Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Tujuh studi yang dilakukan para peneliti di University of Limerick di Irlandia menunjukkan bahwa berjalan kaki selama dua menit setelah makan dapat membantu menurunkan gula darah dan mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2.
Dalam lima dari tujuh penelitian, responden tidak memiliki riwayat pradiabetes atau diabetes tipe 2. Sementara dua penelitian lain mengamati orang dengan diabetes dan tanpa diabetes.
Dikutip dari Healthline, Minggu (14/8), hasil tinjauan menyarankan waktu terbaik untuk berjalan kaki dilakukan 60 menit hingga 90 menit setelah makan. Pada waktu tersebut kadar gula darah biasanya memuncak.
Para peneliti mengatakan bahkan hanya beberapa menit berjalan lambat dengan intensitas ringan sudah cukup untuk membuat penurunan kadar gula darah bagi responden penelitian.
Secara signifikan, berjalan setelah makan dikaitkan dengan kenaikan dan penurunan kadar gula darah secara bertahap daripada duduk atau bahkan berdiri.
Mengomentari studi tersebut, ahli psikologi olahraga Dr. Haley Perlus menjelaskan bahwa berjalan dan berdiri secara positif dapat mempengaruhi metabolisme glukosa.
“Glukosa dilepaskan ke aliran darah setelah makan dan menghasilkan lonjakan kecil kadar gula darah. Sementara lonjakan gula kecil tidak abnormal, menjaga kadar gula sangat penting dalam mengelola diabetes," kata Perlus kepada Healthline.
Otot akan aktif ketika seseorang berjalan dan otot akan menyerap kelebihan glukosa yang ditemukan dalam aliran darah. Aliran darah yang lebih baik sangat penting untuk otot, anggota tubuh, dan organ sehingga menghasilkan sistem vaskular yang lebih sehat, jelas Perlus.
Ia menambahkan bahwa jalan kaki setelah makan malam juga dapat melepaskan serotonin, yang membantu tidur lebih nyenyak, nafsu makan lebih teratur, meningkatkan pola pikir positif, dan meningkatkan daya ingat.
Sementara itu, pelatih atletik bersertifikat Amber Kivett memiliki kekhawatiran tentang keterbatasan studi yang justru bisa menimbulkan masalah bagi orang-orang tertentu, misalnya orang dengan obesitas yang menderita rasa sakit saat berjalan.
Terlepas dari keterbatasan studi, Kivett mengatakan bahwa berjalan setelah makan memiliki banyak manfaat lain yang perlu diketahui.
Manfaat lain, menurut Kivett, mencakup keseimbangan fungsi penyerapan pada usus, mengoptimalkan sistem limfatik, pelepasan "hormon bahagia", hingga mengurangi timbulnya inflamasi dengan menurunkan hormon stres.
"Entah apakah Anda memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, atau Anda seorang individu yang 'sehat' atau atletis, menikmati jalan kaki singkat dengan intensitas ringan setelah makan akan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan," katanya. (Ant/OL-12)
Prediabetes dan obesitas pada remaja bisa memicu kerusakan jantung dini dan sindrom metabolik.
Prediabetes adalah kondisi kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal tetapi belum mencapai ambang diabetes tipe 2. Bila tidak ditangani dengan baik bisa menjadi diabetes tipe 2.
Ada sejumlah makanan yang perlu dihindari untuk prediabetes sehingga dapat mencegah Anda terkena diabetes.
Prediabetes merupakan kondisi ketika kadar gula dalam darah sudah melebihi batas normal, tetapi tidak tinggi seperti pada penderita diabetes tipe 2.
Ada beberapa ramuan herbal yang bisa dikonsumsi untuk menurunkan kadar gula darah. Berikut rinciannya.
Polisi membantah kabar bahwa pejalan kaki dapat ditilang melalui sistem ETLE
SATUAN Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta mengimbau pengusaha restoran untuk bertanggung jawab menyediakan lahan parkir yang memadai bagi pengunjung agar tidak ke trotoar
"Dampak dari aktivitas ini sangat jelas, yaitu mengganggu pejalan kaki, menimbulkan kemacetan lalu lintas serta menyalahgunakan fasilitas umum,"
Pembersihan jalur pedestrian tidak bisa sepenuhnya mengandalkan personel Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
Pada Senin malam, sebuah sedan yang dikemudikan pria berusia 68 tahun menabrak pejalan kaki di pusat kota Seoul, mengakibatkan sembilan orang tewas dan empat terluka.
Akan tetapi penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal (BMJ) meneliti hubungan antara waktu yang dihabiskan untuk berjalan dengan harapan hidup.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved