Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kista Fisiologis yang Datang dan Pergi

M. Iqbal Al Machmudi
13/8/2022 08:27
Kista Fisiologis yang Datang dan Pergi
Ilustrasi(clevelandclinic.org)

MASYARAKAT umumnya takut jika memiliki kista pada organ tubuhnya. Padahal, kista tidak selamanya mengerikan. Terdapat kista yang tidak perlu obat ataupun operasi akan sembuh dengan sendirinya, yang disebut kista fisiologis. Namun, ada baiknya tidak menyepelekan kista ini dan segera konsultasikan ke dokter kandungan jika sudah merasakan gejalanya.

Terdapat perbedaan antara tumor dengan kista. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Onkologi I Putu Agus Suarta Sp.OG, (K)-Onk menjelaskan tumor merupakan benjolan yang seharusnya tidak menjadi ada atau abnormal. Tumor dibagi dua jenis yaitu jinak dan ganas. Tumor jinak jika berada di indung telur bisa disebut kista. Jadi kista salah satu bentuk normalnya adalah tumor jinak. Sementara tumor ganas disebut dengan istilah kanker.

Baca jugaMengenal Hemoglobin, ini akibatnya jika Kekurangannya

"Kista merupakan sebuah kantong yang berisi cairan seperti air, darah, rambut, tulang atau gigi yang menempel di ovarium , namun bisa juga kista menempel di indung telur. Ada kemungkinan seseorang dua kali terkena kista karena wanita memiliki 2 indung telur," kata dr Putu dalam Talkshow daring beberapa waktu lalu.

Seseorang yang terkena kista ovarium sering tidak terdiagnosis atau tidak bergejala sehingga sering disebut silent killer, dan terdeteksinya sering kali tidak disengaja. Namun ketika sudah besar sering terjadi gejala penekanan seperti nyeri di perut kanan bawah. Jika mengalami ini,maka sebaiknya segera cek ke dokter kandungan.

"Selain itu gangguan menstruasi seperti haid berlebihan, atau justru sedikit, disebut ada haid di antara haid. Ada efek penekanan jadi kencingnya sering, sedikit-sedikit, nyeri dan gangguan ke belakang atau buang air besar," ujarnya.

Kista terbagi menjadi dua yakni fisiologis dan patologis. Kista fisiologis atau normal adalah kista diameternya kurang dari 3cm, dindingnya tipis, dan isinya cairan. Putu menyarankan jika ditemukan kista ini tidak perlu diapa-apakan karena dalam 2-3 bulan akan pecah sendiri dan cairannya akan diserap ke dinding perut.

Ada juga kista patologis yang dibagi menjadi 2 jenis yakni kista cokelat dan kista dermoid. Kista cokelat sering ditemukan pada ibu-ibu dengan gejala khas nyeri haid yang luar biasa. Sementara kista dermoid bisa berisi rambut, tulang, gigi, dan cairan, sehingga banyak mengira pasien kista dermoid dianggap disantet.

"Penyebab tergantung dari jenis kista. Kista fisiologis karena sel telur yang seharusnya hari ke-14 terjadi ovulasi dia tidak terjadi, akhirnya mengandung cairan dan tidak pecah itu yang kista normal. Kista cokelat penyebabnya adalah dinding rahim yang kembali menempel di ovarium," ujarnya.

Untuk kista cokelat sangat tergantung pada kadar estrogen, jadi kemungkinan sangat kecil terjadi pada pasien anak atau pasien menopause karena kadar estrogen sudah habis. Jika dihubungkan dengan makanan maka kista cokelat akan sangat terpengaruh pada makanan dengan kadar estrogen tinggi seperti tempe, tahu, sari kedelai, junk food dan lainnya. 

"Sementara kista fisiologis tidak ada hubungannya dengan makanan karena ini hanya berhubungan dengan sel telur," tuturnya.
"Selain itu kista juga bsa muncul jika sering mengikuti program hamil, namun hanya kista fungsional. Jadi tidak perlu ditakutkan yang harapannya pada 2-3 bulan akan pecah," pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya