Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Goethe Institute Luncurkan Buku Nietzsche di Indonesia

Mesakh Ananta Dachi
27/8/2022 23:26
Goethe Institute Luncurkan Buku Nietzsche di Indonesia
Peluncuran buku Jadilah Diri Sendiri! di Goethe Institut(MI/Mesakh Ananta Dachi)

GOETHE Institut Indonesien bersama Diva Press melangsungkan diskusi dan juga peluncuran buku bertajuk Jadilah Diri Sendiri!. Buku tersebut merupakan kumpulan aforisme dan kata mutiara yang diungkapkan Friedrich Nietzsche semasa hidupnya.

Acara yang dilangsungkan di Goethe Institut pada Sabtu (27/08) tersebut dihadiri langsung oleh penerjemah sekaligus editor buku, Berthold Damshauser.

Damshauser menuturkan bahwa buku bertemakan Nietzsche cukup populer dan diminati di Indonesia. Berbagai esai dan buku bertemakan Nietzsche sudah ada bahkan sebelum tahun 2000-an.

Berbagai karya tersebut misalnya, Sindunata: Nietzsche Si Pembunuh Tuhan; A. Sudiarja: Nietzsche Muda Suka Bikin Perkara”; Haryatmoko: Pembongkaran Agama dan Aspek Destruktifnya.

Buku Jadilah Diri Sendiri ini berisikan kumpulan aforisme – dilansir dari KBBI merupakan pernyataan yang padat dan ringkas tentang sikap hidup atau kebenaran umum (seperti peribahasa). 

Meskipun tampak seperti puisi, aforisme dan puisi berbeda. Menurut Sastrawan dan Jurnalis Ayu Utami “Puisi itu menghidupkan, aforisme itu menggelitik.”

“Aforisme itu singkat dan trivial. Segala yang panjang dan rumit, orang sudah tidak mampu lagi membacanya. Kita menawarkan aforisme, karya yang singkat tapi bermutu,” ungkap Damshauser.

Ayu Utami menambahkan pendapatnya mengenai buku Jadilah Diri Sendiri. 

“Membaca sebuah terjemahan adalah suatu kenikmatan tersendiri. Ada selubung disitu, selubungnya adalah penerjemahnya," ungkap Ayu.

Ayu kemudian menambahkan kritik bahwa buku tersebut tidak menambahkan rujukan sumber sumber kutipan, dan penggunaan kata “insyaf” di dalam buku.

“Kenapa penerjemah (Damshauser) mengambil pilihan kata yang mengembalikan makna religius kembali. Padahal, nilai tersebut kontradiktif dengan Nietzsche sendiri," ujar Ayu.

Damshauser menambahkan bahwa buku tersebut tidak sepenuhnya berisikan aforisme, namun alih alih beberapa kutipan di aforisme kan. “Oleh karena itu mengapa saya mengkreditkan buku ini sebagai aforisme dan kata kata mutiara.”

Menutup pernyataannya, Damshauser berharap bahwa buku ini dapat dibaca dan berpengaruh bagi penikmatnya.

“Jika membaca buku ini, lupakan saja pengarang dan penerjemahnya, namun renungkan secara terbuka dan kritis untuk menemukan pendapat sendiri, untuk menyetujui Nietzsche atau tidak menyetujuinya dan mencari alasan di balik itu.”

Buku Jadilah Diri Sendiri bisa Anda dapatkan dari toko daring atau toko buku. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya