Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Cara Mencegah dan Mengatasi Cedera Usai Olahraga atau Bertanding

Mediaindonesia.com
26/8/2022 08:15
Cara Mencegah dan Mengatasi Cedera Usai Olahraga atau Bertanding
Ilustrasi: terapi untuk memulihkan kondisi tubuh akibat cedera.(dok.ist)

PADA saat seseorang berolahraga maupun bertanding, kemungkinan risiko cedera akan selalu ada. Pemanasan yang tidak baik dapat menyebabkan rentanyan mengalami cedera.

Pada umumnya, cedera olahraga terbagi menjadi dua jenis, yaitu cedera akut (acute) dan repetitif (overused).

Cedera akut adalah cedera yang terjadi saat olahraga berlangsung. “Kuncinya adalah sudden onset dimana terjadi secara tiba-tiba. Misalnya, seseorang yang sedang berlatih, tiba-tiba salah dalam melakukan gerakan sehingga menimbulkan nyeri dan masalah gerak sendi,” kata dr. Ibrahim Agung, Sp.KFR-K dalam laman Youtube RS Medistra.

Sementara cedera overused adalah cedera yang timbul perlahan dan bersifat akumulasi. Keluhan dirasakan sedikit demi sedikit dengan intensitas keluhan yang semakin bertambah.

“Hal yang sering tidak disadari adalah repetitive injury. Cedera tidak terjadi secara tiba -tiba melainkan secara gradual. Lama kelamaan cedera akan menjadi semakin berat seperti bom waktu dan kemudian timbul nyeri,” jelas Ibrahim.

Cara Mengatasi Cedera

Seseorang akan merasa panik jika terjadi cedera sehingga salah dalam penganganan cedera. Lalu bagaimana cara mengatasi cedera?

Menurut Ibrahim jika cedera terjadi, Protection, Rest, Icing, Compression, dan Elevation (PRICE) dapat dilakukan terlebih dahulu sebagai penanganan awal.

“Lakukan PRICE selama 1-2 hari hari. Hal ini untuk mengendalikan bengkak. Penanganan awal secara tepat dapat mencegah injury dikemudian hari dan mengurangi nyeri,” tandasnya.

Protection (Perlindungan)
Dilakukan dengan cara melindungi daerah yang mengalami cedera untuk menghindari cedera menjadi lebih parah.

Rest (Istirahat)
Proses ini bertujuan agar tubuh dapat melakukan proses penyembuhan cedera secara alami tanpa dihalangi oleh gerakan. Penggunaan kruk bertujuan sebagai alat bantu jalan dan pada saat bersamaan mengistirahatkan kaki yang cedera.

Ice (Pemberian Es)
Pemberian es sebaiknya dilakukan sehari dua kali dengan durasi selama 10 menit.

Compression (Menekan)
Metode ini bertujuan untuk mengurangi pembengkakan di area cedera. Hindari kompresi yang terlalu ketat karena akan menghambat aliran darah. Kendurkan kompresi jika kulit di bawah pembungkus berubah warna menjadi warna biru atau terasa dingin.

Elevation (Pengangkatan)

Pada kondisi ini, organ tubuh yang mengalami cedera harus diangkat hingga berada posisi yang lebih tinggi dari jantung. Hal ini berguna untuk mengurangi jumlah aliran darah ke area yang terluka.

“Latihan yang tepat, dosis yang baik, kondisi tubuh yang fit akan mendukung performa dan mencegah cedera. Jangan lupa untuk lakukan warming up, stretching untuk membuat tendon siap digunakan dan cooling down serta minum air yang cukup,” saran dr. Ibrahim.

Nutrigenomik, Gen Risiko Cedera

Setiap orang akan mendapat banyak manfaat olah raga. Namun mereka perlu menghindari diri dari cedera saat berolahraga

Dokter spesialis gizi klinik di RS Medistra, dr Cindiawaty Josito Pudjiadi, MARS, MS, Sp.GK menjelaskan, salah satu yang dapat dipertimbangkan untuk mencegah cedera adalah mengetahui apakah seseorang memiliki gen risiko cedera melalui pemeriksaan nutrigenomik

“Nutrigenomik adalah suatu studi tentang dampak makanan terhadap ekspresi gen. Jadi belum tentu suatu nutrisi akan sesuai jumlahnya untuk semua orang. Selain nutrisi, ada juga sportsgenomik, dimana pemeriksaan ini di RS Medistra, termasuk yang diperiksa juga dalam pemeriksaan Nutrigenomik. Jadi kita perlu lebih berhati-hati  atau perlu pemanasan dan peregangan lebih lama, kalau memiliki gen yang berisiko cedera,” ujar dr Cindy. dalam laman Youtube RS Medistra.  

Selain itu, dr Cindy menambahkan dengan adanya pemeriksaan nutrigenomik, pasien  dapat mengetahui juga, risiko mengalami obesitas dan berapa kalori yang perlu dikurangi untuk menurunkan berat badannya, vitamin dan mineral mana yang perlu dikonsumsi lebih banyak, kebiasaan mengemil, kesukaan terhadap rasa manis, makanan berlemak, olah raga yang sesuai dan lain-lain. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya