanggal 9 Maret 2022 tentang Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Percepatan Pencegahan Stunting. 

Stunting atau sering dikenal sebagai kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. 

Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK tidak hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan fisik dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit tetapi juga mengancam perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan anak hingga produktivitas mereka di masa dewasa kelak. 

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara terus berupaya untuk melakukan berbagai upaya terkait pencegahan dan penurunan kasus stunting. 

Berdasarkan data hasil survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, stunting di Kabupaten Kutai Kartanegara masih mencapai sebesar 26,4 persen. Sementara target penurunan prevalensi stunting yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara ialah 21,89 persen pada tahun 2022; 18,13 persen pada tahun 2023; dan 14,42 persen pada 2024. 

Kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang pada 1.000 HPK yang menjadi penyebab utama stunting sangat erat kaitannya dengan pola asuh dan perilaku kesehatan yang diterapkan oleh orang tua/pengasuh anak serta lingkungan sekitar di mana anak tersebut dibesarkan. 

"Oleh karena itulah, KPP atau Komunikasi Perubahan Perilaku menjadi salah satu upaya yang penting untuk meningkatkan kesadaran publik dan mengubah perilaku kunci yang berpengaruh pada faktor-faktor risiko stunting, melalui adanya Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (Strakom)," tulis Ceria Nur Agist, District Officer Yayasan Cipta. 

Baca juga : Hindari Santapan Manis Sebelum Tidur, Ini Akibat Buruknya

Hal itu merupakan perwujudan dari pelaksanaan Pilar ke-2 dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting yang dirumuskan dalam Peraturan Presiden No.72 Tahun 2021, yaitu Peningkatan Komunikasi Perubahan Perilaku dan Pemberdayaan Masyarakat.

Strakom memuat panduan tentang cara menerapkan aksi-aksi komunikasi perubahan perilaku sebagai intervensi utama terhadap permasalahan stunting berdasarkan situasi dan perilaku yang terjadi di masyarakat setempat. 

Strakom secara rinci menjelaskan tentang tahapan untuk melakukan aksi-aksi komunikasi perubahan perilaku; pesan kunci dan pendukung yang dapat digunakan; analisis media dan saluran komunikasi yang tepat; hingga pembagian peran dan tanggung jawab para pemangku kepentingan terkait dalam matriks rencana aksi yang lebih lanjut dapat dilakukan oleh para pemangku kepentingan di kabupaten masing-masing. 

"Salah satu pesan kunci dalam Strakom Stunting Kabupaten Kutai Kartanegara ialah “Cegah Stunting itu Penting”, pesan kunci yang sudah seringkali digaungkan dalam kampanye-kampanye penurunan stunting dari tingkat nasional hingga desa," jelas Ceria Nur Agist. 

Dari pesan kunci tersebut, lebih lanjut dirancang pesan-pesan pendukung yang menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti sesuai dengan kultur/budaya dan kebutuhan masyarakat setempat. 

Ragam pesan tersebut diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berupaya mencegah stunting yang dimulai dari lingkup individu, keluarga, hingga komunitas, melalui optimalisasi tumbuh kembang pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan anak. 

"Dengan adanya Strakom stunting yang berlaku di Kabupaten Kutai Kartanegara yang telah disosialisasikan kepada masyarakat melalui media-media dan edukasi dari Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan tokoh masyarakat lainnya, diharapkan masyarakat mengetahui, mau terlibat, dan mampu mengenali masalah stunting, sehingga informasi yang telah diberikan dapat mencegah dan menekan tingginya angka stunting di Kabupaten Kutai Kartanegara," pungkasnya. (RO/OL-7) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya