Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
MASYARAKAT umumnya takut jika memiliki kista pada organ tubuhnya. Padahal, kista tidak selamanya mengerikan. Terdapat kista yang tidak perlu obat ataupun operasi akan sembuh dengan sendirinya, yang disebut kista fisiologis. Namun, ada baiknya tidak menyepelekan kista ini dan segera konsultasikan ke dokter kandungan jika sudah merasakan gejalanya.
Terdapat perbedaan antara tumor dengan kista. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Onkologi I Putu Agus Suarta Sp.OG, (K)-Onk menjelaskan tumor merupakan benjolan yang seharusnya tidak menjadi ada atau abnormal. Tumor dibagi dua jenis yaitu jinak dan ganas. Tumor jinak jika berada di indung telur bisa disebut kista. Jadi kista salah satu bentuk normalnya adalah tumor jinak. Sementara tumor ganas disebut dengan istilah kanker.
Baca juga: Mengenal Hemoglobin, ini akibatnya jika Kekurangannya
"Kista merupakan sebuah kantong yang berisi cairan seperti air, darah, rambut, tulang atau gigi yang menempel di ovarium , namun bisa juga kista menempel di indung telur. Ada kemungkinan seseorang dua kali terkena kista karena wanita memiliki 2 indung telur," kata dr Putu dalam Talkshow daring beberapa waktu lalu.
Seseorang yang terkena kista ovarium sering tidak terdiagnosis atau tidak bergejala sehingga sering disebut silent killer, dan terdeteksinya sering kali tidak disengaja. Namun ketika sudah besar sering terjadi gejala penekanan seperti nyeri di perut kanan bawah. Jika mengalami ini,maka sebaiknya segera cek ke dokter kandungan.
"Selain itu gangguan menstruasi seperti haid berlebihan, atau justru sedikit, disebut ada haid di antara haid. Ada efek penekanan jadi kencingnya sering, sedikit-sedikit, nyeri dan gangguan ke belakang atau buang air besar," ujarnya.
Kista terbagi menjadi dua yakni fisiologis dan patologis. Kista fisiologis atau normal adalah kista diameternya kurang dari 3cm, dindingnya tipis, dan isinya cairan. Putu menyarankan jika ditemukan kista ini tidak perlu diapa-apakan karena dalam 2-3 bulan akan pecah sendiri dan cairannya akan diserap ke dinding perut.
Ada juga kista patologis yang dibagi menjadi 2 jenis yakni kista cokelat dan kista dermoid. Kista cokelat sering ditemukan pada ibu-ibu dengan gejala khas nyeri haid yang luar biasa. Sementara kista dermoid bisa berisi rambut, tulang, gigi, dan cairan, sehingga banyak mengira pasien kista dermoid dianggap disantet.
"Penyebab tergantung dari jenis kista. Kista fisiologis karena sel telur yang seharusnya hari ke-14 terjadi ovulasi dia tidak terjadi, akhirnya mengandung cairan dan tidak pecah itu yang kista normal. Kista cokelat penyebabnya adalah dinding rahim yang kembali menempel di ovarium," ujarnya.
Untuk kista cokelat sangat tergantung pada kadar estrogen, jadi kemungkinan sangat kecil terjadi pada pasien anak atau pasien menopause karena kadar estrogen sudah habis. Jika dihubungkan dengan makanan maka kista cokelat akan sangat terpengaruh pada makanan dengan kadar estrogen tinggi seperti tempe, tahu, sari kedelai, junk food dan lainnya.
"Sementara kista fisiologis tidak ada hubungannya dengan makanan karena ini hanya berhubungan dengan sel telur," tuturnya.
"Selain itu kista juga bsa muncul jika sering mengikuti program hamil, namun hanya kista fungsional. Jadi tidak perlu ditakutkan yang harapannya pada 2-3 bulan akan pecah," pungkasnya. (H-3)
Adapun tema yang diusung dalam peringatan Hari Kanker Ovarium Sedunia tahun ini adalah 'No Woman Left Behind' atau 'Tidak Ada Perempuan yang Tertinggal'.
Menurut data Global Cancer Incidence, Mortality and Prevalence (Globocan), kanker ovarium adalah kanker ketiga tersering pada wanita Indonesia
kanker ovarium gejalanya cenderung samar-samar, mudah terlewatkan, atau disalahartikan sebagai penyakit lain. Wasdapai 10 tanda dan gejala kanker ovarium.
Kanker ovarium adalah jenis kanker yang tumbuh di indung telur dan sering menyerang perempuan setelah menopause. Ini 10 gejala yang perlu diwaspadai.
Tingkat hormon estrogen yang tinggi dapat meningkatkan faktor risiko kanker payudara dan kanker ovarium.
Kanker ovarium memang bisa menyebabkan kematian, terutama jika tidak didiagnosis dan diobati pada tahap awal. Namun, dengan deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan pemantauan yang cermat
ARTIS Korea Selatan, Kang Seo Ha, meninggal dunia di usia 31 tahun karena berjuang melawan kanker lambung yang diketahui sudah stadium 4.
Pendidikan kedokteran bukan hanya tentang meraih gelar akademik, tetapi juga membentuk jati diri sebagai pelayan kesehatan yang berintegritas.
Adapun gejala yang patut diwaspadai meliputi sesak napas, nyeri dada di bagian tengah yang menjalar, serta jantung berdebar secara tidak normal.
Pada EMT ke-2 BSMI untuk Gaza ini, BSMI mengirim pakar stem cell dan penyembuhan luka Prof Dr dr Basuki Supartono SpOT FICS MARS.
Sidang digelar di Ruang Kartika dilakukan secara tertutup sebagai perkara tindak pidana kekerasan seksual.
Rendahnya literasi kesehatan di masyarakat juga menjadi faktor penyebab. Banyak warga tidak memahami siapa saja yang memiliki kewenangan legal untuk memberikan layanan medis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved