SPESIALIS Paru dan Anggota Tim dokter Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekah Andy Siregar mewanti-wanti jemaah haji soal potensi penyakit setelah puncak haji. Cuaca ekstrem menjadi salah satu penyebabnya.
“Biasanya tren penyakit paru mulai meningkat setelah Armuzna,” kata Andy Siregar dalam keterangan tertulis, Selasa (5/7).
Andy mengatakan kondisi cuaca serta kelelahan fisik menjadi faktor terjadinya peningkatan kasus di saluran pernapasan. Hal itu diperparah dengan berbagai droplet jemaah haji dari berbagai belahan dunia saat proses puncak haji.
“Kedisiplinan memakai masker harus terus dilakukan dan mengencangkan protokol kesehatan,” papar dia.
Baca juga: Gelombang Terakhir Kedatangan Jemaah Haji Indonesia di Arab Saudi
Senada, spesialis paru lainnya, Andi Yanti, menyebut masker berfungsi menyaring berbagai bakteri, virus, hingga jamur ke saluran pernapasan. Sehingga masker tidak hanya melindungi dari covid-19 namun juga penyakit lainnya.
“Masker harus dipakai dengan benar dan sama sekali tidak boleh dibasahi karena akan menghilangkan efektivitas masker,” tutur dia.
Masker yang kadung basah atau terkena cairan harus langsung diganti. Supaya jemaah haji tetap terlindungi.(OL-5)