Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ekspedisi Sungai Batanghari, Majukan Budaya dan Jaga Ekosistem DAS

Faustinus Nua
13/7/2022 08:57
Ekspedisi Sungai Batanghari, Majukan Budaya dan Jaga Ekosistem DAS
Perwakilan peserta kegiatan Ekspedisi Sungai Batanghari berlangsung pada 11 - 22 Juli 2022.(Dok.Kemendikbud-Ristek)

DIREKTORAT Jenderal (Ditjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) menyelenggarakan kegiatan Ekspedisi Sungai Batanghari yang merupakan bagian rangkaian kegiatan Kenduri Swarnabhumi. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya bersama untuk memajukan kebudayaan, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keterhubunganan antara sungai dan peradaban, serta menjaga ekosistem sungai di daerah aliran sungai (DAS) Batanghari.

“Melalui Kenduri Swarnabhumi, Kemendikbud-Ristek bersama masyarakat dan pemerintah daerah berupaya untuk menggerakkan kesadaran harmoni sungai dan peradaban yang semakin penting untuk dirawat dengan kearifan berbasis budaya,” tutur Direktur Perfilman Musik dan Media, Ditjen Kebudayaan, Ahmad Mahendra, Selasa (12/7).

Baca jugaEpidemiolog: Disiplin Prokes Penting untuk Hadapi Varian Covid-19

Baca juga: WHO Peringatkan Pandemi Covid-19 belum akan Berakhir

Kegiatan Ekspedisi Sungai Batanghari berlangsung pada 11 - 22 Juli 2022. Peserta dilepas oleh Direktur Ahmad Mahendra bersama Bupati Dharmasraya di titik awal Ekspedisi Sungai Batanghari pada Selasa (12/7), tepatnya di Jembatan Sungai Dareh, Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat.

Ekspedisi Sungai Batanghari ini akan diisi dengan berbagai aktivitas praktek ekskavasi, penampilan ekspresi budaya oleh masyarakat yang disinggahi, dan diskusi budaya. Hasil ekspedisi ini nantinya akan menjadi topik pembahasan Seminar Nasional pada 21 Juli 2022 mendatang yang mengusung tema 'Batanghari: Dulu, Kini, dan Nanti' yang juga menjadi bagian kegiatan Kenduri Swarnabhumi.

'Menyusur Sungai, Merekat Ketersambungan Warisan Budaya Indonesia' menjadi tema Ekspedisi Sungai Batanghari yang diikuti oleh 50 orang peserta ini. Mereka terdiri atas peneliti, akademisi, mahasiswa, dan komunitas budaya dari beberapa wilayah di Indonesia dan komunitas di sepanjang Sungai Batanghari. Dimulai dari hulu Sungai Batanghari yang terletak di kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat dan berakhir di hilir sungai di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi.

Direktur Pelindungan Kebudayaan, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti menyampaikan bahwa Ekspedisi Sungai Batanghari juga merupakan salah satu upaya pelibatan dan transfer pengetahuan kepada generasi muda. Ini untuk melihat lebih jauh potensi berbagai tinggalan objek yang diduga cagar budaya dengan melakukan pendataan, inventarisasi, pemetaan ekosistem, serta pemantauan dan evaluasi pelindungan cagar budaya sebagai objek pemajuan kebudayaan.

“Kita harus memandang lingkungan tempat keberadaan warisan budaya beserta masyarakat pendukungnya sebagai satu kesatuan ekosistem yang hidup dan saling mempengaruhi serta memberi dampak manfaat untuk jangka panjang,” jelasnya.

Baca juga: Update 12 Juli: 3 Ribu Orang Disuntik Vaksin Dosis Kedua

Turut serta dalam pelepasan Ekspedisi Sungai Batanghari hari ini, Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengapresiasi dan mendukung kegiatan ekspedisi ini sebab menjadi komitmen bersama dalam melestarikan kebudayaan.

“Sungai Batanghari menjadi urat nadi bagi masyarakat di sekitar sungai dari masa lalu hingga saat ini. Di sungai inilah terjadi hubungan ekonomi, perdagangan, dan menjadi jalur transporrtasi utama. Peninggalan masa lalu bis akita lihat Bersama disepanjang aliran Sungai Batanghari,” pungkasnya.

Sutan Riska berharap kegiatan ini memberikan manfaat bagi generasi muda berupa transfer pengetahuan. Diharapkan juga bisa memberikan masukan terhadap perumusan kebijakan dalam upaya pelestarian warisan budaya.

Salah satu peserta Ekspedisi Sungai Batanghari, Mahasiswa Arkeologi, Universitas Jambi, Rofif Fadhulrahman menyampaikan antusiasnya mengikuti kegiatan ini. “Saya tertarik mengikuti kegiatan ekspedisi ini karena saya ingin menambah wawasan dan pengalaman saya dengan cagar budaya yang ada di sepanjang Sungai Batanghari, apalagi kegiatan ini sesuai dengan pengetahuan dan minat saya sebagai calon arkeolog di masa depan,” tuturnya.

Kenduri Swarnabhumi merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan menghubungkan kembali masyarakat dengan peradaban sungai. Kenduri Swarnabhumi diselenggarakan pada Mei - September 2022 oleh Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud-Ristek bekerja sama dengan berbagai pemda terkait. Adapun Pemda yang terlibat seperti pemda Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat; Kabupaten Bungo, Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh, Kabupaten Merangin, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Batanghari, Kota Jambi, Kabupaten Muara Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan Provinsi Jambi. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya